Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan transformasi pendidikan vokasi, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sejak 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program ini sebenarnya telah digagas sejak 2020 melalui “SMK Center of Excellence” (SMK CoE). Pengembangan SMK juga telah dilakukan melalui Program Revitalisasi SMK yang tercantum dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2022 ini, Kemendikbudristek melanjutkan program prioritas SMK PK yang implementasinya tidak lepas dari pilar Merdeka Belajar. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, SMK PK merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja sekaligus menjadi katalis perwujudan visi pendidikan Indonesia.
"Sekolah yang menjadi pelaksana program SMK PK akan mendapatkan penguatan kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja, dan akhirnya menjadi rujukan yang memiliki semangat pengimbasan bagi SMK lainnya," ujar Wikan.
Dalam mengembangkan program SMK PK tahun ini, Kemendikbudristek meluncurkan Skema Pemadanan Dukungan yang akan melibatkan industri secara lebih intensif. Skema ini diyakini menjadi langkah strategis SMK untuk berperan memperkuat daya saing serta percepatan pemulihan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi industri.
Dirjen Wikan mengatakan bahwa aspek keterlibatan industri minimal dalam penyelarasan kurikulum, penguatan unit teaching factory SMK, dan penyediaan praktisi industri sebagai instruktur di SMK.
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 12 Surabaya
“Melalui skema ini, setiap dukungan dari industri yang diberikan kepada SMK pelaksana program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan akan mendapatkan dana pemadanan dari Kemendikbudristek. Dengan melibatkan industri secara intensif, skema ini dipastikan tidak hanya menguntungkan satuan pendidikan vokasi yang nantinya akan diberi kucuran dana, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi industri,” tutur Wikan.
Manfaat yang akan didapatkan industri antara lain meningkatkan efisiensi industri dalam pengeluaran operasional (operating expenditure) dan pengeluaran modal (capital expenditure), serta berkesempatan menyiapkan talenta unggul yang sesuai kebutuhan industri. Skema ini juga memungkinkan industri untuk memindahkan salah satu jalur produksi ke SMK dengan biaya pemadanan dukungan dari pemerintah melalui teaching factory. Cara ini diharapkan mampu memberikan efisiensi dalam hal pembiayaan sektor produksi.
SMK yang dapat mengikuti SMK PK Skema Pemadanan Dukungan adalah SMK yang terpilih berdasarkan kurasi potensi dan kualitas kinerja oleh Kemendikbudristek. Dirjen Wikan menyebut, Kemendikbudristek telah melakukan analisis pada capaian kinerja SMK pelaksana program SMK PK di tahun sebelumnya maupun SMK yang baru mendaftar di tahun 2022 kemudian mengelompokkannya menjadi empat tahapan. Tahap pertama yaitu SMK yang masih perlu pengembangan hingga tahap empat yang sudah selaras dengan kebutuhan industri.
“Sedangkan yang paling mendominasi ada di tahap tiga dan empat. Ini cukup menggembirakan karena SMK yang dapat mengikuti Skema Pemadanan Dukungan adalah SMK yang ada di kedua tahap ini. Kalau sudah di tahap empat, kami targetkan teaching factory sudah optimal, link and match sudah lengkap, dan mengimbas ke SMK lain,” tutur Wikan.
Program SMK PK akan difokuskan pada keahlian yang mendukung sektor industri dengan tren pertumbuhan positif, yang termasuk di dalam kelompok ekonomi kreatif, pariwisata, kesehatan dan pekerja sosial, kemaritiman, energi dan pertambangan, agribisnis dan agroteknologi, teknologi manufaktur dan rekayasa, teknologi konstruksi dan properti, serta teknologi informasi.
Sebagai tindak lanjut, Kemendikbudristek juga akan mengenalkan SMK PK Skema Pemadanan Dukungan secara intens kepada industri-industri potensial untuk bergabung pada program ini. “Nantinya, industri yang ingin terlibat tidak hanya dapat memilih dan mengecek SMK yang cocok dengan bidang produksinya sebagai calon penerima investasi, tetapi juga turut terlibat dalam merancang proyek bersama SMK, memberikan persetujuan atas rencana kerja dan implementasi proyek, serta meninjau dan memantau proses implementasi,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada itu.
Sekilas informasi, hingga 2021 tercatat 901 sekolah dan 937.906 siswa SMK di seluruh Indonesia yang sudah mengikuti dan menerima manfaat dari Program SMK PK. Diharapkan, keberlanjutan program ini dapat menghasilkan lulusan SMK yang kompeten dan terserap di dunia kerja, atau berwirausaha dengan penghasilan kompetitif, maupun melanjutkan studi.
Kemendikbudristek masih membuka pendaftaran bagi SMK, baik sebagai SMK PK lanjutan atau pendaftar baru sampai tanggal 6 Februari 2022. Sementara industri yang ingin mengikuti program ini sudah bisa melakukan pembuatan akun melalui laman pendaftaran. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran Program SMK PK Tahun 2022 dapat diakses pada laman https://smk.kemdikbud.go.id/smkpk. (*)