Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rasmus Paludan sebelumnnya pernah dipenjara selama satu bulan pada tahun 2020 karena sejumlah pelanggaran termasuk rasisme di Denmark dan juga telah berusaha merencanakan pembakaran Al-Quran di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis dan Belgia. Foto : Instagram
Ini merupakan kedua kalinya aksi protes terhadap rencana Stram Kurs untuk membakar Al-Qur'an di Swedia berubah menjadi kekerasan. Pada 2020 lalu, pengunjuk rasa membakar mobil dan merusak beranda toko dalam bentrokan di Malmö. Foto : Instagram
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rasmus Paludan, mengancam akan menggelar demonstrasi lagi di Norrköping pada hari Minggu. Pengumuman itu mendorong para demonstran tandingan untuk berkumpul di sana. Foto : Instagram
Melansir RT World, Rasmus Paludan ditemani oleh polisi, pergi ke ruang publik terbuka di Linkoping selatan meletakkan Alquran dan membakarnya yang mengabaikan protes dari umat muslim. Foto : Instagram
Tokoh ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan, yang memimpin gerakan Stram Kurs atau Garis Keras, mengatakan telah membakar teks paling suci bagi umat Islam dan akan mengulangi tindakan tersebut yang membuat kericuhan di sejumlah kota Swedia. Foto : Instagram
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini