Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Atlet angkat besi asal Banten Rizki Juniansyah berhasil memperbarui rekor dunia junior angkatan snatch menjadi 156 kilogram.
Rekor sebelumnya dibuat Rizki di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Tashkent, Uzbekistan, 26 Mei 2021 lalu.
Rekor itu pertama kali dipecahkan Rizki di Piala Dunia Angkat Besi Remaja IWF Online di Lima, Peru pada 15 November 2020 lalu.
BAGI lifter Indonesia Rizki Juniansyah, Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior International Weightlifting Federation (IWF) seperti rumah sendiri. Di sinilah Rizki mengukir dan memperbarui rekor dunia junior atas namanya. Pada perhelatan di Heraklion, Yunani, Kamis, 5 Mei lalu, Rizki berhasil mengangkat beban 156 kilogram untuk angkatan snatch kelas 73 kilogram. Rekor dunia junior baru itu satu kilogram lebih berat dari rekor sebelumnya yang ia ciptakan di Tashkent, Uzbekistan, pada 26 Mei 2021.
Pembaruan rekor dunia ini terjadi tiga tahun beruntun karena Rizki pertama kali membuat rekor angkatan snatch seberat 145 kilogram dalam Piala Dunia Angkat Besi Remaja IWF 2020 yang digelar secara virtual dari Lima, Peru. “Saya hanya menaikkan satu kilogram karena tidak mau terlalu ngoyo lantaran jarak kejuaraan dunia dan SEA Games cukup dekat,” kata Rizki dalam keterangan tertulis, Jumat, 6 Mei lalu. “Saya tak mau menghabiskan peak performance saya,” ujarnya.
Pria kelahiran Kota Serang, Banten, 17 Juni 2003, ini memang menargetkan dirinya untuk berpartisipasi dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara itu. Bagi Rizki, tampil di SEA Games ke-31 di Hanoi, Vietnam, 2021 yang digelar 12-23 Mei 2022 ini; juga Asian Games di Hangzhou, Cina 2022; serta Olimpiade Paris, 2024 mendatang, merupakan impian yang ingin diwujudkan. “Ini saya baru selesai latihan,” ucap Rizki saat dihubungi via WhatsApp, Jumat, 13 Mei lalu.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia Hadi Wihardja mengatakan Rizki berpeluang meraih medali emas di SEA Games Vietnam 2021. “Mungkin ia akan naik kelas mengingat ia berada di kelas yang sama dengan Rahmat Erwin Abdullah,” tutur Hadi saat dihubungi, Rabu, 11 Mei lalu. “Tidak mungkin Rizki dan Rahmat bertarung di kelas yang sama di SEA Games nanti,” kata Hadi.
Rizki, setelah memecahkan rekor dunia junior kelas 73 kilogram pada 2021, pernah mengungkapkan obsesinya untuk memecahkan rekor dunia junior kelas 81 kilogram. Untuk mewujudkan keinginan itu, Rizki mengatakan ingin naik ke kelas 81 kilogram. Menurut dia, selisih rekor dunia junior kelas 81 kilogram tidak terlalu jauh dengan kelas 73 kilogram yang ia ciptakan, yakni angkatan snatch 168 kilogram serta clean and jerk 206 kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rizki Juniansyah meraih juara pertama dalam Kejuaraan Dunia Junior IWF kelas 73 kilogram, di Herakliom, Yunani, 6 Mei 2022. Dok PB PABSI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior IWF 2022, Rizki meraih tiga medali emas setelah menjadi yang terbaik dengan angkatan snatch 156 kilogram, clean and jerk 185 kilogram, serta total 341 kilogram. Medali perak diraih lifter Kazakstan, Alexey Churkin, dengan angkatan snatch 146 kilogram, clean and jerk 183 kilogram, serta total 329 kilogram. Medali perunggu diraih lifter Amerika Serikat, Henry Ryan Grimsland, dengan total 327 kilogram, snatch 145 kilogram, serta clean and jerk 182 kilogram.
Dalam kejuaraan itu, Rizki juga mencoba memperbarui rekor untuk angkatan clean and jerk yang ia ciptakan di Tashkent, Uzbekistan, 26 Mei 2021, seberat 194 kilogram. Pada percobaan pertama, atlet 18 tahun itu berhasil mengangkat beban seberat 185 kilogram. Angkatan tersebut tidak mampu ia perbaiki pada kesempatan kedua dengan berat 195 kilogram. Pada kesempatan ketiga Rizki kembali gagal mengangkat beban 199 kilogram.
Capaian Rizki sebagai juara dunia junior dan pemegang rekor dunia junior ini tidak lepas dari andil ayahnya, Muhammad Yasin, yang memberikan latihan dan perhatian. Yasin, yang merupakan mantan atlet angkat besi era 1980-an yang pernah tiga kali ikut SEA Games, mendirikan klub angkat besi Bulldog Gym Club untuk menempa Rizki menjadi atlet angkat besi yang bisa melampaui prestasi dirinya.
Yasin memberi pola latihan yang lebih keras kepada Rizki dibanding anggota klub yang lain. Dia ingin anaknya menjadi contoh bagi rekan-rekan seklubnya. Rizki mengenal cabang olahraga ini sejak usia taman kanak-kanak, tapi belum berlatih serius karena orang tuanya khawatir ia menjadi pendek. Rizki mulai berlatih intensif dan mengikuti kejuaraan angkat besi pada usia 12 tahun. Rizki pernah mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Remaja dan Junior Asia di Thailand 2018 dan menyabet tiga medali emas di kelas 67 kilogram remaja dalam 2nd Indonesia International Weightlifting Championships 2019.
Di Kejuaraan Angkat Besi Remaja Asia 2019 yang berlangsung di Pyongyang, Korea Utara, Rizki yang turun di kelas 67 kilogram meraih medali perak dengan angkatan snatch 130 kilogram, clean and jerk 157 kilogram, serta total angkatan 287 kilogram. Adapun pada Kejuaraan Angkat Besi Junior Asia 2020 yang digelar di Tashkent, Rizki yang sudah di kelas 73 kilogram menempati peringkat keempat dengan angkatan snatch 139 kilogram, clean and jerk 168, serta total 307. Peringkat pertama diraih Rahmat Erwin Abdullah (angkatan snatch 144 kilogram).
Dalam Pekan Olahraga Nasional ke-20 di Papua (PON XX Papua), angkat besi dipertandingkan pada 7 Oktober 2021. Rizki yang memperkuat Banten menyumbangkan medali emas kelas 73 kilogram dengan angkatan snatch 152 kilogram serta clean and jerk 191 kilogram. Angkatan Rizki terpaut jauh dari peraih medali perak, Edi Kurniawan dari Kalimantan Timur, dengan angkatan snatch 127 kilogram serta clean and jerk 157 kilogram. Tidak ada medali perunggu karena angkat besi hanya diikuti tiga provinsi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo