Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKTOR Malaysia, Tengku Iedilzuhrie Putra bin Tengku Alaudin, sempat kagok menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Padahal, setelah menikah dengan aktris Prisia Nasution pada 2016, Iedil menetap di Jakarta dan bermain dalam beberapa judul film Indonesia. “Bahasa Malaysia dan Indonesia banyak yang artinya bertolak belakang. Misalnya kata ‘seronok’, di Malaysia berarti ‘senang’, di sini kata itu kayaknya tabu, ya,” kata Iedil kepada Tempo, Rabu, 5 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adanya perbedaan makna itu membuat Iedil, 35 tahun, berhati-hati dalam memilih kata untuk diucapkan. Beruntung, sang istri kerap membantunya menjelaskan makna sejumlah kata yang mirip dari dua bahasa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernah suatu kali Iedil ingin menjelaskan bahwa ia belum pernah berkunjung ke Gunung Bromo. Saat berkisah dalam bahasa Indonesia, ia malah dianggap sudah pernah mengunjungi salah satu tujuan wisata populer di Jawa Timur itu. “Kalau jawab ‘belum lagi’, dalam bahasa Malaysia artinya belum pernah. Tapi dalam bahasa Indonesia artinya sudah pernah tapi belum berkunjung kembali,” ucapnya.
Saat menggunakan bahasa percakapan, Iedil juga acap kebingungan menentukan kapan harus memakai kata “deh” atau “dong”. “Pia—panggilan Prisia—suka menegur aku kalau salah pakai ‘deh’ atau ‘dong’, ha-ha-ha…,” ujar Iedil, yang kini perlahan bisa mengatasi kekagokan itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo