Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengatakan subsidi Bahan Bakar Minyak atau BBM dan harga tiket angkutan penumpang yang disebut Public Service Obligation (PSO) untuk kereta api dapat membuat harga tiket kereta semakin terjangkau. Namun, subsidi tersebut bisa menjadi beban bagi anggaran negara apabila tidak dikelola dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko mengatakan, pemakaian BBM Subsidi di kereta api sudah diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi RI Nomor 43/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 94/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2023 tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) untuk Sarana Transportasi Darat Berupa Kereta Api Umum Penumpang dan Barang Tahun 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ixfan mengatakan bahwa kuota bahan bakar minyak solar (gas oil) untuk sarana transportasi darat berupa Kereta Api Umum Penumpang dan Barang di wilayah Daop 1 Jakarta pada tahun 2024 adalah sebanyak 50.405 kiloliter. Ia mengklaim, KAI akan memanfaatkan alokasi tersebut secara optimal untuk mendukung mobilitas angkutan barang dan penumpang dengan kereta api.
“KAI juga akan terus menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait seperti BPH Migas untuk memastikan penyaluran BBM subsidi berjalan dengan lancar serta sesuai aturan yang ditetapkan sehingga tetap memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG),” kata Ixfan dalam keterangan resminya yang diterima Tempo pada Ahad, 17 November 2024.
Ixfan membeberkan kereta yang mendapatkan subsidi BBM meliputi seluruh lokomotif, baik KA PSO maupun komersil, KA Peti Kemas, KA Angkutan Semen, dan KA Parcel. Sementara itu, kereta yang tidak mendapatkan subsidi BBM antara lain kereta barang komoditas BBM, batu bara, bubur kertas (pulp), hasil perkebunan, pupuk, serta Balai Yasa. Selain itu, semua kereta non-penumpang dan barang, seperti kereta inspeksi, penolong, derek, ukur, balas, dan pemeliharaan jalan rel, juga tidak menerima subsidi.
Selanjutnya, Ixfan menjelaskan bahwa ada empat Kereta Api Penumpang dari Daop 1 Jakarta yang mendapatkan subsidi atau PSO tiket dari pemerintah. Di antaranya adalah KA 246A Bengawan dengan rute Pasarsenen - Purwosari, menawarkan kelas ekonomi Dirjen seat 106TD dengan harga tiket Rp 74.000. Kemudian ada KA 252/256 Serayu yang melayani rute Pasar Senen - Purwokerto dengan harga tiket Rp 67.000 untuk kelas ekonomi Dirjen seat 106TD. KA 236B Airlangga, yang melayani rute Pasar Senen - Surabaya Pasar Turi, memiliki harga tiket Rp 104.000 untuk kelas ekonomi Dirjen seat 106TD. Terakhir, KA 268A Cikuray dengan rute Pasar Senen - Garut menawarkan harga tiket Rp 45.000 untuk kelas ekonomi 80TD.
"Pelanggan yang ingin membeli tiket kereta api subsidi PSO diharapkan untuk mematuhi ketentuan pembelian tiket satu kursi per identitas. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tiket subsidi tetap dapat dinikmati oleh masyarakat luas yang membutuhkan," imbuh Ixfan.