Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga bulan silam, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan penuh keyakinan menyampaikan Indonesia bakal menjadi negara maju di 2045. "Saya optimistis bisa. Pada 2045, saya sudah lansia, tapi generasi muda di zaman sekarang akan menikmati Indonesia emas itu," ujarnya seperti dimuat Tempo.co, Kamis, 15 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menuturkan, ada tiga syarat Indonesia menjadi negara maju 2045. Pertama, sumber daya manusia yang kompetitif, cerdas dan tangguh. Syarat kedua, stabilitas pertumbuhan ekonomi terjaga, dan syarat ketiga adalah kondusivitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga syarat ini berupaya diwujudkan pasangan RINDU (Ridwan Kamil dan wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum) sejak memimpin pada 2018 silam. Selama lima tahun membangun Jabar, pasangan ini telah melahirkan 39 program unggulan yang dijabarkan ke dalam 181 subprogram. Seluruh program tersebut berujung pada tiga capaian utama yakni memupus kesenjangan, menciptakan kesetaraan, dan mewujudkan kesejahteraan warga.
Pada hakikatnya, tiga capaian tersebut diraih melalui implementasi 5 misi yang diusung RINDU. Misi pertama adalah Menghadirkan Manusia Jawa Barat yang Beriman, Bertaqwa, serta Mendorong Peran Tempat Ibadah sebagai Sentra Keilmuan dan Interaksi Sosial.
Pemdaprov Jabar menjabarkannya melalui keberpihakan pada pesantren. Pasalnya, jumlah pesantren di provinsi ini 8.728 pesantren atau 31,8 persen dari total di Indonesia (25.938 pesantren).
Untuk meningkatkan kesejahteraan, RINDU meluncurkan Perda Provinsi Jabar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren. Perda ini memuat tiga kewajiban pemerintah terhadap pesantren, yakni pemberdayaan, penyuluhan serta pembiayaan.
Kebermanfaatan program untuk pesantren dan umat juga diperkuat lewat One Pesantren One Product (OPOP). Fungsinya untuk mendorong pesantren mempunyai usaha yang mandiri dan berkelanjutan.
Dari 2018-2023, jumlah pesantren di Jabar yang sukses mengikuti Program OPOP mencapai 5.018 pesantren. Kebermanfaatan program ini bisa menjadi lebih luas jika dihitung dari jumlah santri yang mendapatkan ilmu kewirausahaan dari pesantren peserta OPOP.
Program Jabar Juara Lahir Batin juga memberikan porsi besar pada penguatan syiar agama lewat SADESHA (Satu Desa Satu Hafiz), English for Ulama, hingga Magrib Mengaji lewat capaian yang terukur dan nyata.
Setelah pesantren, kepemimpinan RINDU selanjutnya adalah mendudukan desa sebagai prioritas utama pembangunan. Hal ini merupakan implementasi tiga misi RINDU dari total lima misi.
Pertama merupakan misi kedua RINDU: Melahirkan manusia Jawa Barat yang Bahagia, Berkualitas, dan Produktif. Kemudian misi keempat: Membangun infrastruktur wilayah/desa dan kota di Jawa Barat yang mampu mempercepat pertumbuhan dan ekonomi, serta meningkatkan konektivitas baik antarkota/kabupaten di Jawa Barat maupun Jawa Barat dengan provinsi lainnya di Indonesia.
Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum memberi perhatian besar pada kesejahteraan pesantren dan desa.
Terakhir, misi kelima: Mendorong Daya Saing Ekonomi yang berkelanjutan di Desa dan Kota dan Ekonomi Umat dalam rangka menghadirkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Jawa Barat.
Jumlah penduduk Jabar saat ini mendekati 50 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36,2 juta jiwa tersebar di 5.312 desa. Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi masih tinggi di wilayah pedesaan.
Namun, selama 5 tahun kepemimpinan RINDU, program Jabar Juara berhasil mencetak sejarah. Dari hasil penilaian Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, kondisi strata desa di Jabar saat ini sebanyak 1.671 desa berkembang, 2.511 desa maju, dan 1.130 desa mandiri. Kepemimpinan RINDU juga berhasil memerdekakan 957 desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi 0, sehingga mendapat apresiasi dari kementerian tersebut.
Salah satu program Jabar Juara yang mengakselerasi kemajuan desa adalah Program Patriot Desa. Program ini mampu meningkatkan Indeks Desa Membangun [IDM] setiap tahun. Selanjutnya, program BUMDes Juara [One Village One Product] melahirkan 2.400 lebih CEO BUMDES.
Sedangkan di sektor ketahanan pangan dan regenerasi petani di pedesaan, RINDU melahirkan Petani Milenial. Upaya mendorong anak muda kembali ke desa namun meraih pendapatan setara kota lewat program ini disambut antusiasme luar biasa. Hingga awal 2023 jumlah Petani Milenial terdaftar sebanyak 29.790 peserta.
Pada 2022 sebanyak 1.249 peserta telah mengikuti inaugurasi di Kampus IPB, Bogor. Kemudian 2.000 peserta mengikuti inaugurasi di Kampus Unpad, Dipati Ukur, Bandung, pada 25 Mei 2023.
Pada 2022, Pemda Provinsi Jabar menerima penghargaan sebagai Tim Pengendali Inflasi Darah (TPID) Provinsi Terbaik Wilayah Jawa-Bali melalui Program Petani Milenial. TPID Award ini merupakan apresiasi pada daerah-daerah yang berhasil mengendalikan inflasi melalui inovasi.
Misi RINDU yang tak kalah penting adalah Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, keuangan daerah yang sehat, dan inovasi pembiayaan pembangunan untuk mendorong pembangunan Jawa Barat.
Inovasi melalui transformasi digital ini dijalankan di desa-desa. Salah satunya melalui Jabar Super Apps SAPAWARGA yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, layanan serta menyampaikan aspirasi. Aplikasi ini sukses membantu proses penanganan bansos Covid-19, perapihan data penerima bantuan korban Gempa Cianjur. SAPAWARGA juga berkontribusi mengatasi krisis kelangkaan minyak goreng lewat layanan PEMIRSA BUDIMAN.
Adapun terkait reformasi birokrasi, kepemimpinan RINDU menerapkan Sistem Merit dalam manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Kinerja ASN dilihat berdasarkan kemampuan atau prestasinya. Jabar merupakan provinsi terbaik dan termaju dalam bidang meritokrasi di seluruh Indonesia.
Jabar juga menerapkan manajemen talenta ASN ini dengan membuat aplikasi SIM Jawara (Sistem Informasi Manajemen Talenta Jawa Barat Juara), yang merupakan sistem untuk menilai ASN dari sisi kinerja dan potensi.
Selain menghasilkan sejumlah penghargaan seperti Anugerah Meritokrasi dengan Kategori Sangat Baik dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), juara terbaik pertama dalam ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2022 lewat inovasi Sim Jawara (Sistem Informasi Manajemen Talenta Jawa Barat Juara), manajemen talenta ASN di Jabar juga dijadikan pilot project oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam penerapan manajemen talenta nasional.
RINDU tentu saja tidak melupakan pembangunan infrastruktur dan investasi. Sejumlah capaian yang didapat antara lain, Pebuhan Patimban, Subang, hingga Tol Cileunyi Sumedang Dawuan, Tahap akhir Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, serta aktivasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai bandara embarkasi haji 2023.
Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum memberi perhatian besar pada kesejahteraan pesantren dan desa.
Sedangkan di sektor investasi demi menggenjot pembangunan, RINDU menerapkan skema skema pro aktif. Langsung menemui investor di luar negeri hingga menggelar agenda rutin West Java Investment Summit [WJIS] bersama Bank Indonesia.
Terbukti sejak 2020, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jabar tercatat 4 persen, jauh lebih baik dibandingkan dengan angka nasional 6,8 persen. Hal ini didukung oleh ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang relatif lebih baik dibandingkan berbagai provinsi lain di Indonesia.
Menjadikan investasi sebagai salah satu strategi mendorong pertumbuhan ekonomi pada akhirnya melahirkan capaian positif. Data mencatat kinerja dan capaian ekonomi Jawa Barat di masa kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menunjukan peningkatan.
Pada 2022, Jawa Barat mampu lepas dari tekanan, dimana laju pertumbuhan ekonomi (LPE) masih bisa mencapai 5,45 persen year-on-year (yoy). Bahkan, LPE 2022 nyaris mendekati LPE Jawa Barat di masa awal kepemimpinannya 2018 lalu di angka 5,65 persen dan melampaui LPE 2019 di angka 5,02 persen.