Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Sejarah Omakase: Mulai Terkenal Sejak 1990-an

Omakase pertama kali dicetuskan pada tahun 1967 dan diterapkan pada santapan sushi pada tahun 1990-an.

25 Oktober 2024 | 15.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pekan lalu Erina Gudono dalam unggahan cerita Instagram pada Selasa, 15 Oktober 2024 memamerkan hidangan mewah omakase yang didatangkan langsung oleh suaminya, Kaesang Pangarep, ke rumah sakit tempat ia dirawat pasca melahirkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa Itu Omakase?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Britannica, Omakase dalam bahasa Jepang berarti “menyerahkan pada orang lain” yang digunakan oleh para pengunjung restoran sushi Jepang untuk menunjukkan bahwa mereka menyerahkan makanan mereka pada kebijaksanaan koki. Istilah omakase juga dapat merujuk pada hidangan seperti itu, yang biasanya terdiri dari serangkaian porsi kecil atau hidangan sushi yang ditawarkan dengan harga tetap.

Omakase pertama kali dicetuskan pada tahun 1967 dan diterapkan pada santapan sushi pada tahun 1990-an. Omakase memberi sinyal bahwa pengunjung restoran sushi akan mengizinkan koki untuk membuat pilihan hidangan koki sendiri menggunakan bahan-bahan segar dalam presentasi artistik sederhana.

Diberitakan sebelumnya, sebelum tahun 90-an, restoran sushi sulit berkembang. Harganya bisa relatif mahal, dan para pencinta kuliner yang benar-benar tahu seluk-beluk ikan biasanya menikmati sushi yang dibuat dengan teknik khusus. Mereka sering melakukannya tanpa minum banyak alkohol, sebagai bentuk penghormatan terhadap keterampilan para koki sushi.

Kemudian datanglah gelembung ekonomi Jepang. Banyak pendatang baru mendatangi gerai-gerai sushi. Dengan kantong penuh uang, mereka datang ke restoran sushi kelas atas. Kebayakan mereka tidak tahu jenis ikan, tapi ingin makanan yang istimewa. Dari situlah muncul konsep omakase. Tamu memesan sushi dan menyerahkan sepenuhnya kepada koki.

Dilansir dari Britannica, tradisi omakase dimulai untuk mengakomodasi pelanggan kaya baru yang tidak tahu banyak tentang sushi dan makanan laut dan tidak ingin menunjukkan ketidaktahuan mereka. Solusi sederhananya adalah menyerahkan menu kepada kebijaksanaan koki, menyediakan hidangan kelas atas kepada pengunjung tanpa harus menunjukkan ketidaktahuan mereka. Dalam model ini, koki juga tidak perlu menunjukkan jika mereka kehabisan bahan tertentu.

Persiapan omakase dapat mencakup hidangan tradisional Jepang seperti tiram, tuna sirip biru, dan bulu babi. Koki lain menggabungkan masakan Asia dengan rasa dari tradisi kuliner lain, termasuk maple, kenari, aprikot, foie gras, dan lemak ayam.

Selama persiapan omakase, koki berinteraksi dengan para tamu dan membaca reaksi mereka, dengan fokus pada kebutuhan dan selera mereka untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan. Orang yang memilih hidangan omakase harus siap melewati makan yang panjang dan santai. 

Di Jepang, pengalaman omakase juga tersedia untuk makan siang, anggur, koktail, gaya rambut, bahkan pakaian dan liburan.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus