Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Usaha Kuliner

Mantan pemain bulu tangkis Icuk Sugiarto merintis bisnis kuliner. Berawal dari kegemarannya makan bebek.

19 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Icuk Sugiarto merintis bisnis kuliner setelah sukses membuka kamp pelatihan olahraga.

  • Ia membuka usaha kuliner karena gemar makan bebek.

  • Bumbu olahan bebek di restorannya berasal dari resep ibunya, Ciptaningsih.

LEGENDA bulu tangkis Icuk Sugiarto menggeluti dunia usaha setelah pensiun dari olahraga tepok bulu. Juara dunia tunggal putra 1983 itu merintis usaha kuliner setelah membuka Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awal Maret lalu, Icuk membuka Rumah Makan Rajanya Bebek Empuk dan Bakso Balungan Haji Icuk di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. “Aku milih usaha bebek karena memang doyan makan bebek. Kalau bakso, karena memang orang doyan makan itu," ujar Icuk saat dihubungi Irsyan Hasyim dari Tempo, Rabu, 16 Maret lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Icuk mengatakan kesukaannya pada masakan bebek membuatnya mengetahui cita rasa dan olahan bebek terbaik. Bumbu olahan bebek di restoran miliknya berasal dari resep ibunya, Ciptaningsih. “Kebetulan yang mengelola langsung adik saya, Tuti Yulianingsih," kata pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 4 Oktober 1962, itu.

Icuk tak ingin usaha kulinernya sekadar menjual popularitasnya sebagai mantan atlet. Ia memberikan promosi gratis jika pelanggan merasa makanannya tak enak. Ia juga menjamin harga makanannya terjangkau. Seporsi nasi bebek, misalnya, ia jual seharga Rp 37 ribu. Adapun harga semangkuk bakso Rp 15 ribu. "Meski murah, bakso kami tetap terjaga sensasi rasa dagingnya, bukan makan bakso tapi kayak makan tepung,” ucap peraih emas ganda putra Asian Games 1982 itu.

Sebelumnya, Icuk mendirikan ISTC pada 2015. Bukan hanya untuk bulu tangkis, ISTC juga menyediakan sarana bagi cabang olahraga lain, seperti bola voli, sepak takraw, dan wushu. Kamp pelatihan itu dilengkapi 80 kamar, waterpark, serta restoran dan kafe.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus