Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan dalam kehidupan wanita seiring bertambahnya usia adalah hal yang alami dan tak terhindarkan. Salah satu perubahan besar yang terjadi adalah transisi dari masa reproduktif ke masa non-reproduktif, yang dikenal sebagai menopause.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui tiga fase yang berbeda, yakni perimenopause, menopause, dan postmenopause. Masing-masing fase ini memiliki ciri khas tersendiri yang dapat memengaruhi tubuh dan kehidupan sehari-hari wanita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memahami setiap fase ini penting untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang terjadi serta mengelola gejala yang mungkin muncul.
Perimenopause
Perimenopause adalah fase awal dari transisi menopause yang biasanya terjadi pada usia akhir 30-an hingga 40-an. Selama periode ini, kadar hormon reproduksi estrogen dan progesteron mengalami fluktuasi yang signifikan.
Hal ini menyebabkan berbagai gejala seperti hot flashes, kecemasan perimenopause, dan gangguan tidur. Menurut Mayo Clinic, perimenopause dapat berlangsung antara tiga hingga tujuh tahun sebelum menopause dimulai, bahkan ada juga yang terjadi sepuluh tahun sebelumnya.
Selama fase ini, menstruasi bisa menjadi tidak teratur dan gejala lain juga mungkin muncul. Meski kadar estrogen menurun, kemungkinan untuk hamil masih ada pada tahap akhir perimenopause.
Menopause
Menopause resmi dimulai ketika ovarium berhenti memproduksi estrogen dan telur tidak lagi dilepaskan, yang mengakibatkan berhentinya menstruasi. Diagnosis menopause dilakukan setelah seseorang tidak mengalami menstruasi selama satu tahun penuh.
Menopause biasanya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun, meskipun ada kasus menopause dini yang dapat terjadi lebih awal. Faktor-faktor yang dapat mempercepat menopause termasuk riwayat keluarga, kebiasaan merokok, serta kondisi medis tertentu seperti hysterectomy atau perawatan kanker.
Selama menopause, gejala yang sering terjadi termasuk perubahan libido, vagina kering, dan perubahan emosi seperti depresi dan kecemasan.
Postmenopause
Dikutip dari My Cleveland Clinic, postmenopause adalah fase akhir dari transisi menopause yang dimulai 12 bulan setelah periode menstruasi terakhir dan berlangsung hingga akhir hayat. Pada tahap ini, kadar hormon estrogen dan progesteron sangat rendah, dan menstruasi tidak lagi terjadi.
Meskipun beberapa wanita mungkin mengalami gejala yang lebih ringan atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali, risiko kesehatan seperti osteoporosis dan penyakit jantung meningkat pada fase postmenopause.
Di fase ini, perubahan hormon mungkin masih dirasakan, namun tidak lagi mengganggu siklus menstruasi. Penegasan bahwa seseorang telah memasuki postmenopause dapat dilakukan melalui evaluasi gejala serta pengujian kadar hormon jika diperlukan.
Melalui pemahaman mengenai ketiga fase ini, wanita dapat lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka serta mengelola gejala yang mungkin timbul dengan lebih baik.
Pilihan editor: Mengenal Perimenopause Salah Satu Fase Perubahan pada Wanita