Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berlatih bulu tangkis dengan mantan pelatih Susi, Liang Chiu Sia, selama enam bulan. Dia juga menjaga pola makan sehat seperti olahragawan. “Disediakan ahli gizi untuk mengatur makanan,” ujarnya, Jumat, 19 Juli lalu.
Laura, 31 tahun, lebih banyak mengkonsumsi protein dibanding biasanya. Ia juga tidak melewatkan karbohidrat dan lemak. Tapi, kata Laura, ia hanya mengkonsumsi karbohidrat dan lemak yang baik. Ini demi mengoptimalkan energi, juga membantu pemulihan tubuh Laura selama digembleng untuk berperan sebagai pemain bulu tangkis.
Laura merasa santai saja ketika menjalani latihan dan diet ekstranya itu. Ia bertekad bisa menjelma seperti peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 itu semaksimal mungkin. Selain berdiet, Laura yang sama sekali tidak menguasai permainan badminton harus berlatih keras, baik teknik maupun fisik, untuk mendalami peran tersebut. “Waktu itu saya senang saja,” ucap alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara itu.
Namun, setelah proses latihan dan pengambilan gambar film tersebut berakhir, maukah Laura menjalani diet yang sama? “Kalau disuruh mengulang, ya males. Sudah cukup, ha-ha-ha...,” tuturnya.
Sutan Riska Tuanku Kerajaan
Melantik Ayah
Sutan Riska Tuanku Kerajaan/Didik Antarikso
BUPATI Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan punya pengalaman langka: melantik ayah. “Mungkin ini kejadian pertama di dunia, ha-ha-ha...,” kata Riska, 30 tahun, di kantor Tempo, Rabu, 24 Juli lalu.
Peristiwa itu terjadi pada Desember 2016. Saat itu, Riska baru sepuluh bulan menjadi bupati di wilayah ujung selatan Sumatera Barat tersebut. Ayahnya, Rasul Hamidi, saat itu 61 tahun, sebenarnya sudah ingin pensiun sebagai Kepala Nagari Sungai Rumbai. Maklum, dia bertugas di jabatan yang sama sejak 1985. Namun masyarakat desa di Kecamatan Sungai Rumbai itu ingin Rasul kembali menjadi kepala desa.
Riska merasa rikuh. “Kan, tidak mungkin saya tanyakan, ‘Apakah Saudara bersedia dilantik’, ha-ha-ha...,” ujarnya. Dia pun mengubah format pelantikan kepala desa, tidak lagi satu per satu, tapi rombongan 42 kepala desa.
Kejadian langka itu terjadi karena usia Riska yang belia. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menjadi bupati termuda se-Indonesia pada usia 26 tahun ketika dilantik pada Februari 2016. Dia memenangi pemilihan bermodalkan, di antaranya, gelar raja Koto Besar, Dharmasraya. Riska menjadi raja pada usia 24 tahun setelah berhasil mencabut keris pusaka yang tak bisa dilakukan sepuluh kandidat lain menyusul mangkatnya raja lama.
Adipati Dolken
Strategi Perang
Adipati Dolken/TEMPO/ Gunawan Wicaksono
ADIPATI Dolken punya cara unik untuk mendalami perannya dalam film Perburuan. Selain belajar seni bela diri tradisional Jepang, kendo, ia bermain PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG). Game daring bergenre battle royale itu membantunya mendalami situasi dan strategi dalam perang. “PUBG itu kan tentang bagaimana seseorang survive,” katanya kepada Tempo, Selasa, 30 Juli lalu.
Ia membutuhkan rasa diburu, kabur, dan tinggal satu-satunya yang bertahan untuk memerankan Hardo, anggota Pembela Tanah Air (Peta) yang diburu tentara pendudukan Jepang. Menurut Adipati, semua itu tidak ia dapatkan di dunia nyata. “Feeling itu bisa gue dapetin di game tersebut,” ujar pria 27 tahun tersebut. Film yang disutradarai Richard Oh ini diangkat dari novel dengan judul sama karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Adipati keranjingan game sejak remaja. Ia bisa menghabiskan waktunya untuk bermain pelbagai game daring, dari DOTA, Mobile Legends, hingga PUBG, di warung Internet. Menurut Ayushita Nugraha, lawan mainnya di film tersebut, ia kerap menemani Adipati bermain PUBG di sela waktu istirahat syuting sembari berlatih dialog.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo