Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sebelum menjadi atlet, Kholidin berjualan bubur ayam di sekitar kawasan Sarinah.
Setelah meraih tiga medali, Kholidin kembali ke Jakarta dan berjualan bubur ayam lagi.
Gerobak Bubur Ayam Bang Udin saat ini beroperasi di depan Graha Geha dan Warung Salero Jumbo.
KEDAI gerobak Bubur Ayam Bang Udin yang berada di muka Graha Geha, Gondangdia, Jakarta Pusat, mendadak ramai satu pekan terakhir. Pembeli berdatangan setelah sebuah video berisi penjelasan atlet panahan Kholidin, pemilik usaha tersebut, viral di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kholidin, 45 tahun, adalah atlet difabel Indonesia yang meraih tiga medali dalam ASEAN Para Games Solo, awal Agustus lalu. Atlet panahan ini memenangi medali emas nomor recurve ganda putra, medali perak nomor ganda campuran, dan medali perunggu nomor individu. Tiga medali itu turut mengantar Indonesia menjadi juara umum perhelatan olahraga besar tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alhamdulillah, semenjak viral jadi makin ramai. Biasanya bubur habis jam 11 siang, sekarang jam 9 sudah habis," kata Kholidin kepada Irsyan Hasyim dari Tempo, Selasa, 9 Agustus lalu.
Kholidin bercerita, dia berjualan bubur ayam di emperan toko dan gedung di Jakarta sejak 1994. Awalnya dia lebih sering mangkal di area pedestrian pusat belanja Sarinah, tepatnya di depan gerai Bakmi GM, Jakarta Pusat. “Sempat vakum tiga bulan karena pemerintah saat itu melarang pedagang berjualan di trotoar,” ujar atlet yang memulai kariernya pada 2016 ini.
Kholidin bisa kembali mencari nafkah sebagai pedagang kaki lima setelah berkomunikasi dengan pemilik Graha Geha—salah satu pelanggan Bubur Ayam Bang Udin. Usaha di Jalan Sunda ini ternyata mendapat respons positif. Dia kemudian berhasil membuka cabang baru dengan meletakkan gerai gerobak di depan Warung Salero Jumbo, Gondangdia, Jakarta Pusat. "Saya berterima kasih sekali kepada dua pemilik gedung itu yang telah memberi izin berjualan di tempat mereka," katanya.
Saat ini Kholidin sudah kembali berjualan bubur ayam di dua lokasi tersebut. Dia menghargai satu porsi buburnya Rp 15 ribu. Dua gerobak dagangannya setiap hari beroperasi mulai pukul 7 pagi. Menu bubur yang ia jajakan bertabur ayam suwir, kacang, kerupuk, daun bawang, dan irisan cakue.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo