Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli biologi Federico Paniagua memakan jangkrik saat makan siang di Grecia, Kosta Rika, 13 Juli 2019. REUTERS/Juan Carlos Ulate
Gabriela Soto mempersiapkan serangga yang telah selesai di masak dirumahnya Grecia, Kosta Rika, 13 Juli 2019. REUTERS/Juan Carlos Ulate
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli biologi Kosta Rika Federico Paniagua bersama istrinya Gabriela bekerja di peternakan serangga di Grecia, Kosta Rika, 22 Juni. 2019. Serangga disebut-sebut sebagai makanan lezat yang dikemas dengan vitamin, mineral, dan energi. REUTERS/Juan Carlos Ulate
Gabriela Soto ahli biologi Federico Paniagua, memasak larva jangkrik yang akan dikonsumsinya di Grecia, Kosta Rika, 22 Juli 2019. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah menghitung lebih dari 1.900 spesies serangga yang dapat dimakan. REUTERS/Juan Carlos Ulate
Gabriela Soto ahli biologi Federico Paniagua, memasak larva jangkrik yang akan dikonsumsinya di Grecia, Kosta Rika, 13 Juli 2019. Federico Paniagua mempromosikan konsumsi berbagai jenis serangga, sebagai makanan murah dan kaya nutrisi REUTERS/Juan Carlos Ulate
Abigail anak perempuan ahli biologi Federico Paniagua, memakan larva jangkrik saat mempromosikan konsumsi berbagai jenis serangga, sebagai makanan murah dan kaya nutrisi di Grecia, Kosta Rika, 13 Juli 2019. Ahli biologi Federico Paniagua mengganti protein hewani dalam makanannya dengan jangkrik, semut, kecoak, kumbang, dan serangga lainnya. REUTERS/Juan Carlos Ulate
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini