Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
PT Rass Mandiri Utama mengantongi kuota impor daging terbesar tahun ini sebesar 207 ribu ton.
Pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 100 ribu ton.
Kebutuhan impor daging sapi 2022 meningkat dengan bertambahnya persetujuan impor.
UDARA dingin menyeruak ketika Rasli Syahril membuka pintu gudang penyimpanan daging PT Rass Mandiri Utama di Duren Sawit, Jakarta Timur. Pada Rabu, 20 Juli lalu, Chief Executive Officer PT Rass ini masuk ke gudang penyimpanan untuk menunjukkan daging impor beku berbagai merek. “Ini dari Brasil, itu dari Australia, baru datang kemarin,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di gudang penyimpanan bersuhu minus 20 derajat Celsius itu tinggi tumpukan dus daging sudah melebihi tinggi badan Rasli yang sekitar 165 sentimeter. Bahkan ada tumpukan dus yang nyaris menyentuh atap gudang penyimpanan ini. Di dalam dua ruangan penyimpanan lain, dus-dus daging beku juga tampak ditumpuk rapi hingga menjulang memenuhi ruangan gudang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rasli mengatakan ada sekitar 1.000 ton daging beku yang hari itu tersimpan. Ia menyebutnya sebagai buffer stock atau cadangan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah permintaan. Karena itu, Rasli menyiapkan semua jenis potongan daging, baik sapi maupun kerbau. Ia menunjukkan daging sapi Australia dan Selandia Baru pelbagai merek. Ada Harvey Beef, John Dee, dan Woolworths. Ada pula merek Allana serta Friboi.
Dus merek Allana berisi daging kerbau India yang dibelinya dari PT Suri Nusantara Jaya, importir dan distributor yang membeli daging dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Bulog. Sementara itu, daging Friboi dibelinya dari PT Berdikari (Persero), badan usaha milik negara yang ditugasi pemerintah mengimpor daging sapi Brasil. “Daging kerbau ini barang fast booking, makanya stok saya paling banyak. Barangnya murah, lebih banyak yang suka,” tutur pengusaha 35 tahun ini.
Rasli menyetok daging kerbau dan sapi cukup banyak karena permintaan daging impor sedang melonjak. Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menghajar ternak lokal sejak April lalu membuat stok daging menyusut. Karena kebutuhan konsumsi daging tak turun, daging impor menjadi satu cara memenuhi kebutuhan itu. Dalam catatan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, persetujuan impor daging sapi sepanjang 2022 sebanyak 833 ribu ton, naik 13 persen dibanding persetujuan impor selama 2021.
Kuota importir besar seperti PT Indoguna Utama dan PT Agro Boga Utama, selama masa wabah PMK, juga meningkat. PT Indoguna, misalnya, mengantongi persetujuan impor sebanyak 34,5 ribu ton daging yang berlaku sampai tahun ini. Tahun sebelumnya, Kementerian Pertanian hanya memberikan kuota impor daging untuk perusahaan ini 31,1 ribu ton. PT Agro Boga Utama tahun ini mendapat persetujuan impor 58,5 ribu ton, naik 20 ribu ton lebih dari tahun sebelumnya.
Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri, sebelum wabah PMK menyerang ternak lokal ruminansia, suplai daging sapi dari dalam negeri sebanyak 440-450 ribu ton tiap tahun. “Teman-teman importir mengisi kekosongan di wilayah yang tadinya ada sapi lokal,” ujarnya. “Sebagian besar konsumen di Jakarta menunggu daging impor.”
Bagi importir daging seperti Rasli, wabah PMK “menguntungkan” bisnisnya. Meski pendatang baru di bisnis daging impor—Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia baru mengesahkan PT Rass Mandiri Utama pada 22 November 2021—perusahaan Rasli bisa mendatangkan daging dari pelbagai negara. “Kami mengimpor langsung dari Australia, Selandia Baru, Spanyol, dan Amerika Serikat,” ucapnya.
Sebelum November 2021, Rasli hanya menjadi pemasok dan distributor daging impor. Meskipun pemain baru, PT Rass Mandiri mengantongi kuota impor dari Kementerian Pertanian sebanyak 207 ribu ton tahun ini—terbesar di antara puluhan importir kawakan. Rasli berdalih angka jumbo itu akibat akumulasi permintaan izin impor PT Rass sejak 2020.
Begitu memegang izin impor pada Februari lalu, Rasli bergegas menggandeng beberapa rumah potong sapi di Australia yang besar dan terkenal, seperti Australian Meat Group, Australian Meat Holding, Midfield Group, JBS, dan Samex Australian Meat Company. Sepanjang Mei-Juli 2022, Rasli mendatangkan daging impor tiap pekan. “Realisasi impor baru sekitar 10 persen,” katanya. “Target saya 60-70 persen sampai akhir tahun.”
Rasli mengklaim bisa memesan 5-20 kontainer setiap kali membeli daging kerbau ke PT Suri. Tiap kontainer berisi 28 ton daging. Ia membelinya dengan harga Rp 85 ribu per kilogram, lalu menjualnya Rp 87 ribu. Adapun untuk daging sapi, ia menjual dengan margin maksimal Rp 2.000 dari harga acuan Rp 96 ribu per kilogram.
PT Rass Mandiri Utama mendatangkan daging sebanyak 107 ribu ton dari Australia, 46 ribu ton dari Spanyol, 17 ribu ton dari Selandia Baru, dan 27 ribu ton dari Amerika Serikat. Kata Rasli, omzet mendatangkan daging impor cukup besar. “Tapi saya enggak bisa buka, soalnya berkaitan dengan pajak, he-he-he,” katanya.
Direktur Utama PT Suri Nusantara Jaya Dimas Wibowo mengatakan perusahaannya telah menjalin kerja sama dengan Bulog dalam penyewaan fasilitas penyimpanan serta jual-beli daging sejak 2015. PT Suri, misalnya, turut mendistribusikan daging kerbau India yang diimpor Bulog.
Perusahaan pelat merah itu tahun ini ditugasi pemerintah mengimpor 100 ribu ton daging kerbau India. Sebanyak 55-60 ribu ton daging sudah tiba dan disalurkan ke distributor yang mempunyai mesin pembeku seperti PT Suri. “Sebagian lagi disalurkan lewat jaringan Bulog di berbagai wilayah,” tutur Sekretaris Perum Bulog Awaludin Iqbal.
Menurut Dimas, PT Suri setiap bulan bisa membeli sekitar 3.000 ton daging kerbau dari Bulog dengan harga Rp 60-70 ribu per kilogram. Mereka lalu menjualnya lagi dengan keuntungan 3-5 persen dari tiap kilogram daging.
PT Suri juga mengimpor langsung daging sapi dari Australia. Harga belinya US$ 2-15 per kilogram, tergantung pada jenis potongan daging. Sesampainya di Indonesia, daging sapi itu dijual dengan margin 2-5 persen.
Suhandri terkejut mendengar nama PT Rass Mandiri Utama sebagai pemegang kuota impor paling banyak selama 2022. Selama ini, dia mengimbuhkan, izin impor daging yang besar selalu dikuasai PT Indoguna Utama, PT Agro Boga Utama, PT Dua Putera Perkasa Pratama, dan PT Indogal Agro Trading. “Anggota Aspidi paling banyak mendapat kuota impor tidak lebih dari 50 ribu ton,” ucapnya.
PT Rass Mandiri Utama belum tergabung dalam asosiasi importir. Rasli mengatakan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia ataupun Aspidi pernah mengajaknya bergabung. Namun ia belum berminat menautkan diri dalam asosiasi importir daging karena mengaku masih ingin berfokus mengembangkan perusahaannya.
Rasli antara lain akan membangun pabrik pengolahan makanan berbahan daging impor dan lokal di Jababeka, Jawa Barat. Pabrik bernama PT Rass Food Indonesia itu direncanakan beroperasi pada Oktober mendatang. “Kalau perusahaan sudah settle, baru ke arah sana,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo