Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendemo memegang tanda selama demonstrasi "Keluarkan dia! Bela demokrasi", sehari setelah pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu Capitol, di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS, 7 Januari 2021. Trump diduga menghasut pendukungnya untuk melakukan penyerangan. REUTERS/Jeenah Moon
Slogan terlihat di lantai demonstrasi "Keluarkan dia! Bela demokrasi", sehari setelah pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu Capitol, di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS, 7 Januari 2021. Penyerbuan pada Rabu kemarin menyebabkan empat pendukung Trump dan seorang polisi tewas dalam kerusuhan. REUTERS/Jeenah Moon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendemo membawa bendera AS dalam aksi "Keluarkan dia! Bela demokrasi", sehari setelah pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu Capitol, di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS, 7 Januari 2021. Ini merupakan ancaman pemakzulan kedua bagi Trump. REUTERS/Jeenah Moon
Sejumlah orang berkumpul saat demo "Keluarkan dia! Bela demokrasi", sehari setelah pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu Capitol, di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS, 7 Januari 2021. Trump lolos dari pemakzulan pertamanya pada Februari 2020, dengan tuduhan mencoba menekan Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden dan putranya Hunter Biden. REUTERS/Jeenah Moon
Demonstran berkumpul di latar depan Capitol AS beberapa hari setelah pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu gedung tersebut di Washington, AS, 8 Januari 2021. Seruan pemakzulan Trump dari kursi Kepresidenan muncul setelah penyerbuan tersebut. REUTERS/Leah Millis
Demonstran mengelilingi seorang pendukung Presiden AS Donald Trump pasca penyerbuan gedung Parlemen Capitol di Washington, AS, 8 Januari 2021. Desakan pemakzulan berhembus meskipun hanya ada dua minggu tersisa sebelum Presiden terpilih Joe Biden mulai menjabat. REUTERS/Leah Millis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini