Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percepatan vaksinasi terus dilakukan pemerintah, untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Dalam strategi percepatan vaksinasi pemerintah berkolaborasi dengan banyak pihak untuk menjangkau capaian penyuntikan vaksin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kolaborasi tersebut membuat Indonesia berada di peringkat kelima dunia berdasarkan jumlah penduduk yang divaksin dan peringkat keenam berdasarkan jumlah dosis digunakan. Salah satunya adalah peran Badan Intelijen Negara (BIN) dalam membantu percepatan vaksinasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya, mengatakan lembaga telik sandi mulai menggelar vaksinasi pertama pada 14 Juli 2021. Pada saat itu ketersediaan vaksin sangat terbatas. "Kami melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan vaksin," kata Made, dalam diskusi yang digelar Tempo Media Group bertajuk “Kerja Sama Dalam Negeri dan Luar Negeri Percepatan Vaksinasi”, Kamis, 27 Januari 2021.
Dok: Badan Intelijen Negara
Made menceritakan ditugasi pimpinan untuk menyelenggarakan vaksinasi. "Saya bertugas menyediakan vaksin, kami bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan di daerah agar disiapkan vaksin,” ujarnya.
Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri BIN, Mayjen TNI Agoes Joesni, ketelibatan BIN dalam mempercepat vaksinasi adalah amanat undang-undang dan perintah Presiden Jokowi. "Presiden memerintahkan seluruh kementerian dan lembaga harus bergerak bersama-sama mengatasi penyebaran pandemi Covid-19," kata Agoes.
Menurut Agoes, BIN adalah salah satu lembaga yang berada di garda depan dalam pencegahan virus Covid-19. "Karena itu, kami mulai merancang bagaimana melaksanakan vaksinasi secara nasional yang didukung oleh stakeholder yang kita miliki di wilayah," tuturnya.
Dok: Badan Intelijen Negara
Ketua Stem Cell Research and Development Center Universitas Airlangga, Dokter Purwati, mengatakan percepatan vaksinasi dengan dukungan berbagai lembaga pemerintah, seperti BIN adalah patut diapresiasi.
Per 25 Januari, tercatat sebanyak 306 juta dosis vaksin yang disuntikkan. “Dosis lengkap sudah sekitar 44,3 persen. Indonesia menduduki peringkat lima secara global setelah Cina, India, Amerika Serikat dan Brasil,” tuturnya.
Dok: Badan Intelijen Negara
Menurut dia pencapaian vaksinasi ini tidak mudah karena beberapa kendala. Pertama, perlu pengadaan karena belum banyak perusahaan yang memproduksi vaksin. Perlu kerja sama dengan berbagai negara untuk mendapatkan akses vaksin.
Kedua, perlu edukasi kepada masyarakat untuk mensukseskan program vaksinasi. "Seperti apa dan bagaimana vaksin yang digunakan, bagaimana fungsi vaksin saat pandemi dan bagaimana KIPI yang timbul,” kata Purwati.
Menurut dia, semua ini harus dijelaskan kepada masyarakat melalui edukasi. “Karena tidak mudah, dengan latar belakang budaya dari Sabang sampai Marauke.”
Ketiga, adalah distribusi vaksin dengan cakupan wilayah Indonesia yang luar.
Keempat, kesiapan vaksinator dengan kolaborasi banyak pihak. “Baik dari institusi pemerintah dan masyarakat yang nantinya diharapkan keterlibatan dari pihak swasta. Jadi saling bergotong royong," kata Purwati.