Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang tentara berjalan di antara reruntuhan bangunan di Desa Ogossogou, Mali, Senin, 25 Maret 2019. Tempat itu menjadi saksi bisu pembantaian Muslim Fulani oleh kelompok pemburu Dogon pada Sabtu (23/3) lalu. Malian Presidency/Handout via Reuters
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita (berbaju putih) melihat lokasi pembantaian Muslim Fulani di Desa Ogossogou, Mali, Senin, 25 Maret 2019. Akibat aksi pembantaian itu, 160 orang suku Fulani tewas yang mayoritas akibat tusukan senjata tajam dan tembakan. Malian Presidency/Handout via Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita (berbaju putih) melihat lokasi pembantaian Muslim Fulani di Desa Ogossogou, Mali, Senin, 25 Maret 2019. Serangan ini terjadi pada Sabtu dinihari (23/3) waktu setempat, saat orang-orang bersenjata berpakaian tradisional seperti suku pemburu Donzo menyerang desa yang dihuni oleh sebagian besar penggembala Fulani. Malian Presidency/Handout via Reuters
Sebuah mobil yang terbakar terlihat di lokasi pembantaian Muslim Fulani di Desa Ogossogou, Mali, Ahad, 24 Maret 2019. Penyerangan ini bermula lantaran para pemburu Dogon menuding suku Fulani menyembunyikan para ekstremis Islam di desanya. REUTERS/Social Media Website via ReutersTV
Seorang wanita berdiri di depan rumah yang menjadi saksi bisu pembantaian Muslim Fulani di Desa Ogossogou, Mali, Selasa, 26 Maret 2019. Fulani merupakan kelompok etnik semi-nomadik yang sebagian besar Muslim. Malian Presidency/Handout via Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini