Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesepak bola Timnas Putri Indonesia Zahra Muzdalifah menggiring bola dalam pemusatan latihan di Stadion Madya, kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin 3 Januari 2022. Zahra Muzdalifah merupakan kapten Timnas Putri Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perempuan kelahiran Jakarta, 4 April 2001, Zahra Muzdalifah mengakui dirinya tumbuh sebagai anak yang tomboi dan tidak bisa diam ketika masih kanak-kanak. Itu membuat orang tuanya risih karena dia terus berlarian di rumah. Saat itu, Zahra dan keluarganya tinggal di Kabupaten Tengerang, Banten. Foto/Instagram
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zahra Muzdalifah memulai karirnya sejak 10 tahun dengan bergabung ke Sekolah Sepak Bola (SSB) di Madania khusus untuk perempuan. Namun, karena tidak berkembang, dia dipindahkan ke SSB Patriot Merah Putih yang semua muridnya laki-laki. Foto/Instagram
Setelah bergabung dengan SSB Patriot Merah Putih, Zahra Muzdalifah pindah lagi ke ASIOP Apacinti dan bisa berkembang dengan baik. Dia selalu terpilih dalam tim inti di setiap turnamen yang diikuti. Foto/Instagram
Zahra Muzdalifah juga penah bermain untuk tim Ngapak FC dan Jakarta 69 sebelum bergabung dengan tim putri Persija Jakarta. Di tim sepak bola Macan Kemayoran, dia menjadi kapten tim. Foto/Instagram
Penampilannya yang apik bersama Persija Putri, membuat Zahra Muzdalifah mendaptkan panggilan masuk ke timnas sepak bola putri Indonesia di Asian Games 2018. Sejak saat itu, dia dipercaya mengenakan ban kapten. Foto/Instagram
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini