Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERAWAL dari penasaran, sutradara dan penulis skenario Sartri Dania Sulfiati, yang akrab disapa Upi, kepincut pada grup vokal kondang asal Korea Selatan, Bangtan Boys atau BTS. Kecintaannya itu bermula saat ia menyelami lagu-lagu yang diusung tujuh pria muda besutan Big Hit Entertainment tersebut. “Begitu mempelajari liriknya, terasa beda banget, sih,” katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu, 8 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upi mengatakan deretan tembang BTS tak seperti lagu boyband pada umumnya, yang kerap bertema cinta dan patah hati. BTS lebih banyak menyuarakan kegelisahan sosial, keresahan terhadap pemerintah, pendidikan, isu keluarga, juga tekanan sosial dalam pertemanan. “Termasuk isu kesehatan mental,” ujar sutradara film My Stupid Boss dan 30 Hari Mencari Cinta itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walaupun semua lagu BTS berbahasa Korea, Upi melanjutkan, ia bisa langsung terhubung dengan pesan yang dibawakan setelah mencari tahu artinya. Ia menilai pesan yang disampaikan BTS lewat lagu-lagu mereka terasa begitu dekat dengan kehidupan dan perasaan, terutama kaum muda.
Upi, 49 tahun, selama ini dikenal sebagai figur perempuan yang bergaya rock and roll. Tapi, sejak menggandrungi BTS, ia tak keberatan dipanggil “mormy”—akronim dari mom dan ARMY—sebutan untuk penggemar BTS yang jauh lebih dewasa. Ia bahkan sempat diledek dan dihina sejumlah penggemarnya lantaran menyukai BTS. “Makin dijelekin, saya akan terus ngomongin BTS, ha-ha-ha…,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo