Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Seabad Membangun Tiongkok

Partai membawa Tiongkok menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Mampu beradaptasi dengan perubahan adalah kuncinya.

26 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEIJING, 26 Juni 2021 (Xinhua) – Di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut, Sonam Tsering menawarkan Hada, selendang tradisional berbahan sutera Tibet simbol kemurnian dan keberuntungan kepada tamu jauh: Sekretaris Jenderal Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penggembala itu tinggal di sebuah desa pegunungan di Provinsi Qinghai, Tiongkok barat laut. Berasal dari keluarga sederhana, Sonam sekarang memiliki 80 domba dan 20 sapi berkat program subsidi pengentasan kemiskinan dan pinjaman dari pemerintah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sonam, yang telah meninggalkan rumah lamanya yang semi permanen, menyambut Xi di luar rumah barunya. Rumah itu dilengkapi dengan toilet siram dan jalan masuk menuju pintu depan. “Kami berterima kasih atas bantuan Partai yang membuat hidup kami para penggembala semakin baik,” kata Sonam.

Penggembala Sonam Tsering berfoto bersama cucunya di sebuah desa pegunungan di wilayah Gangcha, Prefektur Otonom Etnis Tibet Haibei, Provinsi Qinghai, Tiongkok barat laut, pada 8 Juni 2021. (Xinhua/Wu Gang)

Kunjungan Xi ini dilakukan kurang dari sebulan sebelum Partai Komunis Tiongkok berulang tahun yang ke-100 pada 1 Juli 2021. Berawal dari hanya sekitar 50 orang anggota, Partai Komunis Tiongkok kini telah menjadi partai Marxis terbesar di dunia dengan 95 juta orang anggota. 

Selama 100 tahun Partai berhasil mengubah Tiongkok dari negara yang tercerai-berai dan miskin menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Partai membawa negeri itu mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat, stabil, dan berpengaruh di dunia. Di bawah kepemimpinan Partai, modernisasi rakyat seperti yang dialami Sonam Tsering, terwujud. 

Partai Kami

Orang-orang mengunjungi Museum Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (Communist Party of China/CPC) pertama di Shanghai, Tiongkok timur, pada 19 Juni 2021. (Xinhua/Liu Ying)

Partai secara substansial berbeda dari model partai-partai di Barat. Dalam pandangan masyarakat, Partai dikenal sebagai “Partai Kami”. Dibentuk pada awal abad ke-20, di masa rakyat Tiongkok berjuang melawan invasi asing dan konflik dalam negeri, Partai menyerap aspirasi rakyat dan mengusung misi membangkitkan kembali kejayaan bangsa.

Dalam perjalanannya, Partai telah menerjemahkan kebutuhan rakyat ke dalam tindakan nyata. Anggota Partai bersumpah untuk memperjuangkan kemerdekaan, demokrasi, dan kebahagiaan rakyat. Konsekuensinya, semua anggota Partai harus menjadi perintis dan teladan bagi masyarakat di setiap saat dan tempat. 

Kisah perjuangan Li Dazhao, salah satu pendiri Partai Komunis Tiongkok, menginspirasi generasi muda hingga kini. Pada 1927 Li ditahan, dipenjara, dan disiksa hingga meninggal di usia 38 tahun. Li tetap berpegang pada keyakinannya saat menyongsong kematian di tangan penguasa. Tiang gantungan tempat Li dihukum mati kini menjadi relik budaya nomor satu di Museum Nasional Tiongkok. 

Data sejarah menunjukkan sekitar 3,7 juta anggota Partai mengorbankan nyawa selama kurun waktu 1921-1949 dalam perjuangan menegakkan republik rakyat. Jumlah itu belum termasuk orang-orang tak dikenal yang meninggal saat masa pergolakan. 

Semangat pengorbanan itu dilanjutkan oleh pemerintahan Tiongkok sampai sekarang dalam bentuk perjuangan melawan kemiskinan dan pandemi Covid-19. Lebih dari 39 juta anggota Partai dan kader bertarung melawan Covid-19 di garis depan, dengan lebih dari 400 orang meninggal. 

Menyadari kemiskinan tidak sejalan dengan sosialisme, Partai membawa rakyat memulai Reformasi dan Keterbukaan. Reformasi itu berhasil mengubah nasib banyak orang, seperti Mo Yan, petani dan penulis yang meraih Nobel Sastra 2012, dan Nan Cunhui, konglomerat yang pernah menjadi tukang sepatu pinggir jalan. Pendapatan per kapita Tiongkok pun tumbuh rata-rata 6,1 persen per tahun dari 1949 hingga 2019.   

Pada awal 1934, ketika Tentara Merah berperang melawan partai berkuasa, Kuomintang, Mao Zedong mengatakan, "Kita harus memecahkan masalah rakyat, mulai dari pangan, perumahan, pakaian, bahan bakar, minyak goreng dan garam, kesehatan, kebersihan, dan perkawinan. Kehidupan sehari-hari rakyat harus menjadi perhatian kita. ”Berlandaskan komitmen tersebut, Mao mendeklarasikan pendirian Republik Rakyat Tiongkok pada 1949.

Puluhan tahun kemudian, menggemakan perkataan Mao, Xi berulang kali menekankan bahwa keinginan rakyat untuk mendapatkan hidup yang lebih baik adalah tujuan Partai. "Di manapun kader Partai berada, mereka akan selalu bertanya ke penduduk desa soal harapan hidup mereka, ”kata Xi. Metodologi Partai yang disebut “garis massa” yang mewajibkan anggotanya tinggal dekat dengan rakyat, tertulis di dalam konstitusi Partai.  

Isu-isu terkait kehidupan rakyat, seperti pekerjaan, distribusi pendapatan, pendidikan, keamanan sosial, pelayanan kesehatan, perumahan, perawatan warga lanjut usia dan anak-anak, serta keamanan pangan menjadi perhatian utama Xi.

Xi berkata, Tiongkok telah mendeklarasikan perang melawan polusi. Ia juga  menyampaikan ambisi negara untuk mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan mencapai netral karbon (nol emisi karbon) pada 2060.

“Tiongkok berkontribusi sebanyak seperempat dari seluruh penghijauan yang dibantu manusia sepanjang 2000-2017,” Xi menuturkan.

Tak Terpisahkan, Tak Terkalahkan 

Asisten penanggulangan kemiskinan Liu Ying (pertama dari kiri) dan He Changle (kedua dari kiri), bersama para pejabat desa membantu membawa melon yang ditanam oleh warga di Desa Dongqin, wilayah Congjiang, Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya, pada 11 November 2020. (Xinhua/Yang Wenbin)

Pada 1930-an, jurnalis Amerika Serikat Edgar Snow mengunjungi Yan'an, pusat revolusi Tiongkok kala itu. Edgar Snow menuliskan, "solidaritas bagai batu” di antara penduduk yang tinggal di kawasan yang dipimpin Tentara Merah membuat mereka tidak terkalahkan, meskipun compang-camping dan kekurangan senjata.

Persatuan antara rakyat dan Partai yang diamati Edgar Snow tidak tergoyahkan. Di masa lalu, rakyat secara sukarela menyediakan makanan untuk tentara revolusioner, bahkan membongkar pintu kayu mereka untuk membuat tandu. 

Di masa kini, dalam perang melawan Covid-19, ratusan juta rakyat Tiongkok menjawab panggilan Partai dan pemerintah untuk melakukan karantina. Pabrik-pabrik berpartisipasi dengan memproduksi lebih dari 100 juta masker per hari.

Hari ini, anggota Partai dapat ditemui dengan mudah di berbagai bidang kehidupan. Ada yang berprofesi sebagai pekerja, petani, pelajar, pengusaha, karyawan perusahaan asing, hingga pemengaruh Internet. Meskipun usia dan profesi berbeda-beda, semua anggota Partai bekerja melayani publik.

Rakyat Tiongkok mengakui Partai dengan cara mereka: menaikkan bendera merah untuk menyatakan terima kasih kepada penyelamat gempa, anak-anak berjinjit menawarkan air kepada relawan banjir, orang-orang tua membungkuk kepada konvoi medis Covid-19, dan penduduk Desa Xinjiang menghadiahkan bunga kepada kader yang membantu menghilangkan kemiskinan ekstrem. Laporan dari Harvard University pada 2020 menunjukkan, tingkat kepuasan penduduk Tiongkok terhadap pemerintah mencapai 93 persen.

Kisah Desa Xiaogang di Provinsi Anhui sangat terkenal di masyarakat. Desa itu dijuluki desa reformasi nomor satu di Tiongkok. Pada 1978 ketika sistem pertanian komunal masih diterapkan, 18 orang petani di desa miskin itu mengambil risiko berhadapan dengan aparat pemerintah dengan meneken perjanjian rahasia untuk “menyewakan” tanah kolektif kepada masing-masing rumah tangga. 

Sistem “tanggung jawab kontrak” yang diterapkan di Xiaogang kemudian menyebar ke seluruh wilayah dan akhirnya diterima pemerintah. Sistem pertanian komunal lantas direvisi. Cerita Xiaogang sering dikutip sebagai contoh dari sikap Partai Komunis yang menyerap kebijaksanaan dari level terbawah untuk menyelesaikan masalah nasional. 

