Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Rezeki dari Negeri Seberang

Pemerintah melobi sejumlah negara untuk memenuhi kebutuhan vaksin covid-19 di Indonesia. Stok vaksin di daerah mulai menipis.

17 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melobi pemimpin negara lain untuk berbagi stok vaksin dengan Indonesia.

  • Belanda, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia berjanji mengirimkan vaksin ke Jakarta.

  • Sejumlah daerah belum mendapat kiriman dari pemerintah pusat.

DEN Haag, Kamis, 1 Juli 2021. Hari itu Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dijadwalkan bertemu dengan tiga pejabat tinggi Belanda. Setelah berjumpa dengan Ratu Maxima di kediamannya, mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu bertemu dengan Perdana Menteri Mark Rutte di kompleks pemerintahan Het Binnenhof serta Menteri Luar Negeri Sigrid Kaag untuk membicarakan pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pertemuan dengan Rutte dan Kaag, Retno menyinggung pasokan vaksin Covid-19 yang terganggu karena sejumlah negara produsen vaksin diterjang tsunami virus corona. Pengiriman vaksin ke Indonesia termasuk yang mengalami kemacetan karena India—pembuat vaksin AstraZeneca—sempat mengalami ledakan jumlah kasus Covid-19 pada awal Mei lalu. “Pemerintah Belanda berjanji membantu vaksin untuk Indonesia dengan skema bilateral,” kata Retno kepada Tempo, Kamis, 8 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Retno, Kaag berkomitmen mengirim 3 juta dosis. Namun pemerintah Belanda belum memberi kepastian merek vaksin yang akan dikirim ke Jakarta. Sebelas hari kemudian, Duta Besar Indonesia di Den Haag, Mayerfas, bertemu dengan perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan Belanda. Pemerintah Belanda memberi ancar-ancar pengiriman tahap pertama sebanyak 500 ribu dosis akan tiba paling lambat awal Agustus nanti.

Merek vaksin yang dikirim masih berkabut. Namun Mayerfas mengungkapkan Belanda memiliki fasilitas produksi vaksin Johnson & Johnson di Leiden. Vaksin buatan Johnson & Johnson memiliki efikasi sebesar 66 persen dalam uji klinis global dan tidak masuk daftar vaksin program pemerintah ataupun berbayar oleh korporasi dan individu. “Dari fasilitas produksi diharapkan langsung dikirim ke Indonesia,” ujar mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri ini.

Tak hanya ke Belanda, pemerintah Indonesia juga berburu vaksin ke Amerika Serikat. Menteri Retno Marsudi menjalin korespondensi dengan Menteri Luar Negeri Amerika Antony J. Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Jake J. Sullivan. Kepada Retno, para petinggi pemerintahan itu mengaku memiliki stok 3 juta dosis vaksin yang dapat dikirim ke Indonesia melalui skema berbagi dosis (dose-sharing) Covax Facilities. Belakangan, pemerintah Amerika menambah sekitar 1,5 juta dosis lagi.

Pada Kamis, 15 Juli lalu, kargo berisi 1,5 juta dosis vaksin Moderna dari Amerika tiba di Jakarta. Empat hari sebelumnya, donasi 3 juta dosis datang lebih dulu. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Y. Kim, menjelaskan bahwa pemerintahnya ingin membantu Indonesia mengakhiri pagebluk corona. “Kami berupaya memberikan sebanyak mungkin vaksin yang aman dan efektif sehingga sebanyak mungkin warga Indonesia dapat divaksin segera,” Kim menuturkan.

Seorang diplomat menyebutkan perwakilan Indonesia intensif berkomunikasi dengan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Amerika Serikat. Menurut pejabat ini, pemerintah Amerika mulai giat mendonasikan vaksin ke sejumlah negara karena mayoritas penduduknya sudah divaksin. Kapasitas produksi vaksin dari Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson juga telah mencapai miliaran dosis per tahun. Kedutaan Besar Amerika di Jakarta menyebutkan Indonesia telah menerima 12,7 juta dosis vaksin melalui aliansi Covax.

Kesibukan forklit saat tiga juta vaksin Moderna tiba di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, 11 Juli 2021. TEMPO/Prima Mulia

Negara lain yang mendonasikan vaksin untuk Indonesia adalah Jepang. Menteri Retno Marsudi mengungkapkan bantuan dari pemerintah Negeri Matahari Terbit datang setelah dia beberapa kali berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi. Mereka pun bertemu di sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 level menteri di Italia pada 29 Juni lalu. Dalam pertemuan itu, Motegi awalnya menjanjikan bakal mengirim 2 juta dosis vaksin AstraZeneca buatan Jepang. Belakangan, Jepang memberikan 2,1 juta dosis, yang dikirim dalam dua tahap pada 1 dan 15 Juli lalu.

Pemerintah Indonesia juga berkomunikasi dengan Inggris. Negeri Ratu Elizabeth ini disebut akan mendonasikan sedikitnya 1 juta dosis sampai akhir tahun. Sebelum itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menghubungi Presiden Joko Widodo menawarkan bantuan dalam menghadapi ledakan angka kasus Covid-19. Morrison menjanjikan 2,5 juta dosis AstraZeneca yang diproduksi di Negeri Kanguru.

Menurut Retno, pemerintah Indonesia sudah bergerilya mencari tambahan vaksin setelah pasokan dari India seret. Kementerian berupaya menjajaki skema dose-sharing dengan negara yang kelebihan stok vaksin. Retno menyebutkan skema ini sudah didiskusikan dengan Presiden Jokowi, yang juga sepakat berkolaborasi dengan negara lain, lebih-lebih untuk mempercepat vaksinasi. “Kami mencari semua cara untuk mengatasi pandemi ini,” kata Retno.

Pencarian pasokan vaksin dari luar negeri berlangsung di tengah menipisnya stok vaksin di daerah. Sejumlah sentra vaksinasi di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, misalnya, kehabisan stok vaksin. Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi mengatakan daerahnya baru menerima 28 ribu dosis, padahal kebutuhan mencapai 240 ribu dosis untuk lebih dari 100 ribu orang. Dinas Kesehatan Payakumbuh juga sempat meminjam stok vaksin kepada kabupaten lain. “Kami sudah meminta, tapi vaksinnya belum datang,” ujar Riza.

Di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, persediaan vaksin pekan lalu tinggal 3.610 dosis. Padahal penerima vaksin yang belum disuntik sebanyak 69 ribu orang. Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Aru, Wati Gunawan, menjelaskan, institusinya sudah melapor ke Dinas Kesehatan Maluku dan mengisi sisa stok pada aplikasi Sistem Monitoring Logistik Imunisasi berbasis Elektronik (SMILE) milik Kementerian Kesehatan, tapi belum mendapat jawaban. Sisa vaksin di Kepulauan Aru hanya dapat bertahan hingga Sabtu, 24 Juli.

Juga di Maluku, simpanan vaksin Covid-19 milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru tinggal empat vial untuk 40 dosis. Padahal ada seribu warga yang menunggu divaksin. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Ismail Umasuhi mengaku sudah meminta tambahan 2.800 dosis ke Kementerian Kesehatan, tapi paket itu tak kunjung datang. Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Maluku, Adoni Rerung, mengungkapkan pemerintah daerah baru saja menerima kiriman vaksin Sinovac pada 13 Juli lalu sebanyak 2.000 vial. “Kami akan segera membagikan ke kabupaten sesuai dengan kebutuhan,” kata Adoni.

YOGI EKA (BATAM), JAYA BARENDS (AMBON)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus