Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pekerja menyiapkan peluru artileri 155mm di Pabrik Amunisi Militer Scranton di Scranton, Pennsylvania, AS, 16 Februari 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Peluru artileri 155mm dikemas untuk pengiriman di Pabrik Amunisi MIliter Scranton di Scranton, Pennsylvania, AS, 16 Februari 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selongsong peluru artileri 155mm yang masih panas dipindahkan selama fase pendinginan pada saat pembuatan di Pabrik Amunisi Militer Scranton di Scranton, Pennsylvania, AS, 16 Februari 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Seorang pekerja memeriksa peluru artileri 155mm di Pabrik Amunisi Militer Scranton di Scranton, Pennsylvania, AS, 16 Februari 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Peluru artileri 155mm berada tungku selama proses pembuatannya di Pabrik Amunisi Militer Scranton di Scranton, Pennsylvania, AS, 16 Februari 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Seorang pekerja berjalan melewati tumpukan peluru artileri 155mm yang dikemas untuk pengiriman di Pabrik Amunisi Militer Scranton di Scranton, Pennsylvania, AS, 16 Februari 2023. REUTERS/Brendan McDermid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini