Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pesenam aerobik Edelina Daxilia menempati peringkat keempat divisi kelompok umur Suzuki World Cup 2022.
Ia beralih dari balet ke senam aerobik.
Baru setahun menekuni senam aerobik, ia langsung meraih medali emas Kejuaraan Nasional Gimnastik Kelompok Umur.
KEAHLIAN akrobatik Edelina Daxilia tampak menonjol dari sembilan pesenam lain dari Senayan Aerobic Gymnastics Club (SAGC) yang berlatih di Gelanggang Olahraga Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Kamis, 26 Januari lalu. Pesenam yang akrab disapa Dexie itu memiliki badan yang lebih lentur dibanding rekan-rekannya. Di atas jalur diagonal matras berukuran 10 x 10 meter, Dexie bisa melakukan lompatan salto lima-enam kali, sementara teman-teman latihannya rata-rata tiga-empat kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dexie, yang lahir di Palu, 9 April 2009, adalah peraih medali emas senam aerobik Kejuaraan Nasional Gimnastik V Kelompok Umur, 3-4 Desember 2022. Ajang tahunan yang digelar Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia itu berlangsung di Parung, Bogor, Jawa Barat. Medali emas ini adalah medali kedua baginya di event tingkat nasional. "Sebelumnya dapat medali emas di Kejurnas 2019, padahal baru setahun latihan," kata Dexie saat ditemui di sela latihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2022, Dixie juga mengukir prestasi dunia. Suzuki World Cup 2022 di Tokyo, 12-14 Desember lalu, itu merupakan debut Dexie di kompetisi internasional. Remaja 13 tahun itu menempati posisi keempat di ajang yang diikuti sepuluh negara tersebut. Dexie mengumpulkan 17.499 poin, sedangkan tiga terbaik di aerobic gymnastics divisi kelompok umur individu putri itu diraih pesenam Jepang: Kanoha Takahashi dengan 18.766 poin, Momoka Chizaki (18.649), dan Natzuki Enzaka (18.216). "Targetnya peringkat ketiga. Tapi, karena enggak ada babak final, jadi harus puas di empat besar," tuturnya.
Novilia, ibu Dexie, bercerita bahwa bakat Dexie di senam aerobik berawal dari latihan balet sejak umur 5 tahun. Dexie, kata dia, berlatih balet sampai usia 8 tahun di Marlupi Dance Academy. Novi—panggilan Novilia—bercita-cita anaknya menjadi balerina yang berprestasi internasional. Sekolah balet Dexie rutin mengirimkan anak didiknya ke kejuaraan di luar negeri. Namun ia tak mempunyai dana untuk biaya pertandingan Dexie. "Ke luar harus pakai dana pribadi. Sekali pertandingan bisa habis Rp 30 juta," ucap Novilia, yang ditemui saat mengantar Dexie berlatih pada Kamis, 26 Januari lalu.
Untuk mendukung impian anaknya, Novi sempat mencari sekolah balet yang memperbolehkan siswanya berkompetisi di kejuaraan lokal. Di tengah pencarian itu, Dexie sempat meminta kepada Novi mencoba latihan aerobic gymnastics. Ketika itu Lody Lontoh, mantan pesenam aerobic gymnastics, baru membuka SAGC. "Awalnya aku enggak setuju, tapi akhirnya trial, karena kita kan enggak tahu aerobik itu, tahunya senam artistik dan ritmik," kata Novi.
Setelah mencoba, Dexie pun menyenangi senam aerobik. Proses adaptasi harus dilalui atlet berpostur 153 sentimeter ini, dari balet yang mengandalkan kelembutan menari dengan senam aerobik yang lebih mengutamakan kekuatan fisik dalam setiap tahap koreografi. "Kaget, sih. Kan, kalau balet lebih lembut, nari-nari. Di aerobic gymnastics ada push-up, sit-up, makanya kaget. Tapi suka karena banyak tantangan," ujar Dexie menceritakan pengalaman pertama pindah dari balet ke gimnastik aerobik.
Meski Dexie telah menyukai gimnastik aerobik, Novi tidak langsung mengizinkannya berlatih total dan meninggalkan balet. Dia memberi Dexie waktu satu bulan untuk mencoba agar potensi berhenti di tengah jalan tidak terjadi. "Yang unik dengan aerobik ini fisik tapi ada koreografi, makanya aku liat cocok banget dan dia enjoy. Ternyata berjalan satu tahun, ada kejuaraan. Di situ dia buktiin dapat medali emas di kejurnas," tutur Novi.
Berbeda dengan balet, Novi menyebutkan, untuk aerobik biasanya biaya perjalanan dan penginapan buat kompetisi internasional ditanggung panitia. Persiapan untuk Suzuki World Cup 2022, kata dia, mendadak karena pemberitahuan hanya sebulan sebelumnya. Novi mengatakan atlet senam butuh banyak pertandingan ke luar negeri agar bisa mengukur kualitas dan meningkatkan prestasi. "Kalau bisa ada support dari pemerintah, mungkin dengan pembiayaan."
Lody Lontoh mengatakan pertama kali melihat bakat aerobik Dexie ketika melatih fisik bagi para balerina di Marlupi Dance Academy. Dexie yang ketika itu baru berusia 7 tahun sudah mendapat pemantauan khusus dari Lody sebagai calon pesenam aerobik. "Akhirnya dia pindah cabang di umur 9 tahun dengan mencoba aerobic gymnastics. Sampai detik ini dia senang banget dengan cabang ini," ucap Lody melalui percakapan telepon dengan Tempo, Kamis, 26 Januari lalu.
Pesenam aerobik Edelina Daxilia di Jakarta, 27 Januari 2023/Tempo/Subekti.
Mantan atlet nasional aerobic gymnastics ini menyebut Dexie sebagai calon atlet elite yang bisa menjadi juara dunia. Menurut dia, Dexie sosok yang berdisiplin, pekerja keras, dan pantang menyerah. "Anaknya giat berlatih. Menurut saya, anak ini berpeluang go international," ujarnya. Pelatih 42 tahun ini mengatakan talenta yang dimiliki Dexie tinggal dijaga biar tidak keluar jalur.
Menurut Lody, karier panjang masih perlu dilalui Dexie agar menjadi bintang aerobik dunia. Ia menyebutkan Dexie sudah punya bekal fleksibilitas yang bagus dan segi artistik yang rapi. "Anak ini sangat berbakat. Kekuatan tangan dia aja (yang harus) lebih diperkuat. Sama jump ditingkatkan lagi biar lebih tinggi," kata mantan atlet yang meraih medali emas SEA Games 2003 di Vietnam ini. Ia berharap Indonesia bisa mengirimkan atlet aerobik ke SEA Games Kamboja 2023.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan dukungan Kementerian bagi atlet berprestasi melalui bantuan pembiayaan pemusatan latihan nasional (pelatnas). "Bantuan pembiayaan pelatnas itu harus melalui proses review apakah atlet tersebut mempunyai rekam jejak prestasi dan potensi untuk berprestasi di multievent," ucap Zainudin melalui pesan WhatsApp, Jumat, 27 Januari lalu.
Menurut Zainudin, jika ada atlet yang memiliki potensi berprestasi di multievent internasional, apalagi berpeluang meraih medali emas di SEA Games dan Asian Games serta bisa lolos kualifikasi Olimpiade, pasti akan diberi dukungan oleh pemerintah, termasuk pembiayaan pembinaan. Ihwal prestasi Dexie, menurut dia, Kementerian mengapresiasi prestasi di tingkat kelompok umur itu. Ia berharap prestasi ini dijaga dan ditingkatkan sehingga Dexie bisa berprestasi sampai level senior. "Di SEA Games Kamboja, usia minimum atlet aerobic gymnastics 18 tahun," tuturnya.
EDELINA DAXILIA
Nama panggilan: Dexie
Tempat dan tanggal lahir: Palu, Sulawesi Tengah, 9 April 2009
Pendidikan: Sekolah Menengah Pertama Anak Panah Cyber School
Klub: Senayan Aerobic Gymnastics Club
Pelatih: Lody Lontoh, Tyana Dewi, Lussi Pepe
Orang tua: Dax Pramono-Novilia
Idola: Riri Kitazume dari Jepang (juara dunia 2018)
Tinggi badan: 153 sentimeter
Berat badan: 40 kilogram
Prestasi:
2019 Medali emas Kejuaraan Nasional Gimnastik di Parung, Bogor, Jawa Barat
2022 Medali emas Kejuaraan Nasional Gimnastik di Parung, Bogor, Jawa Barat
2022 Peringkat keempat Suzuki World Cup di Jepang
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo