Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto

Protes Kerja Paksa di Xinjiang, H&M, Nike dan Adidas Terancam Diboikot di Cina

26 Maret 2021 | 19.05 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 1 dari 5

Seorang wanita memasuki toko H&M di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Cina 24 Maret 2021. H&M, Nike, Adidas, dan merek pakaian besar Barat lainnya menghadapi boikot di Cina karena memprotes penggunaan tenaga kerja paksa untuk memproduksi kapas di Xinjiang. REUTERS/Florence Lo

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 2 dari 5

Orang-orang berjalan melewati toko perlengkapan olahraga Nike Inc di kompleks perbelanjaan di Beijing, Cina, 25 Maret 2021. H&M dan Nike mengatakan beberapa bulan yang lalu bahwa mereka prihatin dengan tuduhan bahwa kerja paksa telah digunakan untuk memproduksi kapas di Xinjiang. REUTERS/Florence Lo

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 3 dari 5

Orang-orang berjalan melewati toko H&M di kompleks perbelanjaan di Beijing, Cina 25 Maret 2021. H&M multinasional Swedia, pengecer pakaian terbesar kedua di dunia, telah ditarik dari toko-toko e-commerce besar di Cina, dan seorang selebriti terkemuka telah memutuskan hubungan dengan merek tersebut. REUTERS/Florence Lo

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 4 dari 5

Seorang wanita berjalan melewati toko perlengkapan olahraga Adidas di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Cina 25 Maret 2021. Warganet Cina mendesak pemerintah memblokir produk Adidas, Nike dan H&M itu karena mencemari nama Cina, setelah pengguna internet menemukan pernyataan yang mereka buat di masa lalu perihal Xinjiang. REUTERS/Florence Lo

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto 5 dari 5

Orang-orang berjalan melewati toko perlengkapan olahraga Nike Inc di kompleks perbelanjaan di Beijing, Cina 25 Maret 2021. Beberapa pengguna internet di Cina mengatakan mereka akan berhenti membeli Nike dan akan mendukung merek lokal seperti Li Ning dan Anta, sementara yang lain mengatakan kepada Adidas untuk meninggalkan Cina. REUTERS/Florence Lo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus