Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUTA Besar Indonesia untuk Suriah, Djoko Harjanto, punya cara untuk menjaga kekompakan dan menenangkan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus, yang tak bisa mengajak serta anggota keluarganya karena konflik. Djoko memanfaatkan waktu luang dengan bermain band, gamelan, dan kolintang bersama stafnya. ”Itu bisa membawa kekompakan dan ketenangan dalam melaksanakan tugas,” katanya melalui pesan WhatsApp, Selasa pekan lalu.
Ia mengatakan menguasai beberapa jenis alat musik memberinya banyak manfaat. Musik dan kebudayaan, kata dia, dapat menjadi sarana menjalankan tugas diplomasi. ”Terlebih di negara yang digolongkan sebagai pos rawan dan berbahaya, seperti dulu ketika saya bertugas di Bosnia dan sekarang di Suriah. Kebudayaan bisa meredam suasana,” ujar pria 60 tahun itu.
Djoko menguasai gamelan Jawa, piano, biola, saksofon, dan trompet untuk marching band. Ia mempelajarinya secara otodidaktik sejak kecil. Djoko biasanya bermain gamelan saat berada di lingkungan Angkatan Udara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah. Beranjak remaja, ia aktif bermain marching band dan mengisi acara di radio-radio swasta.
Rabu pekan lalu, Djoko bermain biola pada pembukaan pekan film Indonesia di Homs, Suriah. ”Melalui seni dan budaya, kita tebarkan perdamaian dan persaudaraan di negara yang telah lima setengah tahun dilanda perang saudara ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Djoko sempat memainkan saksofon dalam resepsi diplomatik merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-71 di Hotel Dama Rose, Damaskus, 5 September lalu. Dalam acara itu, ia tampil berkolaborasi dengan grup kolintang Mawar Merah dari Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo