Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Klub Satria Muda menjuarai Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2022, yang menjadi gelar ke-12 di kompetisi bola basket tertinggi di Indonesia.
Kapten tim Satria Muda, Arki Dikania Wisnu, mencatat sejarah pribadi dengan menjuarai IBL dua tahun beruntun.
Satria Muda mengincar gelar ke-13 di kompetisi tahun depan.
PEBASKET Arki Dikania Wisnu, 34 tahun, memimpin selebrasi kemenangan tim Satria Muda Pertamina yang berhasil menjuarai Liga Bola Basket Indonesia atau Indonesian Basketball League (IBL) musim 2022. Pemain kelahiran New York, Amerika Serikat, 15 Maret 1988, itu mengangkat tinggi trofi IBL yang bernama The Radix, diikuti sorak gembira 11 rekan setimnya.
Satria Muda berhasil mempertahankan gelar juara setelah menundukkan Pelita Jaya Bakrie 89-74 dalam laga kedua final IBL 2022 di C-Tra Arena Bandung, Ahad, 28 Agustus lalu. Sehari sebelumnya, Satria Muda juga menang sehingga unggul 2-0 dalam laga final dengan sistem terbaik dari tiga laga alias best of three itu.
Dalam laga final kedua ini, Arki Dikania Wisnu berhasil mencetak 12 angka. Pemain lain yang punya sumbangsih bagi kemenangan tim adalah Brachon Griffin yang mencetak 12 angka dan tujuh umpan matang (assist) bagi Satria Muda. Laurentius Steven Oei mengemas 13 poin, Rizal Falconi menyumbang 12 angka, dan Juan Laurent Kokodiputra 11 poin. Kemenangan ini membuat Satria Muda mengoleksi 12 trofi kompetisi basket tertinggi di Indonesia itu.
Arki bercerita modal utama timnya mempertahankan trofi IBL yang juga diraih di musim 2021 adalah kekompakan tim. Hal itu menjadikan Satria Muda sebagai tim yang paling siap mengarungi musim 2022. “Kami sudah ada semacam chemistry, karena sudah lama main bareng,” kata Arki kepada Tempo melalui sambungan telepon, Kamis, 8 September lalu.
Arki mengatakan jeda tiga bulan antara seri pertama dan babak play-off bisa menghasilkan kekuatan utama untuk Satria Muda. Ketika itu kompetisi IBL mengikuti jadwal pemusatan latihan tim nasional bola basket yang bakal berlaga di SEA Games 2021 Vietnam. “Pas selesai timnas, kami cuma ada dua minggu buat persiapan ke play-off,” tutur ayah seorang putri ini.
Meski persiapannya singkat, Arki mengatakan kebersamaan yang telah terbangun membuat Satria Muda tak lagi mementingkan ego pribadi ketika bermain. Tidak adanya penonjolan pemain bintang, menurut Arki, malah menyulitkan tim lawan untuk menjaga pemain tertentu. “Itu yang buat kami susah dikalahkan. Sebab, kalau tim lawan cuma mau mematikan Hardianus Lakudu, pemain lain bisa kosong dan menyumbang banyak poin,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arki Wisnu/ANTARA/Novrian Arbi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberhasilan Arki memimpin Satria Muda menjuarai IBL menjadi prestasi baginya. Ia menorehkan catatan tersendiri, yakni menjadi juara dua kali beruntun dalam sebelas tahun kariernya di liga bola basket Indonesia. Arki yang lahir dan besar di Amerika Serikat memulai karier bola basketnya di sana.
Di Negeri Abang Sam, Arki mulai aktif bermain basket saat duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia bermain untuk tim Newtown High School, New York, pada 2002-2006. Kemudian, ketika melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi, Arki bergabung dengan Baruch College, New York, yang bermain di kompetisi National Collegiate Athletic Association (NCAA) Divisi III pada 2006-2011. NCAA merupakan wadah bagi para mahasiswa di Amerika Serikat yang ingin tampil di arena olahraga.
Arki pulang ke Indonesia pada September 2011 dan bergabung dengan salah satu klub basket Tanah Air, Satria Muda Jakarta. Pada musim debutnya di kompetisi yang ketika itu bernama Liga Bola Basket Nasional atau National Basketball League Indonesia, Arki langsung menunjukkan performa gemilang.
Arki menjadi pencetak skor terbanyak (top scorer) musim 2011/2012 dengan membukukan 301 poin dari 21 pertandingan. Kala itu, Arki berhasil mengungguli bintang Satria Muda, Faisal Julius Achmad, yang berada di posisi kedua dengan 283 poin.
Berkat penampilan impresifnya, Arki sukses menyabet dua penghargaan individu, yaitu Sixthman of The Year dan Rookie of The Year. Hingga kini, Arki masih setia membela Satria Muda dan bertekad terus menorehkan prestasi bagi timnya. “Tahun depan ingin menorehkan sejarah lagi dengan mengantar Satria Muda juara 13 kali, dan secara pribadi juara tiga kali beruntun,” ujar suami Hilyani Hidranto ini.
Pelatih Satria Muda, Youbel Sondakh, membeberkan kunci keberhasilan Arki dan anak asuhnya meraih kembali trofi IBL, yaitu mental bertanding. Youbel hanya mengingatkan pemainnya untuk menampilkan permainan terbaiknya, terutama pada game final yang disaksikan langsung oleh suporter. “Mereka sudah berjuang luar biasa. Saya juga enggak banyak berbicara,” kata Youbel melalui sambungan telepon, Kamis, 8 September lalu.
Segala motivasi yang disampaikan, menurut Youbel, membantu pemainnya mengeluarkan kemampuan terbaik. Apalagi ia melihat musim 2022 terasa luar biasa karena varian Covid-19, Omicron, merebak pada awal Maret. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada IBL. Sebab, berkat kerja keras mereka, liga bola basket profesional di Indonesia ini bisa berjalan dengan lancar.
Youbel berharap IBL musim depan bisa lebih baik lagi. Selain itu, dia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir agar lebih banyak penonton yang bisa hadir untuk menyaksikan langsung IBL. “Semoga tahun depan liganya bisa lebih baik lagi. Klub-klub bertambah, pertandingan tambah banyak,” tuturnya.
Menurut dia, kekuatan lain timnya adalah kerja sama pemain yang begitu padu sehingga membuat lawan kerepotan. “Anak-anak lokal tuh sudah kenal lima tahun terakhir. Jadi apa pun yang kami lakukan terlihat lebih mudah masuk. Apalagi pemain-pemain impor juga bermain sebagai tim,” ucapnya.
Untuk menyongsong musim 2023, Youbel berharap semua anggota skuadnya tetap bertahan dan bersama-sama memenuhi target menjadi juara ke-13 kalinya. Ia pun berharap manajemen Satria Muda memperpanjang kontrak tiga pemain yang telah habis pada musim 2022. Mereka adalah Kevin Yonas Sitorus, Antoni Erga, dan Laurentius Steven Oei. “Saya berharap semua anggota tim masih bisa main bersama.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo