Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Dharmajaya merespons soal pemberitaan news anchor atau pembawa berita di salah satu stasiun TV yang menggunakan syal bertuliskan Palestine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agung mengatakan siaran berita bisa melanggar kode etik jika karya jurnalistik tersebut tidak memenuhi unsur kode etik jurnalistik. Sementara dalam kasus presenter yang mengenakan syal Palestine, menurutnya, tidak ada kaitan dengan karya jurnalistik. Selain itu bendera Palestina bukan simbol keagamaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya berpendapat; ekspresi keberpihakan terhadap kemanusiaan boleh dilakukan siapapun termasuk seorang jurnalis, tetapi prinsip prinsip jurnalistik tetap harus tercermin dari berita (karya jurnalistik),” ujar Agung pada Minggu, 29 Oktober 2023. “Saya menilai, pelanggaran etik bisa diukur dari karya jurnalistik bukan dari simbol. Apakah karya jurnalistik yang disajikan sesuai dengan kode etik jurnalistik atau tidak."
Jadi keberpihakan seorang jurnalis dalam kemanusiaan tidak ada masalah tetapi konten berita harus berimbang dan terverifikasi.
Sebelumnya, ramai di media sosial potongan video host stasiun TV yang mengenakan syal Palestina ketika membacakan berita. Berita ini awalnya muncul pada media sosial X —-sebelumnya Twitter, dari akun @kegblgnunfaedh dengan caption “Anchor di salah satu stasiun tv nasional Indonesia sudah mulai pakai syal Palestine nih gaes.” tulisnya.
Cuitan tersebut diunggah pada 28 Oktober 2023, dan saat ini sudah mencapai 2,9 juta tayangan dengan 66,5 ribu orang menyentuh tombol suka.
Dalam kolom komentar, sebagian besar warganet mendukung aktivitas ini. Salah satu cuitan datang dari @his*** yang memberi dukungan terhadap hal ini, "Ayo suarakan dukungan yang lebih kencang. Walaupun hanya dukungan moral tapi itu menunjukkan posisi kita sebagai anti penjajahan," tulisnya.
Beberapa cuitan warganet sebagian lain mengajak stasiun TV lainnya untuk melakukan hal serupa. “Ayo klo bisa semua stasiun tv kek gini,” tulis akun bernama @dep***** atau cuitan lainnya seperti akun @ria****** yang menulis “Semoga diikuti stasiun tv yg lain,” katanya.
Namun, tidak semua sependapat. Terdapat akun yang menimpali cuitan di atas dengan bertanya “Bukankah stasiun tv/media harus independen?” tulis akun bernama @roy*****. Menurutnya, seorang individu boleh memihak siapapun, tapi tidak dengan media yang menyiarkan informasi kepada publik.
Catatan redaksi: Judul dan isi berita ini telah diperbaiki pada Minggu, 29 Oktober 2023, pukul 22.55 WIB. Judul sebelumnya adalah "Polemik Pembawa Berita TV Mengenakan Syal Palestine, Dewan Pers: Tidak Sesuai Kode Etik Jurnalistik". Kami mohon maaf atas kekeliruan tersebut.