Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Siapa Felix Viktor Iberle, Perenang Indonesia yang Meraih Emas di Israel

Felix Viktor Iberle menjadi juara dunia renang Israel. Target berikutnya Olimpiade Paris 2024 dan Olimpiade Los Angeles 2028.

1 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Perenang 18 tahun, Felix Viktor Iberle, meraih medali emas di Kejuaraan Renang Junior Akuatik Dunia 2023 di Netaya, Israel.

  • Felix menjadi atlet Indonesia pertama yang menjadi juara dunia renang.

  • Mundur dari Asian Games 2022 karena sakit, Felix kini berfokus pada Olimpiade Paris 2024 dan Los Angeles 2028.

BERADA di lintasan keempat, Felix Viktor Iberle menjadi yang pertama menyentuh dinding finis kolam renang Institut Wingate milik Pusat Pendidikan Fisik dan Olahraga Nasional di Netaya, Israel. Perenang 18 tahun itu mencatatkan waktu 27,39 detik. Ia pun merebut medali emas nomor 50 meter gaya dada putra di Kejuaraan Renang Junior Akuatik Dunia 2023. Di babak final yang berlangsung pada Sabtu, 9 September lalu, tersebut, Felix mengalahkan perenang Denmark, Jonas Gaur, dan atlet Amerika Serikat, Watson Nguyen.

Felix menjadi perenang Indonesia pertama yang sukses meraih gelar juara dunia. Prestasi terbaik Indonesia sepanjang keikutsertaan di Kejuaraan Dunia Renang, baik di level senior maupun junior, adalah lolos ke semifinal melalui I Gede Siman Sudartawa. Siman berlomba di nomor 50 meter gaya punggung Kejuaraan Renang Dunia (senior) 2017 di Budapest, Hungaria. Kala itu Siman mencetak rekor nasional dengan catatan waktu 25,04 detik. Namun dia hanya menduduki urutan ke-15 dari 16 perenang saat finis.

Kegemilangan Felix telah tampak di babak kualifikasi. Ia memasuki babak final setelah menjadi yang tercepat di semifinal dengan catatan waktu 27,15 detik. Bahkan di babak penyisihan perenang berdarah Jerman-Indonesia ini berhasil mencatatkan waktu 26,98 detik. Catatan waktu itu hanya terpaut 0,01 detik dari rekor dunia junior nomor 50 meter gaya dada putra yang diciptakan Nicolò Martinenghi pada April 2017 di Kejuaraan Nasional Italia.

Walaupun belum mematahkan rekor Martinenghi, catatan waktu Felix itu dinobatkan sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Sebelum meraih medali emas di Kejuaraan Renang Junior Akuatik Dunia 2023, pria yang lahir di Bali pada 4 Februari 2005 ini menyumbangkan medali emas di nomor 50 meter gaya dada putra SEA Games Kamboja 2023. Ketika itu Felix berhasil mencatatkan waktu 27,56 detik.

Sebelum bergabung dan menorehkan prestasi dengan tim nasional Indonesia, perenang berayah Jerman dan beribu asli Pontianak ini tinggal dan menjalani latihan bersama ayahnya, Frank Tcrsten Iberle, di Malaysia. Beberapa pekan sebelum SEA Games 2023, ayahnya menghubungi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) untuk menyatakan minat Felix bergabung dengan kontingen Indonesia.

PRSI (kini berganti nama menjadi Akuatik Indonesia) pun menerima Felix, yang telah masuk daftar peringkat terbaik di Federasi Renang Internasional (FINA). Sejak 12 Desember 2022, FINA berganti nama menjadi World Aquatics. Berdasarkan data World Aquatics, Felix saat itu menempati peringkat 15 besar Asia di nomor 50 meter gaya dada putra. Catatan waktu terbaiknya ialah 27,60 detik, yang dibuat di Kejuaraan Renang Malaysia Terbuka Ke-65 pada 14 Maret 2023.

Keputusan cepat Pengurus Besar Akuatik Indonesia menerima Felix menjadi pilihan tepat. Terbukti, Felix mampu menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di nomor 50 meter gaya dada putra SEA Games 2023 dengan catatan waktu 27,70 detik. Felix juga berhasil mencatatkan waktu terbaiknya, yakni 27,56 detik, sekaligus memecahkan rekor SEA Games 28,15 detik milik perenang Singapura, Chien Yin Lionel Kho. Bagi Felix, catatan waktu ini sekaligus mempertajam rekor nasional sebelumnya atas namanya sendiri, yakni 27,60 detik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Felix Viktor Iberle menunjukan medali emas nomor 50 meter gaya dada pada Kejuaraan Renang Junior Akuatik Dunia 2023, di Netaya, Israel, 9 September 2023/Gilad Kavalerchik/World Aquatics

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah meraih gelar juara dunia, Felix kini tercatat sebagai perenang berperingkat ke-39 dunia dan ke-5 Asia di nomor 50 meter gaya dada. Dengan penampilan impresifnya sejak pertama kali membela Indonesia di SEA Games 2023, Felix seolah-olah memberi jaminan masa depan renang Indonesia. Felix memilih merendah atas capaian prestasinya. “Sebenarnya tak terlalu saya pikirkan. Jadi, apa yang terjadi, terjadilah,” kata Felix menjelaskan harapannya saat diwawancarai Tempo via Zoom pada Rabu, 13 September lalu.

Felix mengungkapkan, dia selanjutnya berfokus pada Olimpiade Paris 2024 di Prancis dan Olimpiade Los Angeles 2028 di Amerika Serikat. Sebagai perenang muda yang bermimpi tampil dan meraih medali di Olimpiade, Felix tahu upaya mewujudkan mimpi besar itu membutuhkan tekad yang kuat. Felix juga sadar bahwa, dalam perjalanan meraih mimpinya, ia harus mendapatkan dukungan dari keluarga dan berbagai pihak. Keluarga, terutama ayahnya, adalah pendukung utamanya. Sang ayahlah yang menjadi pelatih renangnya selama ini.

Ihwal Olimpiade, Felix mengatakan punya target tampil di kompetisi olahraga terbesar di dunia itu sesuai dengan peta jalan Akuatik Indonesia. Di Olimpiade Paris 2024, Felix menuturkan, ia akan berusaha tampil di nomor 50 meter gaya bebas karena nomor 50 meter gaya dada tidak diperlombakan. Adapun di Olimpiade 2028 Los Angeles, ia akan berlaga di nomor 100 meter gaya dada putra. Lomba gaya bebas pernah dilakoni Felix ketika ia berusia 9 tahun (2014). Tanpa diduga, ia mampu memecahkan rekor di kompetisi kelompok umur pertamanya tersebut.

Sejak saat itu, Frank Iberle menyadari potensi putranya tersebut. Sang ayah juga yang menyarankannya berganti nomor karena, jika terus menekuni gaya bebas, Felix dinilai tidak akan dapat melangkah lebih jauh. “Anda tidak bisa membuat prediksi untuk kelompok umur karena dalam renang semuanya berubah, bentuk tubuh Anda pun berubah,” ujar Frank dalam wawancara dengan Tempo, Rabu, 13 September lalu. “Tentu bukan ide yang baik memaksa anak berenang terlalu jauh. Sangat penting untuk tidak terlalu menekan anak,” ucapnya.

Felix bercerita, ia berkenalan dengan dunia renang sebenarnya bukan untuk menjadi atlet, melainkan karena alasan keselamatan. Ayahnya mengajarinya berenang sebagai bagian dari upaya adaptasi karena sering berpindah tempat tinggal. Frank sering memboyong Felix bersama adik dan ibunya ke beberapa negara demi pekerjaan. Setiap rumah atau vila yang mereka tempati selalu dekat dengan laut atau memiliki kolam renang. Menurut Frank, mengajari anak berenang adalah hal mendasar. 

Selain tinggal di Bali, Felix dan keluarganya pernah bermukim di Penang, Malaysia. Mereka juga memiliki rumah di Prancis yang dekat dengan laut. Ketika tinggal di Malaysia, Felix menuturkan, sehari-hari ia berlatih di kolam renang umum, berbaur dengan perenang lain. Kolam yang digunakan pun bukan kolam renang 50 meter (long course), melainkan 25 meter (short course). Di tengah keterbatasan fasilitas, Felix ditempa dengan sangat disiplin oleh ayahnya. 

Felix diharapkan bisa mengakhiri puasa medali tim Indonesia selama tiga dekade di Asian Games. Felix adalah satu dari delapan perenang Merah Putih yang mengikuti Asian Games 2022 di Hangzhou, Cina. Namun, tiga hari menjelang keberangkatan, Felix mundur. Wakil Ketua Umum II PB Akuatik Indonesia Reswanda T. Ade mengatakan Felix tidak bisa tampil karena sakit seusai Kejuaraan Renang Junior Akuatik Dunia 2023. "Kita dapat rekam medis dari ayahnya soal kondisi Felix, jadi tidak mau memaksakan," ujar Reswanda melalui sambungan telepon, Selasa, 26 September lalu.

Reswanda mengatakan masa depan Felix masih panjang. Felix, Reswanda menambahkan, bakal diproyeksikan tampil di Kejuaraan Dunia FINA Ke-21 di Doha, Qatar, yang akan bergulir pada 2-18 Februari 2024. "Kami berharap Felix bisa berprestasi di sana," tuturnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Perenang Pertama Juara Dunia"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus