Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenderal TNI Agus Subiyanto memahami tren perang di masa depan bukan sekadar adu otot dan semangat juang. Patut didukung oleh alat temput berbasis teknologi. Karena itu, ia telah menetapkan prioritas yang sesuai dengan visi Integratif dalam akronim Prima.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah pertama, ia akan mengintegrasikan seluruh alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dalam sistem pertahanan terpadu melalui Network Centric Warfare System (NCWS) guna meningkatkan pertahanan negara, termasuk kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kebutuhan atas keterpaduan sistem berbasis jaringan dari berbagai keunggulan alutsista ketiga matra TNI sudah merupakan keniscayaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, meningkatkan kemampuan dan mengintegrasikan Satuan Siber TNI guna mendukung Tugas Pokok TNI, khususnya untuk mengantisipasi perang multidimensional di dunia maya.
Langkah ketiga yakni meningkatkan peran TNI bersama Polri dan kementerian/lembaga lainnya secara integratif untuk menghadapi berbagai situasi kontinjensi dalam rangka melaksanakan tugas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Adapun, langkah untuk mempercepat modernisasi alutsista, rencana yang disiapkan Jenderal TNI Agus Subiyanto yakni memanfaatkan teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan informatika harus dilakukan secara terprogram, berkelanjutan serta berorientasi pada Integrated Based System, yang merupakan sebuah sistem berbasis keterpaduan untuk menjamin adanya inter-operabilitas seluruh matra dalam rangka meningkatkan efektivitas pencapaian Tugas Pokok TNI.
“Modernisasi Alutsista berbasis digital juga diperlukan sebagai kebutuhan untuk mendukung pengamanan jalur logistik maritim sebagai wujud kontribusi TNI dalam menyukseskan Visi Poros Maritim Dunia,” ujarnya.
Berikutnya, TNI berkomitmen untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan produk dan mendukung pengembangan industri strategis pertahanan nasional menuju kemandirian alutsista dengan memaksimalkan TOT (Alih Teknologi) dan TOK (Alih Pengetahuan).
Menurut dia, perlengkapan dan peralatan di jajaran TNI di masa depan harus berdasarkan pada kebutuhan satuan. “Prosesnya dilakukan secara transparan dan akuntabel sesuai prinsip good governance,” katanya menegaskan.
Terkait penjabaran visi Prima pada Adaptif, ia menyatakan siap mendorong peningkatan pembinaan teritorial sebagai salah satu Fungsi Utama TNI dalam rangka memberdayakan sumber daya nasional untuk kepentingan pertahanan negara.
“Saya juga akan meningkatkan kemampuan TNI dalam mengidentifikasi dan merespons secara cepat dan tepat setiap dinamika ancaman yang semakin kompleks dan multidimensional, mulai dari satuan terkecil hingga di tingkat Mabes TNI,” ujar dia.
Lebih lanjut, sebagai bagian dari aparatur negara, ia memastikan TNI akan meningkatkan fleksibilitas pelaksanaan tugasnya, baik sebagai ujung tombak dalam menjalankan peran sebagai alat pertahanan negara, serta sebagai motor penggerak maupun elemen pendukung dalam membantu kementerian/ lembaga dan komponen bangsa lainnya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nasional.
“Saya simpulkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokoknya, sebagai Pengawal NKRI, Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, maka TNI harus PRIMA,” ucap dia.
Jenderal TNI Agus Subiyanto menegaskan, jika ditetapkan menjadi Panglima TNI, ia akan memastikan seluruh prajurit tidak arogansi, tidak menyalahgunakan senjata dan amunisi yang dapat melukai dan menyakiti hati rakyat.
“TNI justru harus menjadi perisai dan pelindung rakyat! Karena sejatinya, TNI lahir dan tumbuh dari rakyat untuk rakyat. Bekerjalah dengan niat ibadah, loyal, tulus dan ikhlas!” kata dia.