Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjalankan Presidensi G20 selama satu tahun di 2020, Indonesia akan menggelar setidaknya 150 pertemuan hingga puncaknya di KTT G20 Oktober mendatang. Pemerintah telah memproyeksikan harapan dan manfaat yang dapat dipetik dari peluang yang diperoleh Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak tongkat estafet Presidensi G20 diberikan Italia kepada Indonesia pada akhir Oktober 2021, Presiden Joko Widodo berharap kesempatan ini digunakan secara maksimal. Berbagai agenda meeting yang mempertemukan ratusan negara jangan berakhir sebatas wacana, tetapi sudah saatnya untuk langsung bergerak dan mengaplikasikan kesepakatan yang telah dibuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata. Indonesia siap berkolaborasi dan menggalang kekuatan sehingga masyarakat dunia dapat merasakan dampak positif dari kerja sama ini. Indonesia juga harus menghasilkan terobosan-terobosan besar dari forum G20,” kata Presiden.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut beberapa manfaat langsung yang dapat dicapai untuk aspek ekonomi. Satu hal yang pasti adalah peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 Triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 Triliun, serta pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.
Ia melanjutkan, Presidensi G20 juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural di tengah pandemi. Mulai dari kesuksesan capaian vaksinasi hingga produk regulasi (Undang-Undang tentang Cipta Kerja) dan Sovereign Wealth Fund yang diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor global pada Indonesia, sehingga dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, saat talkshow di sebuah stasiun TV swasta nasional pekan lalu, menyebut bahwa selain manfaat ekonomi, Indonesia juga akan mendapatkan manfaat strategis. Indonesia berkesempatan turut berperan besar di dalam menentukan arah kebijakan global.
Tema Presidensi G20 Indonesia adalah “Recover Together, Recover Stronger” (pulih bersama, pulih lebih kuat). Susiwijono menjelaskan tema tersebut memiliki harapan agar negara-negara di dunia dapat segera pulih dari pandemi secara bersama-sama di berbagai sektor, dan terjadi pemulihan yang mempunyai ketahanan dan keberlanjutan.
Adapun substansi dari G20 terdiri dari jalur keuangan (Finance Track) dan jalur non-keuangan (Sherpa Track). Isu yang dibahas pada Sherpa Track terkait sektor riil, antara lain tentang kesehatan, ketenagakerjaan, perdagangan-investasi-industri, ekonomi digital, pariwisata, energi dan lingkungan, pembangunan, antikorupsi, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda.
Pemerintah berharap seluruh isu tersebut dapat mendatangkan manfaat besar untuk Indonesia dan dunia. Misalnya mengenai pendidikan yang dibahas oleh negara-negara dalam pertemuan G20 Education of Working Group (EdWG). Menurut Iwan Syahril selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, pertemuan itu diproyeksikan dapat menghasilkan sebuah laporan berupa best practice dari berbagai negara di G20 dengan konteksnya yang beragam, seperti di Afrika, Eropa, Asia, Amerika dan Australia. “Sehingga, laporan tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dunia tentang bagaimana melakukan pemulihan pascapandemi terutama di bidang pendidikan,” tuturnya.
Sedangkan di bidang ketenagakerjaan, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, berharap Presidensi G20 Indonesia Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan.
Dari berbagai pertemuan yang digelar, Indonesia juga akan menampilkan pameran yang menceritakan tentang upaya Pemerintah membangun negeri serta kemajuan yang telah diraih yang dapat mengundang minat investor. “Hal ini juga berpeluang menciptakan lapangan pekerjaan baru dan multiplier effect bagi perekonomian karena berkontribusi bagi banyak sektor," kata Menaker. (*)
Infografis Harapan dan Manfaat Presidensi G20 Indonesia.