Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBAGAI ilmuwan dan dokter yang berkutat dengan Covid-19, Profesor David Handojo Muljono punya pengalaman komplet. Selain meneliti SARS-CoV-2 dan menangani pasien yang terinfeksi virus corona, Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Bidang Penelitian Translasional ini juga menjadi penyintas Covid-19. Ia dinyatakan sembuh setelah 20 hari dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat. "Saya terkena varian delta," kata David, 67 tahun, saat dihubungi, Senin, 26 Juli lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Varian delta adalah salah satu galur virus corona yang kini mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia. Infeksi varian delta membuat kondisi sakitnya serius. Dengan saturasi oksigen sempat merosot, dokter spesialis penyakit dalam ini dirawat di ruang high care unit lebih dari sepekan. Ia juga mesti menggunakan alat bantu pernapasan high flow nasal cannula—satu level sebelum ventilator. "Efeknya masih lelah sekali," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
David telah divaksin penuh. Menurut dia, kadar antibodi tubuhnya juga tinggi. Ia menduga tertular dari sopirnya yang pernah demam. Di daerah tempat tinggal pengemudinya itu banyak penduduk yang terkena Covid-19. Bahkan, kata David, sopirnya diketahui menulari ibu mertuanya hingga meninggal. Ia tak yakin tertular dari pasien karena selalu memakai alat pelindung diri level tiga.
Meski vaksinasi tak mencegahnya tertular Covid-19, David meminta masyarakat segera disuntik vaksin. Apalagi varian delta menyebabkan risiko kematian tinggi, terutama jika penderita memiliki komorbid. Belum lagi risiko mengalami long Covid bagi penyintas sepertinya. "Saya bukan cuma teori, mengajar, meneliti, tapi juga menghayati Covid-19," ucapnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo