Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia menetapkan anggota pemusatan latinan nasional tahun 2022 pada akhir Januari.
Sudah beredar nama-nama atlet yang tidak dipanggila ke Pelatnas Cipayung seperti Praveen Jordan, Melati Deava Oktavinati, Hafiz Faizal, dan Gloria Emanuelle Widjaja.
Sebagian besar pemain utama Pelatnas Cipayung 2021 masih bertahan, termasuk Greysia Polii yang semula dikabarkan akan pensiun.
GLORIA Emanuelle Widjaja, 28 tahun, menyampaikan kata perpisahan kepada rekan-rekannya di pemusatan latihan nasional (pelatnas) bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur. Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia yang berpasangan dengan Hafiz Faizal itu mengunggah beberapa foto kebersamaannya dengan para atlet dan pelatih. “Almost 10 years. Moment to remember. Thank u all,” tulis Gloria di akun Instagram-nya, Rabu, 19 Januari lalu.
Kepergian Gloria dari pelatnas Cipayung sudah ramai digunjingkan sejak Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia memulangkan semua peserta pelatnas ke klub asal per 18 Desember 2021. Nama Gloria disebut-sebut bakal dicoret lantaran buruknya performa ganda campuran peringkat ke-11 dunia itu pada 2021. “Penampilan kami di tahun ini memang belum memuaskan karena mentok di babak perempat final (Indonesia Masters dan Indonesia Open 2021),” ujar Gloria, Jumat, 3 Desember 2021.
Selain Gloria/Hafiz, pasangan ganda campuran Indonesia lain, Praveen Jordan/Melati Deava Oktavianti, bernasib sama. Seperti juga Gloria/Hafiz, performa Praveen/Melati sepanjang 2021 dinilai buruk. Bahkan pelatih nasional ganda campuran Nova Widianto mengaku sempat kecewa atas daya juang juara All England 2020 itu. “Mereka bisa bagus di satu-dua turnamen, tapi jelek di banyak turnamen lain. Padahal mereka punya kualitas,” ucap Nova saat dihubungi pada Kamis, 2 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemeriksaan kesehatan atlet yang akan mengikuti Pelatnas PBSI 2022, di Cipayung Jakarta, 18 Januari 2022/Dok PBSI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada yang pergi, ada pula yang bertahan di pelatnas Cipayung. Salah satunya adalah Greysia Polii yang sempat dikabarkan akan pensiun pada akhir 2021. Greysia melalui unggahan di akun Twitter pribadinya pada Kamis, 20 Januari lalu, menyatakan alasannya masih bertahan di pelatnas Cipayung. “Teman, nanti akan ada saatnya aku jelaskan kenapa aku masih di pelatnas di 2022 ini. Ada beberapa alasan yang bukan untuk kepentingan pribadi semata,” tulis Greysia. “Kalau cuma mikirin kepentingan pribadi mah, sudah bukan di sini tempatnya, teman-teman.”
Kabar dicoretnya Hafiz/Gloria serta Praveen/Melati dan bertahannya Greysia di pelatnas Cipayung ini diperkuat oleh beredarnya daftar yang diduga sebagai salinan surat keputusan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI). Foto surat keputusan tertanggal 14 Januari itu tersebar dari platform TikTok hingga Twitter pada Ahad, 16 Januari lalu. Namun PP PBSI tidak menanggapi beredarnya daftar nama tersebut karena pemanggilan pemain ke pelatnas baru akan dilakukan di akhir Januari 2022.
Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna menyatakan promosi dan degradasi pemain adalah bagian yang tak terpisahkan dari tata kelola dan pembinaan. Ia pun meminta hal ini tidak menjadi kontroversi atau menimbulkan polemik. “Tahun ini promosi dan degradasi menggunakan metode dan kriteria yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dilakukan secara obyektif untuk tumbuh dan berkembangnya atlet-atlet muda berbakat,” tutur Agung, Sabtu, 22 Januari lalu.
PP PBSI menjaring pemain melalui Seleksi Nasional (Seleknas) 2022 yang berlangsung di pelatnas Cipayung, 10-15 Januari lalu. Lewat Seleknas, induk organisasi bulu tangkis Indonesia tersebut mencari talenta-talenta baru dan pemain berbakat untuk direkrut. Rencananya, kata Agung, setelah selesai Seleknas, pihaknya akan melakukan rapat bersama Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI dan jajaran pelatih untuk memutuskan siapa yang dipanggil masuk dan siapa yang dikembalikan ke klubnya masing-masing.
Perihal mekanisme promosi dan degradasi pemain pelatnas, legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti, mengatakan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PBSI perekrutan pemain dilakukan melalui kejuaraan nasional (kejurnas). Namun Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI periode 2016-2020 ini menyerahkan mekanisme itu ke pengurus saat ini. “Sebetulnya yang perlu dilakukan PBSI itu kejurnas. Tapi mungkin karena pandemi diubah menjadi Seleknas,” ujar Susy saat dihubungi, Sabtu, 22 Januari lalu.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini mengatakan Seleksi Nasional bisa menjadi cara menjaring pemain potensial dari seluruh Indonesia. Apalagi, menurut dia, juara dari setiap sektor bakal menjadi bagian dari pelatnas Cipayung. “Mungkin saat ini sedang dilakukan tes kesehatan dan tes fisik. Setelah itu, mungkin ada penilaian lain. Saya kurang paham karena sudah tidak lagi di PBSI,” tuturnya. “Karena kebijakan itu bisa berbeda dengan sebelumnya,” katanya.
Menurut Susy, pengurus PBSI pasti telah memiliki kriteria dan penilaian sendiri dalam menentukan komposisi pelatih dan pemain pada 2022. Apa pun kebijakan yang diterapkan PBSI, Susy menyarankan agar fokus mereka diarahkan untuk mendulang prestasi di Olimpiade Paris 2024. Menurut dia, ketika masih di PBSI, tugas utamanya adalah menyiapkan atlet untuk masuk Olimpiade Tokyo 2020. “Paling penting persiapan menuju Olimpiade 2024. Pengalaman saya seperti itu, apalagi ini tinggal dua tahun,” ujarnya.
Selain target jangka panjang, Susy berharap Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia tidak melupakan target jangka pendek, yaitu All England, Piala Sudirman, Piala Thomas, dan Uber serta ajang Super Series lain. “Itu target jangka pendek yang jarus dijaga juga,” tuturnya. Susy meminta PBSI tetap menjaring pemain bulu tangkis muda potensial melalui turnamen dalam negeri. “Pertandingan dalam negeri seperti Sirkuit Nasional (Sirnas) penting juga untuk pembinaan. Ajang itu penting untuk menyeleksi bibit muda yang punya potensi dan gampang dijaring,” ucapnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo