Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Youssef Akkar, 80 tahun, merapikan barang-barang koleksinya di rumahnya di Najaf, Irak, 18 Februari 2019. Youssef menyulap rumahnya menjadi museum yang menyimpan ribuan barang yang menjadi saksi sejarah Irak. REUTERS/Alaa al-Marjani
Sejumlah barang koleksi Youssef Akkar di rumahnya di Najaf, Irak, 18 Februari 2019. Youssef mulai mengumpulkan pistol, pedang, perabot rumah tangga kuno, perangko, arloji, koin, dan uang kertas sejak tahun 1970-an ketika ia pertama kali membeli rumahnya. REUTERS/Alaa al-Marjani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Youssef Akkar melihat barang koleksinya di rumahnya di Najaf, Irak, 18 Februari 2019. Ia mengaku membelanjakan seluruh gajinya sebagai guru untuk membeli barang-barang antik tersebut. REUTERS/Alaa al-Marjani
Sejumlah barang koleksi Youssef Akkar di rumahnya di Najaf, Irak, 18 Februari 2019. Pria yang berprofesi sebagai guru itu, memiliki koleksi hampir 1.500 barang, dari senjata berusia 200 tahun hingga arloji rampasan yang diambil dari tentara Inggris selama pemberontakan tahun 1920-an di Irak. REUTERS/Alaa al-Marjani
Youssef Akkar menunjukkan salah satu senjata koleksinya di rumahnya di Najaf, Irak, 18 Februari 2019. Selama 5 dekade, ia menghabiskan hampir 500 juta dinar Irak atau setara Rp 5,8 miliar untuk membeli ribuan barang tersebut. REUTERS/Alaa al-Marjani
Youssef Akkar membersihkan salah satu senjata koleksinya di rumahnya di Najaf, Irak, 18 Februari 2019. Meski banyak orang termasuk pejabat yang tertarik dengan barang koleksinya, namun Youssef jarang menerima orang untuk datang karena rumahnya terlalu kecil. REUTERS/Alaa al-Marjani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini