Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Panggung Advokasi

Gustika Jusuf-Hatta menekuni ketertarikannya terhadap isu pertahanan dan keamanan dengan bergabung sebagai peneliti di Imparsial. Terlibat advokasi dengan mengajukan gugatan uji materi Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional ke Mahkamah Konstitusi.

26 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETERTARIKAN Gustika Jusuf-Hatta akan isu pertahanan dan keamanan tidak berhenti di dunia kampus. Alumnus studi ilmu perang di King's College, London, ini meneruskan minatnya dengan menjadi peneliti di lembaga swadaya masyarakat Imparsial sejak Desember 2020. "Saya bergabung dengan Imparsial karena memang tertarik akan riset seputar militer atau pertahanan dan keamanan negara," ucap Gustika, 27 tahun, ketika dihubungi, Kamis, 17 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia memilih Imparsial karena lembaga itu selama ini berfokus mengadvokasi reformasi sektor keamanan dan isu hak asasi manusia. Hal lain yang membuat cucu proklamator Mohammad Hatta ini kepincut adalah Imparsial didirikan oleh sederet tokoh pejuang hak asasi manusia, salah satunya mendiang Munir Said Thalib.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gustika juga terjun ke panggung advokasi. Melalui Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, dia ikut mengajukan gugatan uji materi beberapa pasal dalam Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) ke Mahkamah Konstitusi, 31 Mei lalu. Undang-undang yang disahkan pada 2019 itu menjadi dasar perekrutan komponen cadangan. "Ada beberapa isi UU PSDN yang problematik, antara lain tak memberi kesempatan adanya penolakan hati nurani serta detail mengenai ancaman yang masih sangat ambigu," tuturnya.

Menurut Gustika, advokasi berbasis riset yang dilakukan Imparsial merupakan pendekatan yang tepat. Dengan membuat rekomendasi dan kebijakan alternatif, kata dia, advokasi yang disampaikan bukan sekadar omong kosong. "Ini menjadi kekuatan Imparsial dan mungkin bentuk aktivisme yang sangat efektif," ujar perempuan yang turut menggagas gerakan "Girl, Peace, and Security" ini.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Š 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus