Uji Coba Zohri di Serbia  

PELARI Lalu Muhammad Zohri, 21 tahun, tengah melakukan pendinginan setelah latihan beban bersama rekan-rekannya sesama atlet di Stadion Madya, Senayan, Jakarta. Peraih medali perak lari estafet 4 x 100 meter putra Asian Games 2018 di Jakarta ini berlatih di bawah pimpinan pelatih Agustinus Ngamel. “Tadi habis berlatih angkat beban untuk penguatan bahu,” kata Lalu Muhammad Zohri selepas berlatih, Selasa, 1 Maret lalu.

Sprinter yang menjuarai Kejuaraan Dunia Junior 2018 di Tempere, Finlandia, ini mengatakan latihan yang ia lakukan berfokus memperbaiki ayunan tangan ketika berlari. Menurut dia, latihannya juga berguna meningkat kekuatan otot. “Program tadi khusus untuk upper body (tubuh bagian atas). Biasanya menjelang kejuaraan pada pekan depan itu latihan lower body (tubuh bagian bawah),” kata pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini.

Zohri berlatih sebagai persiapan untuk menjadi wakil Indonesia satu-satunya dalam Kejuaraan Dunia Atletik Indoor atau World Athletics Indoor Championships 2022 di Stark Arena, Belgrade, Serbia, 18-20 Maret mendatang. Ia bakal turun pada nomor lari 60 meter putra. Zohri berkesempatan untuk pertama kali tampil dalam kejuaraan bergengsi tersebut setelah mendapat undangan dan akan bersaing dengan atlet kelas dunia dari berbagai negara.

Bagi Zohri, ini merupakan perhelatan internasional pertama setelah terakhir kali turun pada Olimpiade Tokyo 2020 yang bergulir pada 23 Juli 2021-8 Agustus 2021. Kala itu, Zohri turun pada nomor lari 100 meter putra dan finis di posisi kelima pada babak pertama dengan catatan waktu 10,26 detik. “Ini pengalaman pertama tampil di lintasan 60 meter yang jadi ciri kejuaraan indoor (di dalam ruangan),” tutur atlet kelahiran Lombok Utara, 1 Juli 2000, ini.

Ia pun berketetapan hati meminimalkan kesalahan agar mencapai target yang diberikan oleh pelatih. Dalam kejuaraan dunia indoor di Serbia, Zohri ditargetkan berlari dengan catatan waktu 6,60 detik. “Kalau dalam latihan sudah tembus sampai 6,50 detik, bahkan 6,40 detik,” tutur Zohri.

Zohri tahu kelemahan utamanya adalah kesalahan dalam start block—alat yang menjadi tumpuan untuk melakukan start. Ia pun berupaya tidak terlalu bungkuk ketika melakukan start. “Secara teknik (lari 60 meter) berbeda karena lintasan lebih pendek, jadi harus minimalkan kesalahan karena tidak bisa mengejar (lagi),” tutur Zohri.

Untuk menembus catatan waktu yang ditargetkan, Zohri pun menjajal menu program yang diberikan pelatih. Dalam sepekan, ia berlatih selama enam kali. Latihan di lintasan dilakukan pada Senin, Rabu, dan Jumat. Zohri juga berlatih di tempat kebugaran pada Selasa dan Kamis. “Setiap latihan itu berlangsung dua jam di pagi hari. Untuk latihan hari Kamis, lokasinya di kolam renang selama satu jam 30 menit,” katanya.

Sebenarnya, Zohri dijadwalkan mengawali 2022 dengan turun dalam 9th Asian Indoor Athletics Championships di Nur Sultan, Kazakstan, pada 11-13 Februari lalu. Namun perhelatan tersebut kembali ditunda karena tingginya angka kasus Covid-19. “Sebenarnya, Februari lalu saya ke Kazakstan. Sekaligus try-out bersama menjelang SEA Games. Tapi batal. Jadi cuma bisa uji coba sekali saja sebelum ke SEA Games Vietnam,” tuturnya.

Pada pesta olahraga Asia Tenggara itu, Zohri bertekad membuat sejarah. Ia ingin menjadi pelari Indonesia pertama yang mampu berlari di bawah catatan waktu 10 detik. Target itu, kata dia, sudah dipatok pada Olimpiade Tokyo 2020. Namun ia tidak mampu tampil maksimal karena masih dalam tahap pemulihan setelah mengalami cedera.

Catatan waktu terbaik Lalu Muhammad Zohri adalah 10,03 detik yang ditorehkannya dalam seri Golden Grand Prix Osaka 2019 di Jepang, yang sekaligus mengantarkannya meraih tiket Olimpiade Tokyo 2020. “Jujur, waktu Olimpiade itu latihan tidak maksimal. Karena baru cedera, jadi tidak dikasih latihan berat, takutnya kambuh lagi,” ucapnya.

Lalu Muhammad Zohri (tengah) dalam pertandingan semifinal 1 lari 100 meter putra Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 26 Agustus 2018. TEMPO/Subekti

Zohri pun mengaku telah berada dalam kondisi 95 persen untuk bisa membuat sejarah di SEA Games Vietnam. Selain target nomor perseorangan, ia bertekad memutus nominasi tim Thailand di lari estafet 4 x 100 meter putra. “Estafet itu kita terakhir dapat medali emas pada 2011. Jadi saya mau buat sejarah untuk SEA Games pertama saya ini,” ujarnya.

Pelatih Agustinus Ngamel mengatakan kejuaraan di Serbia adalah kesempatan untuk mengevaluasi persiapan Zohri di SEA Games dan Asian Games di Hangzhou, Cina. Menurut dia, dengan berlari di lintasan 60 meter itu, kesalahan teknis yang mungkin terjadi dapat dinilai. Jika terjadi kesalahan start ataupun akselarasi, menurut Agustinus, itu bisa langsung terlihat karena Zohri pasti tidak bisa mengejar lawan. “Target utama buat Zohri di tahun ini adalah Asia Games,” ucap Agustinus, Kamis, 3 Maret lalu.

Dalam menyusun program latihan bagi Zohri, menurut Agustinus, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menyiapkan tim medis khusus untuk memantau kondisi fisiknya. Tugas tim medis adalah menganalisis kekuatan otot Zohri. “Tim medis merekomendasikan kepada kami, otot ini masih lemah, (otot) ini belum aktif. Berdasarkan data itu, kami menyusun program latihan,” ucapnya.

Latihan di tempat kebugaran, kata Agustinus, berguna untuk penguatan otot. Latihan yang masuk kategori kekuatan itu mampu meningkatkan kecepatan dan daya tahan atlet ketika berada di lintasan. “Saat ini berdasarkan data (kondisi) Zohri sekitar 85 persen menghadapi SEA Games yang berlangsung Mei mendatang. Mudah-mudahan dia bisa masuk ke kondisi optimal pas SEA Games,” ujarnya.

Selain analisis medis, menurut Agustinus, jajaran kepelatihan melakukan pemantauan biomekanik. Agustinus terus mewanti-wanti anak asuhnya itu untuk memperbaiki cara start sehingga bisa menembus catatan waktu yang lebih baik. “Kita harus mengubah suatu kebiasaan dia yang sebelumnya dan terus mengulang teknik yang benar,” tutur Agustinus.

Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung mengatakan tidak mematok target khusus bagi Zohri di Serbia. Menurut dia, kejuaraan dunia atletik indoor hanya dijadikan tempat uji coba menjelang penampilan atlet di SEA Games dan Asian Games. Tigor mengatakan persiapan tim atletik jadi kurang optimal untuk dua multievent itu karena batalnya Kejuaraan Atletik Indoor Asia, Februari lalu. “Keberangkatan Zohri ke Serbia ini menjadi keprihatinan kita karena cuma dia yang bisa uji coba,” ujar Tigor, Kamis, 3 Maret lalu.

Tigor pun bertekad Indonesia meraih medali emas di nomor 100 meter putra melalui Lalu Muhammad Zohri di SEA Games Vietnam nanti. Dengan tetap mengandalkan Zohri, menurut Tigor, peluang meraih emas lari estafet 4 x 100 meter putra pun tetap terbuka. Walaupun demikian, untuk komposisi, menurut Tigor, pelatih masih bongkar-pasang tim dan belum sebaik ketika berhasil meraih medali perak Asian Games 2018. “Kami tetap berupaya walaupun sulit mendapat emas karena tidak adanya try-out bagi pelari lain,” tuturnya.