Aksi kelompok Liong Naga Sakti memukau penonton yang memenuhi sekitar panggung Klenteng Tong Pik Bio, Gang Pinggir, Pecinan Semarang. Liong yang dilengkapi dengan bahan fosfor ini menyala saat dimainkan. Ulang tahun dewa rezeki ini dirayakan dengan menggelar berbagai kesenian Tionghoa dengan menampilkan Liong, Barongsay dan Gedawangan.
Setiap tahun, klenteng Hok Pik Bio yang berada di tengah kawasan Pecinan Semarang merayakan ulang tahun dewa Jai Seen Ya atau dewa rezeki. Klenteng yang masuk cagar budaya ini merayakan dengan panggung besar menutup gang pinggir dengan menampilkan kesenian tradisional Masyarakat Tionghoa juga tarian modern dari siswa-siswi SD Kuncup Melati.
Di klenteng Tong Pik Bio, dewa utamanya sebenarnya dewa Hok Tek Tjeng Sien atau dewa Bumi. Namun selain dewa bumi terdapat dewa lain seperti Kwan Sing Tee Koen dewa Perang, Kwan See Im Po Sat atau dewi Kwan Im dan dewa Kong Tek Cun Ong atau dewa Pelindung. Dewa dewa tersebut akan diperingati setiap tahun sekali dengan waktu yang berbeda-beda.
Wong Aman Gautama Wangsa selaku ketua klenteng Tong Pik Bio mengatakan pentas ini untuk memeriahkan ulang tahun dewa rezeki. Perayaan ini sebagai doa untuk bangsa Indonesia agar mendapat berkah, dan masyarakat kota Semarang mendapatkan limpahan rezeki juga. Dalam even ini ditampilkan tarian dari sekolah Kuncup Melati, Barongsay, Naga fosfor yang menyala pakai lampu khusus yang ditampilkan pada malam hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jurnalis Video : Budi Purwanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Editor : Dwi Oktaviane