Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Adaptasi Virtual

Pandemi Covid-19 telah membuat dunia seni pertunjukan terpuruk. Koreografer Rusdy Rukmarata menghadapi perubahan dengan beradaptasi dari panggung fisik ke pentas virtual.

3 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK pandemi Covid-19 menghantam kancah seni pertunjukan, koreografer Rusdy Rukmarata harus beradaptasi dengan panggung virtual dari pentas fisik. Untuk mewujudkannya, ia mesti berkolaborasi dengan seniman selain penari. “Terutama menyangkut movie makers dan pakar digital,” kata Rusdy, 59 tahun, lewat pesan suara WhatsApp, Rabu, 30 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan beralih ke panggung virtual, Rusdy mengungkapkan, koreografer dan penari harus bisa memikirkan hal teknis. Panggung dan ruang virtual sangat berbeda karena mata penonton dan mata lensa pun demikian. “Kalau dia posisinya tidak sesuai dengan cakupan kamera, akan off camera,” ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rusdy Rukmarata saat mengajar. Sukadi

Meski ruang improvisasi lebih sempit, upayanya beradaptasi dengan menjelajah ruang virtual berbuah hasil. Bekerja sama dengan Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, Rusdy menggagas platform panggung virtual di YouTube bernama Indonesia Dance Network. Salah satu programnya adalah Saweran Online. Rupanya, banyak seniman yang mengikutkan karya mereka. “Kalau sudah digarap secara movie, digital, ada editing-nya, memperhitungkan benar soal kamera, peminatnya lebih banyak,” ujar Direktur Artistik Eksotika Karmawibhangga Indonesia Dance Company ini.

Bersama sutradara Nia Dinata, penulis skenario Titien Wattimena, musikus Oni Krisnerwinto dan sejumlah seniman lain, Rusdy juga sukses menggarap Lutung Kasarung, bagian dari program #MusikalDiRumahAja. Film musikal itu ditonton lebih dari 500 ribu kali dalam sepekan. Jumlah itu mustahil tercapai jika pentas digelar di Gedung Kesenian Jakarta.

Rusdy Rukmarata telah melibatkan ratusan seniman lintas bidang, dari sutradara film, desainer multimedia, perancang dan pembangun set, penata suara, penulis naskah, penyanyi, penata busana, hingga kru panggung.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus