Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Siapa Pemodal Bisnis Startup Gibran dan Kaesang Pangarep

Startup milik Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka banjir suntikan modal ventura. Ada tangan penasihat presiden.

8 September 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sejumlah startup milik Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep mendapat kucuran modal besar.

  • Alpha JWC Ventures dan GK Plug and Play Indonesia banyak mendanai startup Gibran dan Kaesang.

  • Investasi ke startup anak-anak Jokowi pernah dilaporkan ke KPK dengan tuduhan gratifikasi.

RANS Nusantara Hebat di kawasan BSD City, Cijantra, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, tampak sepi pada Rabu malam, 4 September 2024. Bangku-bangku di kompleks pusat kuliner seluas 2 hektare ini kosong. Hanya area dekat panggung musik yang agak ramai. Di sana ada gerai Sang Pisang dan Yang Ayam, perusahaan makanan milik putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di salah satu sudut terlihat Jessika, petugas gerai Sang Pisang, sedang duduk termenung menunggu pembeli. “Kalau weekday sepi, weekend ramai,” kata perempuan berseragam kaus bergambar pisang dikupas di dada kiri itu kepada Tempo. Namun, Jessika menambahkan, banyak konsumen yang memesan penganan berbahan baku pisang yang ia jajakan di gerai itu melalui aplikasi pengantaran makanan online

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara gerai Sang Pisang berada di area belakang Rans Nusantara Hebat—hasil kongsi Kaesang dengan artis Raffi Ahmad—di pintu masuknya terdapat kios Yang Ayam. Gerai penjualan aneka menu berbahan ayam itu tampak sepi pembeli. Penjaga gerai Yang Ayam, Dian, juga mengatakan penjualan ramai pada akhir pekan. 

Sang Pisang dan Yang Ayam berada di bawah naungan GK Hebat atau PT Harapan Bangsa Kita yang didirikan Kaesang bersama abangnya, Gibran Rakabuming Raka. GK Hebat juga menaungi beberapa perusahaan rintisan atau startup lain seperti Ternakopi, Siap Mas, Lets Toast, dan Enigma Camp. GK Hebat berdiri pada 2015, bertepatan dengan satu tahun pertama Jokowi menjabat presiden.

Suasana Rans Nusantara Hebat, pusat kuliner kolaborasi Raffi Ahmad dan Founder Hebat Kaesang Pangarep di BSD City, Tangerang Banten Rabu, 4 September 2024. TEMPO/AYU CIPTA

Layaknya startup, GK Hebat mendapat suntikan dana dari investor, termasuk perusahaan modal ventura. Salah satu yang paling rajin menyuntikkan dana adalah Alpha JWC Ventures yang didirikan Willing Ongkowidjaja, Chandra Tjan, dan Jefrey Joe. 

Pada 3 September 2019, Alpha JWC Ventures mengucurkan pendanaan US$ 5 juta atau sekitar Rp 71 miliar kepada Goola, startup penjual minuman lokal. Goola didirikan pada 2018 oleh Gibran bersama pengusaha Kevin Susanto dan Benz Budiman. “Kami adalah mitra yang tepat untuk mengembangkan usaha mereka dan membawa mereka ke tingkat berikutnya,” ucap salah satu pendiri yang juga General Partner Alpha JWC Ventures, Jefrey Joe, dikutip dari situs resmi perusahaan, saat itu. 

Setahun berikutnya, Alpha JWC Ventures kembali mengucurkan pendanaan untuk Mangkokku, startup kuliner yang didirikan Gibran dan Kaesang bersama Randy Kartadinata dan koki selebritas Arnold Poernomo. Nilai pendanaannya US$ 2 juta atau sekitar Rp 30 miliar. Suntikan modal berlanjut pada 8 Juni 2022, ketika Alpha JWC Ventures bersama Emtek dan Cakra Ventures mengumumkan pendanaan seri A sebesar US$ 7 juta atau sekitar Rp 107 miliar untuk Mangkokku. 

Suntikan dana bertubi-tubi ke perusahaan milik Gibran dan Kaesang itu memicu kecurigaan Ubedilah Badrun, aktivis gerakan Reformasi 1998. Ubedilah, yang kini menjadi pengajar di Universitas Negeri Jakarta, melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada 10 Januari 2022. Dia menyampaikan bukti awal dugaan relasi bisnis yang berpotensi menjurus pada perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme, juga pencucian uang.

Kepada Tempo, Kamis, 5 September 2024, Ubedilah menyatakan suntikan modal dengan nilai fantastis beberapa kali kepada perusahaan baru layak dipertanyakan. “Dari mana kalau bukan karena anak presiden,” ujarnya. Pada akhir Agustus 2024, Ubedilah kembali menyambangi kantor KPK untuk mengingatkan lembaga antirasuah itu akan laporannya. Pada Agustus 2023, dia pernah mengunjungi kantor KPK lagi untuk menyampaikan data dan informasi tambahan.

Kuasa hukum Chandra Tjan dan Alpha JWC Ventures, Juniver Girsang & Partners, pernah menjawab tudingan Ubedilah secara tertulis kepada Tempo beberapa waktu lalu. Mereka menyatakan investasi Alpha JWC sebesar US$ 5 juta di Goola pada 2019 dilakukan murni atas pertimbangan bisnis. Investasi ini berawal dari perkenalan Alpha JWC dengan Benz Budiman—salah satu pendiri Goola yang saat itu sedang menghimpun dana investasi. 

Demikian pula investasi Alpha JWC di Mangkokku pada 2020 yang disebut murni didasari pertimbangan bisnis. Investasi itu diawali pertemuan manajemen Alpha JWC dengan Randy Kartadinata, pengusaha kuliner yang berpengalaman di Indonesia dan Australia. Randy bersama Chef Arnold—panggilan Arnold Poernomo—dibantu Kaesang dan Gibran membangun Mangkokku dengan konsep menu “rice bowl”.  

Hingga awal September 2024, logo Mangkokku masih terpasang di portofolio Alpha JWC Ventures bersama sejumlah startup lain. Adapun logo Goola sudah tak ada.

•••

IBARAT magnet, perusahaan rintisan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep kuat menarik investor. Bukan hanya Alpha JWC Ventures, pada April 2019, salah satu perusahaan Kaesang, Ternakopi, masuk program akselerasi startup angkatan keempat GK Plug and Play Indonesia. Dalam program ini, startup binaan GK Plug and Play akan mendapat fasilitas, antara lain akses ke pemodal ventura.  

GK Plug and Play Indonesia adalah perusahaan patungan antara Plug and Play dan Gan Kapital, perusahaan investasi milik mantan petinggi Sinar Mas Group, Gandi Sulistiyanto Soeherman. Gan Kapital diurus oleh dua putra Gandi, Anthony Pradiptya dan Edwin Prasetya. Pada 2021, Gandi ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan. Pada 2023, dia juga menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden. 

GK Plug and Play terbentuk setelah Gandi mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke kantor Plug and Play, perusahaan akselerator startup yang berpusat di Silicon Valley, California, Amerika Serikat, pada pertengahan Februari 2016. Saat itu Jokowi, yang bermimpi membangun 1.000 startup lokal, meminta Plug and Play berinvestasi di Indonesia. 

Sembilan bulan kemudian, Chief Executive Officer Plug and Play Saeed Amidi bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Jokowi saat itu meminta Plug and Play menggandeng mitra lokal saat berinvestasi di Indonesia. Setelah itu, “Kami membuat joint venture sebagai akselerator startup,” kata Gandi kepada Tempo pada 30 Juni 2023. Posisi Direktur Utama Plug and Play Indonesia diduduki Wesley Harjono, menantu Gandi. 

Kelindan bisnis GK Plug and Play dengan usaha putra Jokowi terlihat dalam komposisi pemegang saham GK Hebat. Di perusahaan itu, Anthony Pradiptya menjabat direktur dan Kaesang menjadi komisaris. Saham GK Hebat dimiliki PT Gan Kapital (0,03 persen), PT Wadah Masa Depan (50,15 persen), PT Siap Selalu Mas (47,01 persen), dan PT Gema Wahana Jaya (2,80 persen). Adapun Anthony hanya memegang satu unit saham. 

Siap Selalu Mas adalah perusahaan milik Gibran dengan porsi saham 52 persen dan Kaesang 48 persen. Dalam akta perusahaan, tercatat modal disetor Rp 50 juta. Gibran menduduki kursi komisaris, sementara Kaesang menjadi direktur. 

Adapun saham Wadah Masa Depan dimiliki PT Sinergi Optima Solusindo (Gan Kapital) sebanyak 50 persen. Sisanya dipegang Gibran dan Kaesang masing-masing 25 persen. Di perusahaan ini, Gibran didapuk sebagai komisaris utama dan Kaesang menjabat direktur. Sedangkan Anthony Pradiptya menjadi direktur utama dan Wesley Harjono menjabat komisaris. 

Gandi tak memberi jawaban ketika dimintai tanggapan tentang hal ini. Namun, kepada Tempo pada 30 Juni 2023, dia membantah jika disebut banyak terlibat dalam pengelolaan bisnis anak-anaknya dan Kaesang. “Setelah berdiri, saya tidak ikut campur lagi.”

Ihwal aliran dana untuk startup, Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan ada sejumlah pertimbangan ketika perusahaan modal ventura akan menanamkan modal. Di antaranya ukuran pasar, model bisnis, persaingan, regulasi, dan profil pendiri serta tim manajemen. Namun dia menolak berkomentar tentang suntikan modal perusahaan dana ventura ke startup Gibran dan Kaesang. 

Adapun Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menilai ada pelanggaran etika dalam kerja sama bisnis yang melibatkan anak presiden. Dampaknya, dia menjelaskan, persaingan usaha menjadi tidak sehat karena ada satu pemain yang dekat dengan penguasa. “Model niretika semacam ini dapat merusak tatanan, apalagi dengan adanya gratifikasi terselubung,” tuturnya pada Rabu, 4 September 2024. Menurut Bhima, hal semacam ini bisa menimbulkan preseden buruk bagi kemudahan berbisnis dan kompetisi usaha. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Ayu Cipta di Tangerang berkontribusi pada penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Startup Magnet Modal Ventura"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus