Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur program Raytheon Missiles & Defense StormBreaker Alison Howlett mengatakan: “Fleksibilitas operasional senjata meningkatkan kemampuan dan kapasitas F-35". StormBreaker dan F-35B akan terus melanjutkan pengembangan dan pengujian operasional untuk membuktikan keamanan dan kemampuan. Foto : wikimedia.org.
Senjata pintar StormBreaker direkayasa untuk menghadapi berbagai macam ancaman dalam segala jenis lingkungan operasional. StormBreaker dapat menembus kabut, asap, dan hujan untuk meluncur lebih dari 45 mil (72 km) dan menyerang target tetap atau bergerak di darat atau di laut. Foto : Popular Mechanics
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Raytheon bersama Angkatan Laut AS dan Angkatan Udara AS (USAF) telah memulai kegiatan integrasi senjata StormBreake pada F-35 dan F/A-18E/F. Senjata pintar StormBreaker memiliki fitur pencari tri-mode untuk melihat melalui kabut, asap, dan hujan. Ia dapat menggunakan laser semi-aktif atau panduan Global Positioning System (GPS) untuk mencapai target. Foto : Thedefensepost
Bom pintar StormBreaker memungkinkan pilot untuk mencapai target bergerak dalam kondisi cuaca buruk. Setelah integrasi sukses, F-35 akan mampu membawa hingga 20 amunisi StormBreaker mampu menghancurkan target bergerak pada jarak sejauh 70 kilometer, tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca buruk. Foto : Raytheon Missiles & Defense
Jet tempur F-35 Lightning II generasi kelima akan memiliki peningkatan senjata utama dalam waktu dekat yang akan dilengkapi dengan bom luncur 'StormBreaker' yang telah berhasil diuji coba. Tes dilakukan oleh F-35B Angkatan Laut AS yang menggunakan 'senjata yang mendukung jaringan' sebagai amunisi terpandu, mengikuti prosedur operasional yang sama seperti yang digunakan dalam skenario pertempuran. Foto : Wikimedia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini