Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada sebuah pepatah Jawa, jer basuki mawa beya, yang artinya semua keberhasilan senantiasa membutuhkan biaya. Secara sosiologis, tafsir tersebut bukan sekadar biaya ekonomi, tetapi yang tak kalah penting adalah biaya sosial. Dalam upaya meraih kesuksesan dalam perspektif pembangunan, perlu ketersediaan biaya ekonomi dan adanya partisipasi aktif dari segenap elemen masyarakat. Tidak terkecuali dalam konteks pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kedua biaya tersebut adalah sesuatu yang harus ada atau sudah menjadi sebuah keniscayaan. Kombinasi pendekatan ekonomi dan sosial menjadi sangat penting dan dapat dijadikan landasan membangun dua klaster pendukung IKN Nusantara, yaitu klaster smart city dan pendidikan abad 21.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah selama ini sudah mengkalkulasi biaya pembangunan IKN Nusantara, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. Sumber-sumber pendanaan lainnya juga dimungkinkan. IKN Nusantara akan dibangun dengan menggunakan konsep pembangunan kawasan. Terdapat enam klaster yang akan dibangun, yaitu teknologi bersih, farmasi, pertanian, ekowisata, kimia, dan energi rendah karbon. Tidak kalah penting adalah pembangunan dua klaster pendukung, yakni smart city yang akan dijadikan pusat industri 4.0 dan pengembangan pendidikan abad 21.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota Cerdas
Posisi klaster pendukung sangatlah strategis karena menyangkut ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang akan menjadi warga sekaligus pengelola IKN Nusantara di masa datang. Demikian pula tentang smart city. Dunia mengalami transformasi digital yang menjadi pilar utama bagi masyarakat industri. Internet of Thing (IoT), artificial intelligent, robotics, big data, dan blockchain adalah beberapa pendukung utama untuk masyarakat yang sedang menuju transformasi digital. Berbagai pendukung utama itu, suka atau tidak suka, telah dan akan secara bertahap menggantikan banyak peran manusia dalam kehidupan masyarakat industri.
Indonesia, mau tidak mau harus menerima kenyataan bahwa kehadiran era transformasi digital adalah sebuah fakta yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, pembangunan IKN Nusantara yang telah dirancang dengan mempertimbangkan berbagai kecenderungan baru itu, dapat dikatakan sudah berada dalam jalur yang benar.
Secara konseptual smart city atau kota cerdas dipahami sebagai wilayah kota yang telah memanfaatkan dan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan. Tujuan utamanya adalah untuk mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat yang ada di dalamnya.
Beberapa karakter yang harus dipenuhi sebuah kota untuk masuk kategori smart city antara lain: (1) ekonomi inovatif yang memiliki tenaga kerja terdidik yang berbasis pengetahuan dan pemanfaatan teknologi serta mampu menciptakan berbagai produk intensif berbasis pengetahuan dan teknologi; (2) infrastruktur perkotaan yang tersedia menggunakan energi ramah lingkungan dan berorientasi pada keselamatan manusia; dan (3) memiliki sistem pemerintahan dengan prinsip- prinsip partisipatoris serta penerapan demokrasi langsung yang semuanya berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik.
Memperhatikan ketiga kriteria utama tersebut, maka pembangunan IKN Nusantara telah dirancang sesuai dengan konsep kota cerdas. Tenaga kerja yang akan menghuni IKN secara bertahap telah dipersiapkan dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang mampu beradaptasi pada ekonomi inovatif. Sementara itu, konsep pembangunan infrastrukturnya juga sudah menggunakan instalasi energi yang ramah lingkungan dan demi keselamatan manusia secara terus-menerus. Sedangkan sistem pemerintahannya dirancang berdasarkan demokrasi langsung dan menggunakan prinsip good governance, yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang berprinsip pada akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi publik. Pembangunan IKN Nusantara sebenarnya telah memperhitungkan kehadiran era transformasi digital.