Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETERTARIKAN Gustika Jusuf-Hatta akan isu pertahanan dan keamanan tidak berhenti di dunia kampus. Alumnus studi ilmu perang di King's College, London, ini meneruskan minatnya dengan menjadi peneliti di lembaga swadaya masyarakat Imparsial sejak Desember 2020. "Saya bergabung dengan Imparsial karena memang tertarik akan riset seputar militer atau pertahanan dan keamanan negara," ucap Gustika, 27 tahun, ketika dihubungi, Kamis, 17 Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia memilih Imparsial karena lembaga itu selama ini berfokus mengadvokasi reformasi sektor keamanan dan isu hak asasi manusia. Hal lain yang membuat cucu proklamator Mohammad Hatta ini kepincut adalah Imparsial didirikan oleh sederet tokoh pejuang hak asasi manusia, salah satunya mendiang Munir Said Thalib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gustika juga terjun ke panggung advokasi. Melalui Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, dia ikut mengajukan gugatan uji materi beberapa pasal dalam Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) ke Mahkamah Konstitusi, 31 Mei lalu. Undang-undang yang disahkan pada 2019 itu menjadi dasar perekrutan komponen cadangan. "Ada beberapa isi UU PSDN yang problematik, antara lain tak memberi kesempatan adanya penolakan hati nurani serta detail mengenai ancaman yang masih sangat ambigu," tuturnya.
Menurut Gustika, advokasi berbasis riset yang dilakukan Imparsial merupakan pendekatan yang tepat. Dengan membuat rekomendasi dan kebijakan alternatif, kata dia, advokasi yang disampaikan bukan sekadar omong kosong. "Ini menjadi kekuatan Imparsial dan mungkin bentuk aktivisme yang sangat efektif," ujar perempuan yang turut menggagas gerakan "Girl, Peace, and Security" ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo