Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel) mencatat total stok beras di seluruh gudang saat ini sebanyak 54.625 ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pimpinan Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel-Babel) Elis Nurhayati mengatakan, jumlah keseluruhan stok tersebut meliputi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan Beras Komersial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan stok 54.625 ton, ketahanan kita bisa sampai masa panen berikutnya di tahun
Perpanjangan Relaksasi Kenaikan HET Beras, Ini Alasan Kepala Bapanas
," kata Elis Nurhayati dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Kamis, 13 Juni 2024.
Perum Bulog masih menjalankan dua penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) yakni penyaluran program Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta beras untuk bantuan pangan. Penyaluran SPHP telah dilakukan dari bulan Januari hingga Juni 2024 yang telah terealisasi sebesar 61,11 persen atau mencapai 27.073 ton dari total target untuk wilayah Sumsel yang sebanyak 44.300 ton.
Sementara, kata Elis, untuk penyaluran bantuan pangan periode Januari sampai Mei 2024, telah selesai dilakukan dan akan melakukan penyaluran untuk alokasi bulan Juni dengan jumlah sebanyak 6.191 ton beras. "Alokasi penyaluran Bantuan Pangan per bulan untuk Wilayah Sumatera Selatan dan Babel sebanyak 6.191 ton," katanya.
Adapun para penerima bantuan pangan itu, kata Elis, sesuai dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem atau P3KE milik Kementerian Kemenko PMK. Bahkan, ia menambahkan, penyerapan gabah dari petani juga masih terus dilakukan lantaran masih terdapat beberapa daerah yang melangsungkan masa panen.
Selain itu, Elis mengatakan, Perum Bulog Wilayah Sumsel-Babel juga masih menerima penugasan terkait penerimaan beras impor yang dilakukan oleh pusat dengan jumlah yang telah diterima sebanyak 65 ribu ton. Sedangkan yang saat ini sedang dibongkar sekitar 4.700 ton dan yang masih akan masuk sekitar 10 ribu ton.
“Artinya dengan tambahan impor yang hampir mencapai 15 ribu ton dan stok yang tersedia saat ini 54.625 ton, ketahanan kita bisa sampai masa panen tahun berikutnya," ucap Elis.