Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Persaingan Maskapai Menerbangkan Jemaah Umrah

Maskapai penerbangan bersaing menjaring jemaah umrah. Beradu gimik pemasaran maskapai nasional versus asing.

7 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Maskapai penerbangan nasional bersaing dengan maskapai asing berebut jemaah umrah.

  • Pengusaha travel umrah bekerja sama dengan maskapai untuk mendapatkan tiket penerbangan murah.

  • Perusahaan penerbangan asing menawarkan visa satu paket dengan tiket pesawat.

KEPADATAN manusia di Tanah Suci Mekah-Madinah saban Ramadan tak menyurutkan minat masyarakat Indonesia beribadah umrah. Menurut Direktur Utama PT Hisashi International Tourism (HIT Travel) Febryan Hadinata, justru pada bulan puasa jumlah permintaan perjalanan umrah dari Tanah Air mencapai titik puncaknya. "Harga tiket pesawat pun sangat tinggi ketika Ramadan," katanya pada 1 April 2024.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tingginya harga tiket pesawat tercatat di situs Skyscanner Indonesia. Situs agregator jasa perjalanan ini menunjukkan harga tiket penerbangan pulan-pergi Indonesia-Jeddah pada 2-11 April 2024 paling rendah Rp 14 juta untuk penerbangan transit dan Rp 27 juta buat rute langsung. Seusai Ramadan, harganya turun. Harga tiket penerbangan pulang-pergi Indonesia-Jeddah pada 12-21 April 2024, misalnya, yang paling rendah Rp 10,8 juta untuk penerbangan transit dan Rp 15,6 juta buat rute langsung. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beruntung HIT Travel, Febryan mengungkapkan, telah tergabung dengan Asosiasi Mutiara Haji yang sudah memesan kursi penerbangan sejak jauh hari. Dengan demikian, rombongannya mendapat harga tiket lebih murah. "Kami dapat harga khusus," ucapnya. Bagi pengusaha biro perjalanan, tiket pesawat adalah komponen utama penetapan harga paket perjalanan umrah di samping harga penginapan atau hotel yang turut melambung. 

Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia Farid Aljawi mengatakan akhir Ramadan menjadi puncak permintaan perjalanan umrah. Sebab, para anggota jemaah berniat menghabiskan hari-hari terakhir bulan suci di Tanah Suci. Tak sedikit pula yang ingin merayakan Idul Fitri di sana. Walhasil, harga berbagai komponen perjalanan umrah pun meningkat. 

Menurut Farid, jarang sekali terjadi musim rendah permintaan atau low season perjalanan umrah. Apalagi saat ini orang Indonesia makin sulit mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji. Karena itu, banyak orang memilih berumrah sembari menunggu antrean haji. "Harga tinggi pun orang tetap ambil," ujarnya. 

Farid mengatakan tiket pesawat adalah komponen utama pembentuk harga paket perjalanan karena porsinya mencapai 60 persen dari total biaya. Itu sebabnya, dia menambahkan, biasanya biro perjalanan sejak awal mengamankan kursi penerbangan melalui kemitraan dengan berbagai maskapai.

Dalam skema kemitraan dengan maskapai penerbangan, perusahaan biro perjalanan akan dibebani target jumlah anggota jemaah pada setiap musim umrah atau setiap tahun. Maskapai selanjutnya akan menawarkan harga sesuai dengan jumlah peminat umrah itu. Makin banyak anggota jemaah, harga tiket makin murah. Karena itu, banyak biro perjalanan berkelompok untuk menegosiasikan harga tiket dengan maskapai.  

Di sisi lain, maskapai penerbangan juga bersaing dalam perebutan peminat umrah. Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association Bayu Sutanto mengatakan maskapai akan bersaing dari sisi harga, layanan, durasi terbang, rute penerbangan langsung atau transit, hingga layanan konektivitas ke tempat wisata seusai umrah. "Walau harga tiket penerbangan tidak diatur, maskapai juga tidak mau rugi dan ingin bisnisnya berlanjut," katanya.

•••

SETELAH nihil di masa pandemi Covid-19, jumlah anggota jemaah umrah dari Indonesia terus bertambah dan mencapai titik tertinggi pada 2023, yaitu 1,3 juta orang. Meningkatnya jumlah perjalanan umrah turut menopang pertumbuhan angka penumpang penerbangan rute internasional dari Indonesia. 

Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia memproyeksikan jumlah penumpang pesawat rute internasional pada 2024 mencapai 39 juta orang, melampaui catatan pada 2019 yang sebanyak 35 juta penumpang. Kondisi ini berbeda dengan proyeksi jumlah penumpang rute domestik yang diperkirakan mencapai 75 juta orang atau di bawah catatan pada 2019 yang sebanyak 79 juta penumpang. "Jumlah penumpang rute internasional pulih karena perjalanan umrah yang meningkat signifikan," tutur Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia Alvin Lie pada 28 Maret 2024.

Para jemaah umrah menunggu keberangkatan di Terminal 3 Bandara Sukarno Hatta, Tangerang, Banten, 28 Maret 2024. Tempo/Tony Hartawan

Karena itu, perjalanan umrah menjadi pasar yang diperebutkan maskapai penerbangan nasional seperti Garuda Indonesia dan Lion Air Group serta maskapai asing dari berbagai negara. Lantaran jumlahnya yang sangat besar, Alvin melanjutkan, tak semua anggota jemaah bisa dilayani oleh maskapai nasional. Maskapai asing pun sama-sama bersaing untuk bisa menarik jemaah umrah Indonesia. 

Contohnya Saudi Arabia Airlines atau Saudia, maskapai penerbangan Arab Saudi, yang menawarkan program visa transit satu paket dengan tiket pesawat. Dalam program ini, pembeli tiket penerbangan Saudia sudah mendapatkan visa transit bebas biaya untuk bisa singgah di Arab Saudi selama 96 jam dengan masa berlaku visa 90 hari. Maskapai lain yang membidik pasar umrah Indonesia adalah Scoot. Maskapai bertarif rendah atau low-cost carrier anak usaha Singapore Airlines ini sejak 2018 membuka rute penerbangan Indonesia-Jeddah via Singapura. Tahun lalu, Scoot membuka rute baru dari Balikpapan ke Jeddah. 

Garuda Indonesia memiliki strategi untuk bersaing di pasar umrah. Salah satunya membuka penerbangan rute langsung dari Indonesia ke Arab Saudi sehingga durasi perjalanan jemaah tidak terlalu lama. Garuda juga memastikan awak kabin penerbangan siap melayani jemaah umrah, yang sebagian telah berusia lanjut atau kesehatannya tidak terlalu prima. "Kami siapkan perjalanan yang proper," ucap Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia Ade Susardi.

Saat ini Garuda Indonesia memiliki jadwal penerbangan reguler dari Indonesia ke Jeddah dua kali sehari. Sedangkan penerbangan dari Indonesia ke Madinah dijadwalkan tiga kali sepekan. Dengan layanan tersebut, Garuda dapat melayani 7.000 anggota jemaah umrah setiap pekan dari berbagai kota di Indonesia. Untuk pemasarannya, Garuda menggandeng asosiasi dan perusahaan penyelenggara perjalanan umrah. Kini penerbangan umrah menopang 50 persen dari total perjalanan internasional yang dilayani perusahaan.

Sedangkan Lion Air punya strategi lain. Maskapai berlogo singa ini menyediakan dua pilihan untuk jemaah umrah Indonesia, yaitu penerbangan langsung dan rute transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Penerbangan langsung tersedia di Medan, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, dan Makassar, sementara penerbangan transit tersedia dari Padang, Pekanbaru, Batam, Lombok, dan kota lain. Setelah singgah di Kuala Lumpur, jemaah akan dilayani Batik Air Malaysia menuju Jeddah atau Madinah. "Layanan ini memungkinkan jemaah menyesuaikan perjalanan dengan kebutuhan atau kondisi mereka," kata juru bicara Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.    

Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association Bayu Sutanto mengatakan manuver yang dilakukan maskapai penerbangan adalah hal yang lumrah untuk bisa merebut pasar jemaah umrah Indonesia. "Akan banyak maskapai yang berekspansi pada penerbangan umrah dari Indonesia," ujarnya. Untuk saat ini, Bayu mengungkapkan, maskapai nasional memiliki keunggulan berupa penerbangan langsung dari banyak kota menuju ke Arab Saudi. 

Sedangkan maskapai asing, menurut Bayu, biasanya tidak melayani penerbangan langsung. Pesawat maskapai ini akan singgah di kota asal perusahaan tersebut sebelum lanjut ke Arab Saudi. Maskapai dari negara yang lebih dekat dengan Arab Saudi biasanya menawarkan durasi terbang dan transit yang lebih pendek ketimbang maskapai asing lain asal negara yang lebih jauh dari Arab Saudi. "Pada akhirnya, biro perjalanan akan melihat harga, rute, lama terbang, hingga potensi wisata setelah umrah dalam menyiapkan paket." 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Aisha Shaidra berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Manuver Maskapai Menjaring Jemaah"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus