Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah petani memanen tanaman serai wangi di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Desember 2021. Serai wangi yang mudah dibudi dayakan menarik perhatian Herli Walandow yang merupakan Ketua Koperasi Maesa Mitra Jaya untuk menyulap lahan tidur dan tidak produktif milik warga menjadi lahan bernilai ekonomis. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Pekerja membawa ikatan daun serai wangi yang telah dipanen di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Desember 2021. Setiap 10 ton daun serai kering mampu menghasilkan sekitar 90 kg minyak serai wangi. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah pekerja memasukkan daun serai wangi ke dalam tungku penyulingan di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Desember 2021. Minyak hasil sulingan serai wangi digunakan sebagai bahan pembuatan minyak wangi, sabun, sampo dan produk lainnya. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Proses penyulingan minyak serai menghabiskan waktu 3-4 jam di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Desember 2021. Selain itu air sisa proses penyulingannya bisa dijadikan sebagai cairan pembersih lantai karena memiliki kandungan anti bakteri. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Seorang pekerja membawa daun serai wangi sisa hasil penyulingan untuk pakan ternak di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Desember 2021. Sisa fermentasi serai wangi yang telah diolah dapat dijadikan pakan ternak sehingga mendukung pemerintah dalam mewujudkan perekonomian hijau. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Seorang pekerja mengawasi penampungan minyak serai hasil penyulingan daun serai wangi di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Desember 2021. ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini