Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Business & Export Development Organization (BEDO) bekerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program tanggung jawab sosial lingkungan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI), menggelar kegiatan Fashion Show, Bazar UMKM dan Soft Launching Buku “Menenun Benang Merah - Dokumentasi Motif Tenun Endek Bali”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan yang dilaksanakan di Museum Arma, Ubud Gianyar ini dihadiri oleh Dekranasda Kabupaten Gianyar, para pemangku kepentingan, perancang busana endek serta peserta program Tenun KEBAYA I dan II. Dalam kegiatan ini, laporan program disampaikan oleh Adinindyah, sebagai Koordinator Program KEBAYA, peluncuran buku “Menenun Benang Merah - Dokumentasi Motif Tenun Endek Bali” oleh Sampoerna Untuk Indonesia, yang diwakili oleh Riza Primadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian dilanjutkan dengan peragaan busana endek yang mengusung beberapa tema busana, antara lain kebaya evening, kebaya casual, modest wear, busana kerja dan lainnya. Pembuatannya pun melibatkan perancang perempuan Bali yang tergabung dalam member BEDO dan Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Ketua Yayasan BEDO Jeff Kristianto mengatakan, kegiatan ini untuk memperkenalkan hasil kerajinan tenun Bali, juga sebagai bentuk promosi pariwisata. Sebab, para wisatawan baik domestik maupun mancanegara sangat menyukai endek sebagai busana khas Bali.
Diharapkan promosi melalui buku yang dilengkapi dengan barcode dapat dengan mudah dipelajari oleh generasi milenial, berkolaborasi dengan akademisi, pemerintah dan desainer juga sejumlah pihak terkait. ”Meski belum mencakup seluruhnya, namun kami berhasil mendata sementara ratusan motif endek Bali yang sangat beragam dan pantas untuk didokumentasikan, sedikitnya terdata 161 motif dari 13 perajin endek di lima kabupaten di Bali," kata Jeff.
BEDO berharap dari program ini, Tenun Endek Bali dapat dikenal secara nasional bahkan internasional dengan adanya peran serta pemuda pemudi bali yang menjadi digital marketer dalam mempromosikan Tenun Endek Bali. Juga dengan adanya buku dokumentasi motif Tenun Endek Bali yang dapat diakses dengan mudah di mana saja dan kapan saja.
Pada tahun 2021, Program KEBAYA (Kuat Ekonomi Bersama dan Berdaya) Tahap I yang didukung penuh oleh Sampoerna Untuk Indonesia (SUI), dan dilaksanakan oleh BEDO (Business and Export Development Organization), sukses dilaksanakan di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. KEBAYA Tahap I ini berhasil membentuk kelompok wirausaha perempuan dan kelompok usaha PKK, melalui kegiatan PASAR IBU di ratusan kecamatan, yang masih aktif sampai saat ini.
Mereka saling bantu memasarkan produk kelompok dan produk UMKM di area sendiri, dan juga memasarkan melalui jejaring toko kelontong SRC (Sampoerna Retail Community). Program KEBAYA lalu memberikan manfaat kepada 1030 UMKM dan 152 SRC yang tersebar di 3 Provinsi.
Peluncuran peta jalan ekonomi Kerthi Bali: Hijau, Tangguh, Sejahtera oleh Bappenas dan Gubernur Provinsi Bali, Bapak I Wayan Koster, yang selaras dengan kearifan lokal Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” merupakan jawaban akan transformasi ekonomi Bali jangka menengah dan Panjang, serta menata ekonomi Bali paska pandemic Covid-19. Menindaklanjuti hal ini, penguatan dan pendokumentasian budaya dan warisan lokal perlu dilakukan, salah satunya adalah Tenun Endek Bali.
Selaras dengan hal itu, pada tahun 2022 Program KEBAYA dilanjutkan dengan memfokuskan pada Tenun Endek Bali. Dimulai pada bulan Februari 2022, program KEBAYA tahap II diberi nama Tenun KEBAYA.
Kegiatan utama Program Tenun KEBAYA terbagi menjadi 3, yaitu:
Pengembangan kapasitas dan pengetahuan pengrajin tenun Bali (komunitas dan perorangan) di 5 Kabupaten dan Kota (Jembrana, Gianyar, Karangasem, Buleleng, dan Denpasar) dan pemuda pemudi Bali melalui pelatihan dan studi banding dengan pengrajin tenun di Uzbekistan dan Tajikistan (secara daring). Pelatihan untuk pengrajin tenun dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka langsung di 5 kabupaten terpisah dan satu kali pelatihan daring. Pemuda-pemudi yang merupakan perwakilan dari 6 perguruan tinggi di Bali, yaitu Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Ngurah Rai (UNR), Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS), Institut Desain & Bisnis Bali (IDB), Alfa Prima, dan STMIK Primakara menerima dua kali pelatihan, melalui tatap muka langsung dan satu kali pelatihan daring. Mereka yang telah menerima pelatihan akan diseleksi untuk membantu para pengrajin tenun dan mendapatkan kontrak kerja untuk memasarkan dan mempromosikan produk hasil tenun pengrajin melalui platform digital.
Penguatan eksistensi kain tenun Bali dengan merancang busana tenun Bali khususnya Tenun Endek Bali oleh para perancang perempuan Bali, sebagai bagian dari busana yang dapat digunakan sehari-hari.
Mendokumentasikan motif kain Tenun Endek Bali menjadi buku yang berjudul “Menenun Benang Merah - Dokumentasi Motif Tenun Endek Bali” yang dilengkapi dengan QR Code agar pembaca dapat mengakses data penenun dan motif Tenun Endek Bali secara langsung melalui website. Buku dokumentasi motif Tenun Endek Bali ini juga akan didistribusikan ke perpustakaan nasional dan daerah di seluruh Indonesia.
Selama pelaksanaannya, program Tenun KEBAYA memberikan manfaat kepada 100 pelaku tenun, 100 pemuda-pemudi, dan 10 perancang perempuan Bali.