Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sjaak Rijke, tawanan Al Qaeda asal Belanda disambut oleh Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita saat berada di Istana Presiden di Bamako, 7 April 2015. REUTERS/Adama Diarra
Sjaak Rijke (tengah), berjalan bersama dengan diplomat Belanda saat tiba di bandara di Bamako, Mali, 7 April 2015. Rijke berhasil dibebaskan oleh pasukan khusus Prancis setelah melakukan penyerang pada militan Al Qaeda di Mali. AP/Baba Ahmed
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sjaak Rijke, tawanan Al Qaeda asal Belanda tersenyum saat tiba di bandara setelah dibebaskan oleh pasukan khusus Prancis di Bamako, Mali, 7 April 2015. Rijke ditawan bersama isterinya saat berlibur pada November 2011. REUTERS/Adama Diarra
Sjaak Rijke, tawanan Al Qaeda asal Belanda disambut oleh Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita saat berada di Istana Presiden di Bamako, 7 April 2015. Pasukan khusus Prancis berhasil membebaskan Rijke saat melakukan penyerangan terhadap Al Qaeda. REUTERS/Adama Diarra
Sjaak Rijke, tawanan asal Belanda bersalaman dengan pasukan Prancis saat tiba di bandara Bamako, Mali, 7 April 2015. Rijke ditawan bersama istrinya oleh militan Al Qaeda saat berlibur pada November 2011, tapi istrinya berhasil kabur. REUTERS/Adama Diarra
Sjaak Rijke, tawanan asal Belanda tersenyum saat tiba di bandara setelah dibebaskan oleh pasukan Prancis di Bamako, Mali, 7 April 2015. Pasukan khusus Prancis membebaskan Sjaak Rijke yang ditawan oleh Al Qaeda pada 2011 di Mali. AP/Harouna Traore
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini