Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota Semarang kini menjadi kota metropolitan yang menjadi titik temu atau hub dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Tengah. Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, berharap, ketika Indonesia berusia 100 tahun pada 2045, Kota Semarang sudah berada di level megaregion.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Megaregion ini berarti tersedia konektivitas yang maju dan berkelanjutan pada infrastruktur, lingkungan hidup, ekonomi, tata kota dengan daerah lain di Jawa Tengah,” kata Hevearita atau yang biasa disapa Mbak Ita, ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peningkatan level Kota Semarang menjadi megaregion turut mendukung Visi Indonesia Emas 2045, yakni mewujudkan Indonesia sebagai Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan.
Sebab, ketika Indonesia sudah mencapai usia seratus tahun atau satu abad, maka Indonesia sudah menjadi negara maju dan berpengaruh di kancah dunia. Dan dua pilar pembangunan dalam pencapaian Visi Indonesia 2045 adalah pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pemerataan pembangunan. Dalam menerjemahkan pilar tersebut, maka dibutuhkan peran serta pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat. Jika pemerintah pusat merancang kebijakan dan peraturan secara makro, pemerintah daerah sebagai eksekutor dan menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
Mbak Ita mencontohkan, pemerintah pusat membuat peta jalan Indonesia Emas 2045, salah satunya melalui penanganan stunting. “Kami di daerah sebagai pelaksana
menyiapkan inovasi dan berkolaborasi untuk mengurangi prevalensi stunting,” ujarnya. Caranya, melalui Rumah Pelita sebagai rumah penanganan stunting dan program San Piisan, singkatan dari Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang.
Dalam menggali potensi dan membangun Kota Semarang, Mbak Ita menerapkan tiga strategi, yakni bergerak bersama atau kolaborasi, memanfaatkan teknologi informasi, dan kompetisi. Dalam membangun kolaborasi, Pemerintah Kota Semarang menggandeng pengusaha, pewarta, akademikus, dan masyarakat untuk melahirkan program yang inovatif. Bentuk konkretnya adalah lahir 270 Kampung Tematik yang menyesuaian dengan potensi wilayah masing- masing.
Dalam menerapkan strategi teknologi informasi, Pemerintah Kota Semarang membuka komunikasi dengan masyarakat melalui pesan singkat atau sms dan media sosial, seperti Twitter, Instagram, dan lainnya. “Cara ini efektif untuk menampung aspirasi dan usulan pembangunan dari masyarakat,” ujar Mbak Ita.
Strategi pembangunan melalui kompetisi juga penting karena akan memantik semangat untuk melakukan yang terbaik. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Semarang membuat Lomba Kampung Siaga Candi Hebat yang berlangsung saat pandemi Covid-19, Lomba Lurah Hebat, Lomba Kampung Hebat, Kampung Urban Farming, Kampung Proklim, dan sebagainya.