“Demokrasi dalam seluruh proses”, begitu istilahnya, adalah ciri yang membedakan demokrasi sosialis Tiongkok dari sistem politik Barat. Demokrasi di Tiongkok berjalan pada seluruh proses bernegara, termasuk pemilihan, pengambilan keputusan, administrasi, dan supervisi. Semua pengambilan keputusan besar didasarkan pada prosedur yang baku dan mengikuti pola musyawarah. 

Contohnya ialah penyusunan usulan Partai kepada pemerintah untuk membuat rencana pembangunan lima tahun ke-14. Partai menyerap komentar dan saran dari berbagai sektor usaha. Penyampaian masukan secara daring bahkan menembus 1 juta masukan hanya dalam tempo beberapa pekan. 

Sebanyak 546 komentar dan saran akhirnya terefleksi di dalam proposal Partai. Proses pembuatan usulan itu disebut Xi sebagai contoh nyata dari demokrasi internal Partai dan demokrasi sosialis Tiongkok. Xi menegaskan, Tiongkok tidak memerlukan model demokrasi Barat dan telah mengembangkan demokrasi yang sesuai dengan karakteristik negara itu.

Tak Berhenti Berkembang

Foto yang diabadikan pada 7 April 2021 ini menunjukkan pemandangan sebuah danau di Desa Wuzhuang di wilayah Chun'an, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur. (Xinhua/Mao Yongfeng)

Selama satu abad berdiri Partai secara konstan beradaptasi dengan perubahan. Kemampuan beradaptasi itu tercermin pada kebijakan baru yang mengizinkan satu keluarga memiliki tiga anak guna memperbaiki struktur demografi Tiongkok. Namun, satu hal tidak berubah di dalam Partai adalah ikatan dengan rakyat yang tak terpisahkan laksana “ikan dan air.”

Ancaman bukannya nihil. Partai melihat korupsi sebagai ancaman terbesar bagi keberlangsungan hidupnya dan hubungan dengan rakyat. Pada 1952, Liu Qingshan dan Zhang Zishan, dua pejabat Partai yang terbukti korupsi dieksekusi mati sebagai contoh bagi tekad pemberantasan korupsi Partai. Tekad itu bertahan hingga kini. 

Pengawas antikorupsi Partai telah memecat banyak pejabat dari level bawah hingga atas. Investigasi terhadap Zhou Yongkang, mantan anggota Komite Tetatp Biro Politik Komite Pusat Partai, mengejutkan pihak luar yang selama ini meragukan kampanye antikorupsi bakal menyentuh pejabat tinggi Partai.

Memburu pelaku kakap tidak membuat partai menoleransi kesalahan kecil. Pegawai pemerintah level akar rumput yang ketahuan tidak membayar dua apel milik pedagang di Provinsi Shandong pada 2015, misalnya, telah dikenai sanksi. Xi mendesak semua anggota Partai untuk melanjutkan perang melawan korupsi. Pada 2020 sekitar 604 ribu orang telah dihukum oleh lembaga antikorupsi Tiongkok. 

Pada peluncuran kampanye terbaru mengenai Pendidikan Sejarah Partai, Xi menekankan pentingnya mempertahankan ikatan Partai dengan rakyat. Kampanye ini merupakan upaya Partai untuk menyatukan pikiran, meningkatkan disiplin, dan mendongkrak moral anggota. 

Gambar tangkapan layar yang diabadikan di Pusat Kendali Antariksa Beijing (Beijing Aerospace Control Center/BACC) di Beijing, ibu kota Tiongkok, pada 17 Juni 2021 ini menunjukkan tiga astronaut Tiongkok di pesawat luar angkasa Shenzhou-12 saat memasuki modul inti stasiun luar angkasa Tianhe. (Xinhua/Jin Liwang)

Memulai perjalanan baru setelah satu abad berdiri, Partai Komunis bertekad membawa Tiongkok menjadi negara sosialis yang modern, makmur, kuat, demokratis, berbudaya, harmonis, dan indah. Baru-baru ini, tiga astronaut Tiongkok yang semuanya anggota Partai terbang ke luar angkasa dan memasuki modul inti stasiun luar angkasa Tianhe yang sedang mengorbit. Tianhe akan menjadi rumah ketiga astronaut itu selama tiga bulan ke depan. 

Pemerintah Tiongkok mempersilakan astronaut asing bekerja sama dengan lembaga antariksa negara itu setelah pekerjaan konstruksi Tianhe rampung. Setelah melewati 100 tahun sejarah hidupnya dengan beraneka ragam kisah, Partai Komunis Tiongkok kini siap menulis bab baru untuk dan oleh rakyat. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus