Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Setelah lima tahun berlalu, nasib muslim Rohingya masih terkatung-katung.
Anggota parlemen India ditahan dua kali karena menghina Nabi Muhammad.
Kepala kepolisian Jepang mundur karena gagal mencegah pembunuhan mantan perdana menteri Shinzo Abe.
Bangladesh
Nasib Rohingya Masih Terkatung-katung
SETELAH terusir dari Negara Bagian Rakhine karena aksi brutal militer Myanmar sejak Agustus 2017, derita Muslim Rohingya belum juga berakhir. Human Rights Watch memperkirakan lebih dari 730 ribu orang Rohingya melarikan diri ke kamp-kamp rawan banjir di Bangladesh dan sekitar 600 ribu lainnya masih berada di bawah kekuasaan yang menindas di kampung halaman mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Negara-negara (yang peduli terhadap nasib Rohingya) harus menandai peringatan lima tahun kampanye yang menghancurkan Rohingya ini dengan strategi internasional terkoordinasi untuk akuntabilitas dan keadilan yang mengacu pada masukan Rohingya,” kata Elaine Pearson, penjabat Direktur Asia di Human Rights Watch, dalam siaran pers organisasi itu pada Rabu, 24 Agustus lalu. “Para donor harus mendukung pengungsi Rohingya untuk belajar dan bekerja dengan bebas dan aman sehingga mereka dapat membangun masa depan yang independen dan mandiri.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2019, tim pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar menyimpulkan adanya pemusnahan etnis atau genosida yang dialami kaum Rohingya yang melibatkan tentara Myanmar. Mekanisme Investigasi Independen untuk Myanmar (IIMM), yang melanjutkan tugas tim tersebut, menemukan sejumlah bukti bahwa kaum Rohingya telah mengalami diskriminasi selama puluhan tahun. Mahkamah Keadilan Internasional (ICJ), yang mengadili kasus dugaan genosida terhadap Rohingya atas tuntutan Gambia, baru-baru ini memutuskan menolak semua keberatan Myanmar atas dakwaan tersebut sehingga pengadilan dapat memulai sidang kasus itu.
India
Legislator Penghina Nabi Ditangkap Lagi
KEPOLISIAN Negara Bagian Telangana menahan Thakur Raja Singh, anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP), partai pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi, pada Kamis, 25 Agustus lalu. Singh ditahan karena komentarnya diduga menghina Nabi Muhammad dan memicu keributan di kalangan muslim.
Protes massal pecah di Hyderabad, ibu kota Telangana, setelah Singh merilis video pada Senin malam, 22 Agustus lalu, yang meledek komika muslim Munawar Faruqui serta meremehkan komunitas muslim dan Nabi Muhammad. YouTube kemudian mencabut video tersebut. Esoknya Singh ditahan polisi, tapi kemudian dibebaskan dengan uang jaminan. BJP menskors Singh karena “pendapatnya bertentangan dengan posisi partai dalam berbagai hal”. “Saya akan melakukan apa saja untuk melindungi komunitas saya. Saya bahkan siap mati. Saya akan mengunggah bagian kedua dari video tersebut,” tuturnya seperti dikutip The Print.
Singh sudah sering menjadi sorotan karena pernyataannya yang anti-Islam. Facebook pernah memblokir akunnya karena menyebarkan ujaran kebencian. Dalam pemilihan umum 2018, 15 dari 43 kasus pidana yang ia hadapi berhubungan dengan ujaran kebencian selama kampanye. Hingga 2020, dia menghadapi 60 tuntutan pidana, yang kebanyakan dipicu ujaran kebencian.
Jepang
Kepala Polisi Mundur Akibat Pembunuhan Abe
KEPALA Badan Kepolisian Nasional (NPA) Jepang Itaru Nakamura mundur dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegagalan melindungi mantan perdana menteri Shinzo Abe dari pembunuhan. “Ada kekurangan dalam rencana keamanan dan penilaian risiko yang menjadi dasarnya dan arahan dari komandan lapangan tidak cukup,” ucap Nakamura setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Komisi Keamanan Publik Nasional pada Kamis, 25 Agustus lalu, sebagaimana dikutip The Japan Times.
Konferensi pers pengunduran diri Itadu Nakamura sebagai KEPALA Badan Kepolisian Nasional. Youtube NBC
Abe adalah politikus terkenal dan Perdana Menteri Jepang terlama. Namun keamanan relatif longgar saat ia berkampanye untuk partainya, Partai Demokratik Liberal, di sebuah jalan di Kota Nara pada 8 Juli lalu. Polisi gagal menghalangi Tetsuya Yamagami, bekas anggota Pasukan Bela Diri Angkatan Laut Jepang, menembak Abe hingga tewas.
Kepolisian Nara mengakui kelemahan keamanan mereka. Kepala Kepolisian Prefektur Nara, Tomoaki Onizuka, juga menyatakan niatnya mengundurkan diri. Kepolisian Nara telah menghukum empat perwira senior dengan pemotongan gaji dan teguran karena kasus ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo