Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja membantu pasien memasang kaki palsu baru yang dibuat di Yayasan Peduli Tuna Daksa, di kawasan Sunter, Jakarta, 7 Maret 2018. Permintaan terhadap kaki maupun tangan palsu cukup tinggi karena setiap harinya yayasan ini mampu memproduksi 20 buah. ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Pekerja mencetak kaki palsu di Yayasan Peduli Tuna Daksa, di kawasan Sunter, Jakarta, 7 Maret 2019. Pembuatan kaki palsu biasanya memakan waktu tidak lebih dari dua jam. Oleh karena itu para penyandang disabilitas yang datang dari jauh bisa menunggu pembuatannya mulai dari pengukuran engsel kaki hingga selesai. ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja memotong bahan pembuatan kaki palsu di Yayasan Peduli Tuna Daksa, di kawasan Sunter, Jakarta, 7 Maret 2019. Sementara untuk yang masuk kategori mampu, untuk mendapatkan satu kaki dan tangan palsu masing-masing dikenakan biaya Rp1.750.000 sementara bagian telapak tangan biasa dibandrol Rp500.000. ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Pekerja memperhalus kaki palsu di Yayasan Peduli Tuna Daksa, di kawasan Sunter, Jakarta, 7 Maret 2018. Persyaratan bagi penyandang tuna daksa mendapatkan bantuan secara gratis, yakni cukup mudah hanya dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari RT dan RW, KTP, pas foto seluruh badan, dan kartu keluarga. ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Pekerja merapikan pembuatan kaki palsu di Yayasan Peduli Tuna Daksa, di kawasan Sunter, Jakarta, 7 Maret 2018. Fokus Yayasan Peduli Tuna Daksa (YTPD) adalah membantu para penyandang tuna daksa khususnya kurang mampu, nantinya mereka dengan mudah bisa mendapatkan bantuan kaki palsu (protesa) dan tangan palsu secara gratis. ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Pekerja melakukan pengecekan kaki palsu baru yang sudah jadi dibuat di Yayasan Peduli Tuna Daksa, di kawasan Sunter, Jakarta, 7 Maret 2018. Melalui niat besar untuk membantu penyandang disabilitas, di tahun 2007 silam, Dada J P Vasmani bertekad mendirikan Yayasan Peduli Tuna Daksa (YTPD) di kawasan Sunter, Jakarta Utara. ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini