Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAYA ingin menyampaikan hak jawab atas berita Tempo edisi 4-10 Desember 2023 berjudul “Bhayangkara Berburu Suara”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Setiap pernyataan yang disampaikan Tempo di luar konteks aktivitas saya sebagai Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Ketapang, Madura, Jawa Timur, dan tidak atas seizin saya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
2. Saya tidak mengenal dan tak pernah bertemu dengan Islah Bahrawi, anggota tim kampanye calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
3. Tulisan yang menyebutkan bahwa saya tidak hadir dalam acara sosialisasi Pemilihan Umum 2024 yang akan dihadiri calon wakil presiden Mahfud Md. karena saya diperiksa dan didatangi pihak kepolisian adalah tidak benar. Saya tidak pernah diundang, tidak tahu, dan tak pernah dilibatkan dalam acara sosialisasi tersebut.
4. Saya tidak pernah menyatakan adanya pertemuan atau pemeriksaan secara informal oleh pihak kepolisian terhadap saya.
Saya meminta redaksi Tempo lebih cermat dan berhati-hati dalam pemberitaan dengan kualitas informasi dan sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
Moh. Wijdan
Kepala Desa Ketapang Daya, Ketapang, Sampang, Jawa Timur
Terima kasih atas tanggapan Anda. Seperti tertera dalam artikel tersebut, informasi yang menyebutkan Anda didatangi aparat penegak hukum kami peroleh dari tiga narasumber yang disebutkan dalam artikel. Kami juga telah memuat konfirmasi Anda. Hak jawab ini merupakan bagian dari pernyataan penilaian dan rekomendasi Dewan Pers.
Tentang Maruarar Sirait
SAYA kenal Sabam Sirait dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang berfusi dengan Partai Nasional Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Murba, dan Partai Katolik ke Partai Demokrasi Indonesia. Ia seorang nasionalis tulen. Ada semacam aturan tak tertulis bahwa Ketua Umum PDI berasal dari PNI atau sekretaris jenderal dari Parkindo dan Partai Katolik. Sabam pernah menjadi Sekretaris Jenderal PDI.
Saat PDI pecah, Sabam ikut Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan. Sabam juga pernah menjadi guru kami dalam pelatihan juru kampanye nasional PDI Perjuangan di Makassar pada 1998 bersama Yasonna Laoly, Baskami Ginting, Roy Fachraby Ginting, dan Taufan Ginting. Saya utusan dari Jawa Barat.
Maruarar Sirait, anak Sabam, pada waktu itu sudah aktif di PDI Perjuangan Jawa Barat, tapi bukan di akar rumput. Maruarar masih mahasiswa semester akhir Universitas Parahyangan, Bandung. Maruarar lebih banyak berperan sebagai penghubung dengan pengurus pusat partai karena faktor ayahnya.
Pada 1999, kami sama-sama menjadi calon anggota legislatif dari Jawa Barat. Maruarar dari daerah pemilihan Subang, sedangkan saya dari Garut.
Maruarar Sirait pernah berkesempatan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo, tapi dia tak jadi dilantik meski sudah memakai kemeja putih. Kader PDI Perjuangan tahu ada yang tidak pas dalam diri Maruarar Sirait sebagai kader partai.
Sejak saat itu, kiprah Maruarar Sirait meredup. Dia sempat menjadi calon anggota legislatif dari daerah pemilihan Bogor, tapi tidak terpilih. Akhirnya dia mengembalikan kartu tanda anggota PDIP dengan alasan ikut mendukung Jokowi. Ini alasan yang aneh mengingat Jokowi adalah individu, jabatannya mau selesai, dan masih tetap kader PDI Perjuangan. Alasan pengunduran diri Maruarar Sirait menunjukkan dia kader oportunis, bukan ideologis. Ia tak seperti ayahnya.
Adri I.S.L.G. Sinulingga
Sidoarjo, Jawa Timur
Magang di KPID Jawa Timur
BERMAGANG di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur merupakan pengalaman berharga bagi saya. Selama bermagang, saya belajar tentang regulasi penyiaran dan pengawasan isi siaran. Selama mengikuti program magang di KPID Jawa Timur dalam waktu dua bulan hingga 6 Oktober 2023, saya juga berkesempatan terlibat dalam berbagai kegiatan di KPID Jawa Timur, seperti memproduksi konten, memantau isi siaran televisi dan radio serta mengedukasi stasiun televisi dan radio berdasarkan pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran (P3SPS).
Selama bermagang, saya ditempatkan di produksi konten media sosial. Tugas saya memproduksi konten mengenai edukasi isi siaran televisi dan radio yang berpedoman pada P3SPS. Selain itu, saya memantau siaran untuk memastikan isi siaran tidak melanggar regulasi penyiaran.
Salah satu kegiatan yang saya lakukan adalah pemantauan siaran televisi. Saya bertugas memeriksa apakah siaran televisi yang ditayangkan selama empat jam tersebut mengandung unsur yang dilarang, seperti suku, agama, ras, dan antargolongan serta pornografi dan kekerasan. Saya juga terlibat kegiatan regulasi penyiaran. Saya membantu tim admin membuat konten mengenai pemahaman kepada masyarakat dan perwakilan dari berbagai media tentang regulasi penyiaran.
Arum Febrianasari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo