Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Hun Sen Desak Junta Militer Myanmar

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mendesak Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin junta militer Myanmar, mengizinkan kunjungan utusan khusus ASEAN dan bantuan kemanusiaan.

29 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mendesak Myanmar mengizinkan kunjungan utusan khusus ASEAN.

  • Amerika Serikat menolak tuntutan Rusia agar Ukraina tidak menjadi anggota NATO.

  • Enam anak penderita kanker tiroid menggugat pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

Kamboja

Hun Sen Desak Myanmar Izinkan Utusan Khusus ASEAN

DALAM pertemuan virtual pada Rabu, 26 Januari lalu, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mendesak Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin junta militer Myanmar, mengizinkan kunjungan utusan khusus Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Ini pembicaraan lanjutan setelah Hun Sen berkunjung ke Myanmar pada Jumat, 7 Januari lalu. "Kamboja prihatin atas kekerasan yang terjadi di Myanmar dan meminta empat hal kepada Jenderal Senior," demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri Kamboja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Langkah Hun Sen ini merupakan bagian dari peran Kamboja, yang tahun ini menjadi Ketua ASEAN. Hal pertama yang diminta Hun Sen kepada Myanmar adalah penerapan lima konsensus ASEAN yang meliputi penghentian kekerasan, dialog konstruktif di antara semua pihak, mediasi yang akan difasilitasi utusan khusus ASEAN, bantuan kemanusiaan, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar untuk bertemu semua pihak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hun Sen juga meminta Myanmar memfasilitasi kunjungan pertama utusan khusus Ketua ASEAN sesegera mungkin dan dukungan penuh atas upaya masuknya bantuan kemanusiaan ASEAN bagi rakyat Myanmar. Dia juga meminta semua pihak di Myanmar, termasuk Dewan Administrasi Negara, nama resmi junta militer, melakukan gencatan senjata untuk membuka jalan bagi dialog perdamaian.

Tidak diketahui bagaimana tanggapan junta terhadap permintaan tersebut. Kementerian hanya menyatakan Min Aung Hlaing meyakinkan kembali Hun Sen bahwa Myanmar berkomitmen bekerja sama dengan Kamboja sebagai Ketua ASEAN agar kepemimpinan negara itu tahun ini berjalan lancar.


Ukraina

Amerika Serikat Tolak Tuntutan Rusia

PEMERINTAH Amerika Serikat menolak tuntutan pemerintah Rusia agar Ukraina tidak menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Seharusnya tidak ada keraguan tentang keseriusan tujuan kami dalam hal diplomasi dan kami bertindak dengan fokus dan kekuatan yang sama untuk memperkuat pertahanan Ukraina dan mempersiapkan tanggapan cepat terhadap agresi Rusia lebih lanjut,” tutur Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken pada Kamis, 27 Januari lalu, seperti dikutip BBC. “Terserah Rusia untuk memutuskan bagaimana menanggapinya. Kami siap dengan cara apa pun."

Angkatan Bersenjata Ukraina mengambil bagian dalam latihan pertahanan pantai di wilayah Odessa, Ukraina, 28 Januari 2022. Kementerian Pertahanan Ukraina/Handout melalui REUTERS

Pernyataan itu merupakan jawaban dari tuntutan Rusia agar NATO tidak memperluas keanggotaannya di Eropa sesuai dengan janji mereka saat Pakta Warsawa yang dibentuk Uni Soviet bubar. Ukraina, yang menjadi pemisah antara Rusia dan Eropa, berencana menjadi anggota NATO. Bila itu terjadi, Rusia akan "dikepung" negara anggota NATO. Saat ini Rusia menempatkan ribuan tentara di perbatasan Ukraina dengan alasan latihan militer.

Diplomat Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perjanjian gencatan senjata lama di Ukraina pada 2015. Keempat negara terus mendukung gencatan senjata itu, "terlepas dari perbedaan pada masalah lain".


Jepang

Korban Fukushima Menggugat Pembangkit Nuklir

ENAM anak yang tinggal di Fukushima saat bencana nuklir terjadi pada 2011 menggugat Tokyo Electric Power Company Holdings, pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir yang memicu bencana itu, ke pengadilan Tokyo, Jepang, pada Kamis, 27 Januari lalu. Mereka menderita kanker tiroid yang mereka sebut diakibatkan radiasi nuklir.

Mereka menuntut perusahaan tersebut membayar ganti rugi dengan total 616 juta yen (US$ 5,4 juta). Salah satu penggugat, gadis 20-an tahun, mengaku harus memprioritaskan kesehatannya daripada kariernya akibat penyakit yang ia derita. “Tapi saya memutuskan maju dan mengatakan yang sebenarnya dengan harapan dapat memperbaiki situasi bagi hampir 300 orang lain yang juga menderita seperti kami,” ujarnya seperti dikutip AP.

Pengacara mereka mengatakan ini adalah gugatan kelompok pertama di Jepang yang diajukan oleh warga Fukushima terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan bencana nuklir tersebut. Lebih dari 290 orang telah didiagnosis atau diduga menderita kanker tiroid, termasuk 266 orang yang ditemukan panel Prefektur Fukushima.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus