Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DARI Internet, inspirasi datang menyergap Joko Pinurbo. Saat ia sedang asyik berselancar di dunia maya di Korea Selatan, pandangannya terpancang pada nama penyanyi dan aktris Bang Min-ah, yang kerap disapa Minah. Ide segar seketika mencuat dalam benak penyair 57 tahun ini. “Waktu itu sedang mencari informasi soal puisi di Korea, eh, ketemu nama Min-ah. Berkesanlah nama itu, Min-ah gitu... he-he-he,” ujar Joko saat ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Ahad, 26 Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari nama Min-ah, pria yang akrab disapa Jokpin ini terinspirasi membikin 21 puisi. Dia menggubah nama Korea itu menjadi Minnah agar tak asing bagi orang Indonesia. “Dengan banyaknya generasi milenial sekarang, saya ingin menciptakan tokoh yang namanya akrab di telinga atau dikenal pembaca,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sederet puisi bernuansa Minnah itu antara lain berjudul “Lahirnya Minnah”, “Rumah Minnah”, “Tangis Minnah”, dan “Hati Minnah”. Semuanya menjadi satu bab tersendiri dalam buku kumpulan puisi teranyar Jokpin, Perjamuan Khong Guan, yang dirilis pada pertengahan Januari lalu. “Tapi rasanya kalau waktu itu saya pakai nama Tejo, misalnya, terasa berbeda, kan?” ucap pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, ini, lalu tersenyum.
Puisi-puisi Jokpin cukup banyak digemari pembaca muda. Keputusannya memakai nama Min-ah dalam karya barunya pun tak lepas dari pertimbangannya bahwa produk budaya Negeri Ginseng kini sedang digandrungi banyak anak muda di Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo